NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Berondong / Nikahmuda
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Vey Vii

Bianca, adalah wanita berusia dua puluh empat tahun yang terpaksa menerima calon adik iparnya sebagai mempelai pria di pernikahannya demi menyelamatkan harga diri dan bayi dalam kandungannya.

Meski berasal dari keluarga kaya dan terpandang, rupanya tidak membuat Bianca beruntung dalam hal percintaan. Ia dihianati oleh kekasih dan sahabatnya.

Menikah dengan bocah laki-laki yang masih berusia sembilan belas tahun adalah hal yang cukup membuat hati Bianca ketar-ketir. Akankah pernikahan mereka berjalan dengan mulus? Atau Bianca memilih untuk melepas suami bocahnya demi masa depan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Pertama

Bianca dan Daniel menghabiskan malam mereka dengan bersantai dan menonton acara televisi favorit. Besok adalah hari libur, keduanya berniat untuk pergi ke pantai untuk melepas penat setelah sibuk bekerja selama beberapa minggu terakhir.

"Bagaimana jika kita pindah ke kamar ini," pinta Daniel sambil menunjuk kamar utama rumah mereka.

"Kenapa? Apa kau tidak nyaman tidur di kamar tamu?" tanya Bianca.

"Bukan begitu. Sayang sekali kamar luas seperti ini dibiarkan kosong. Bagaimana jika nanti Papa dan Mama datang berkunjung, mereka juga pasti ingin menginap," jelas Daniel.

Ia paham Bianca tidak mau tidur di kamar ini karena ini adalah kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantinnya bersama Darren. Namun, kamar luas dengan segala fasilitasnya ini sangat disayangkan jika tidak ditempati.

"Aku akan meminta orang untuk merenovasi total kamarnya agar terlihat baru dan berbeda. Bagaimana? Kau setuju?" tawar Daniel lagi.

Melihat Daniel bersikeras, Bianca merasa tidak tega. Wanita itu akhirnya setuju dengan sedikit terpaksa.

Terlebih, Daniel kini selalu punya seribu alasan untuk bermalam menemani Bianca di kamar tamu, dan ia juga enggan tidur sendirian. Sangat disayangkan jika kamar seluas itu dibiarkan tak berpenghuni.

Melihat Bianca mulai menguap karena kantuk, Daniel mengajaknya tidur, namun wanita itu menolak dengan alasan film favoritnya belum selesai.

"Sudah pukul sebelas malam. Ayo tidur," ajak Daniel.

"Sebentar lagi, filmnya berakhir tiga puluh menit lagi," tolak Bianca.

Daniel menghela napas panjang. Ia berulang kali memperhatikan Bianca yang sudah menguap berkali-kali, kedua mata wanita itu pun nampak sudah layu.

"Tiga puluh menit itu lama," ujar Daniel.

"Tidak, sebentar lagi." Bianca menggeleng, kedua bola matanya fokus menatap layar televisi. Karena sudah terlanjur mengikuti alur film sejak awal, wanita itu khawatir tidak bisa tidur dengan nyenyak jika tidak bisa mengetahui akhir dari kisahnya.

"Kita bisa menonton ulang besok malam. Ayo tidur!" seru Daniel.

Bocah laki-laki itu segera menekan tombol off pada remote televisi dan menggendong tubuh Bianca ala pengantin baru.

"Hei, turunkan aku!" ucap Bianca terkejut. Tangannya merangkul erat leher belakang Daniel karena khawatir terjatuh.

"Diam saja!"

"Aku bisa jalan sendiri, Daniel. Ayo turunkan aku!" rengek Bianca.

"Jika kau terus memanggil namaku, maka aku akan menggendongmu berkeliling kompleks malam ini. Panggil aku 'sayang'," goda Daniel.

"Tidak mau! Ayo cepat turunkan aku!" Bianca berusaha memberontak. Namun tenaganya masih kalah jauh dibandingkan Daniel. Karena Bianca pun jelas kalah perihal ukuran tubuh.

"Hmm, aku tidak peduli kau mengantuk. Ayo berkeliling komplek!"

Daniel yang semula menggendong Bianca dan berjalan menuju kamar tamu, kini malah berbelok ke ruang tamu dan hendak keluar dari rumah.

"Daniel, jangan bercanda. Ini tengah malam," keluh Bianca.

"Lagi, lagi. Kau memanggil namaku lagi." Kedua mata Daniel melotot.

"Ah, ayolah. Turunkan aku!"

"Panggil aku sayang!"

"Ini pemaksaan!" Bianca mencebik.

Kini mereka sudah berada di depan pintu. Hanya dalam satu kata "Buka", maka pintu itu akan terbuka dan Daniel tidak main-main untuk menggendong istrinya berkeliling.

" Dalam hitungan ketiga. Satu, dua, ti ...."

"Baiklah, sayang!" seru Bianca.

MUACH!

"Aku juga sayang padamu!" Daniel tersenyum puas. Ia berbalik dan menggendong Bianca masuk ke dalam kamar.

Dengan hati-hati, Daniel menurunkan Bianca di atas kasur lalu memasang selimut untuk menutupi tubuh wanita itu.

"Aku harus ke kamar mandi," ujar Bianca.

"Tidak perlu. Ayo tidur!"

"Tapi, kan ...."

"Sayang, kau sudah cantik paripurna. Jika kau semakin cantik, aku khawatir ada yang merebutmu dariku," ungkap Daniel. Ia paham betul kebiasaan Bianca sebelum tidur, yakni melakukan perawatan pada wajahnya.

Mendengar Daniel memanggilnya sayang, Bianca tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Ia lebih memilih untuk diam dan tidak membantah.

"Kau tahu, aku jatuh cinta padamu bahkan saat umurku masih tujuh belas tahun. Kau cinta pertamaku," ucap Daniel sambil memeluk Bianca. Bocah laki-laki itu mengungkapkan perasaannya sambil memejamkan mata.

Lagi-lagi Bianca mendengar sebuah pengakuan yang mengejutkan dari suaminya.

"Sejak saat itu?" tanya Bianca. Ia masih ingat saat pertama kali bertemu Daniel di sebuah mall tanpa disengaja. Saat itu Bianca sudah tahu bahwa Daniel adalah adik dari Darren. Hanya saja, Daniel belum mengetahui status Bianca karena Darren belum memperkenalkannya secara resmi.

"Aku kira kau hanya teman kakakku. Aku sempat patah hati dan kecewa saat Kakak membawamu datang ke rumah dan memperkenalkanmu pada keluargaku," jelas Daniel.

"Itukah sebabnya kau bersikap cuek padaku, seolah-olah kau tidak setuju aku berpacaran dengan kakakmu?" tanya Bianca.

"Memang, aku memang tidak setuju!"

"Lalu?" Bianca mendongak, menatap suaminya yang terpejam.

"Bagaimana lagi, aku harus mengalah karena aku tahu kau tidak akan melirikku. Terlebih, kau jelas-jelas menganggapku adik." Daniel memanyunkan bibirnya.

"Sekarang aku milikmu!" Cup! Bianca mengecup singkat bibir Daniel. Membuat bocah laki-laki itu terkejut hingga kedua matanya terbuka lebar.

Mulut Daniel sedikit terbuka, ia melongo, tidak percaya dengan apa yang baru saja Bianca lakukan padanya.

"Apa aku sedang bermimpi?" batin Daniel. Ia mencubit pipinya sendiri.

"Aww, sakit!"

"Hei, kenapa begitu?" tanya Bianca.

"Apa kau baru saja menciumku?" tanya Daniel.

"Hmm." Bianca mengangguk.

"Aku kira aku sedang bermimpi," ucap Daniel sambil menjil*at bibirnya.

Bianca tersenyum, ia merasa cukup percaya diri mencium Daniel secara terang-terangan. Entah apa yang sedang mendorong hasratnya, wanita itu tampak berani dan berbeda dari biasanya.

***

***

1
Sonny Tulus
Biasa
Sonny Tulus
Kecewa
Sonny Tulus
Buruk
Naniek Istiani
Luar biasa
Siti Aeni
jngn buat Bianca iba sm vania Thor cuekin ajh vania jht iri sm Bianca bgtu hsil boleh rebut stuju bngt sy sm pphnya Bianca buat vania sm daren ssh
Nur baeti
Luar biasa
Teh Yen
trima kasih othor sudah memberikan crita yang bagus menarik sukses.trus othor ku d tunggu novel selanjutnya 😘😘😘
Teh Yen
smoga persalinannya lancar yah
Teh Yen
begitu lebih baik Darren anggap lah dia ank kandungmu sendiri tidka.ush cari tau kalau akhirnya menyakiti hati yah
Teh Yen
akun jg akan marah seperti Bianca kalau tau kenyataannya seperti itu
Teh Yen
whaaatt kenyataan apa ini Vania bener" jahat yah dia melakukan hubungan badan dengan orang lain saat berhubungan dengan Darren dan saat hamil justru Darren yg menjadi kambing hitamnya omg kamu benar" sudah d tipu mentah" Darren
Teh Yen
niat hati ingin menghancurkan hidup bianca tp malah kamu sendiri yg hancur itu karena kamu Tidka pernah merasa bersyukur untuk apapun yg sudah kamu punya Vania dan hukum tabur tuai itu nyata Vania
Teh Yen
hati kamu baik sekali.bianca sungguh seperti malaikat beruntung sekali.daniel punya istri sebaik Bianca
Teh Yen
otakmu dmn Vania sudah jelas" ayahmu yg salah dia sudah melakukan. kejahatan d perusahaan dengan melakukan pencucian uang wajar kalau tuan Abraham melaporkan papamu ke polisi kan aneh ni orang otaknya udh miring kali yah sampe engg tau mana yg benar mana yg salah heran 😏
Teh Yen
ternyata Vania wanita licik dan membawa pengaruh buruk buat Darren dan bodohnya Darren percaya begitu saja dengan semua ucapan Vania tapa bertanya lagi pada Bianca
Teh Yen
benar berarti kamu yg bodoh kemakan ucapan Vania 😤😤
Teh Yen
nyesel kan sekarang Darren 😏
Teh Yen
fix ini mah penyakit hati
Teh Yen
jangan sampe Vania berniat nyelakain kamu Bianca ,,Daniel jangan lama" ninggalin biancanya
Teh Yen
Daniel i love u 😘😘 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!