Aluna gadis lugu yang penuh dengan cobaan hidup. Sebenarnya dia gadis yang baik. Namun sejak dia dikhianati kekasih dan sahabatnya dia berubah menjadi gadis pendiam yang penuh dengan misteri. Banyak hal aneh dia alami. Dia sering berhalusinasi. Namun siapa sangka orang-orang yang datang dalam halusinasinya adalah orang-orang dari dunia lain. Apakah Aluna akan bahagia dengan kejadian tersebut. Atau malah semakin terpuruk. Ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Aku tidak mengerti, siapa sebenarnya yang selalu hadir di sisiku. Memberi perhatian dan tawa di sela-sela rasa sakit yang aku rasakan.
🔥🔥🔥
Mata Aluna terpejam. Menikmati pijatan di kepala. Berbaring dengan kepala di pangkuan Juan. Rasa sakit di sekujur tubuhnya berkurang. Mendapatkan relaksasi dari pijatan di kepalanya yang membuat nyaman.
Entah siapa mereka. Tiba-tiba datang memberi rasa nyaman serta aman . Memberi perhatian berlebih. Memberi kasih sayang yang Aluna butuhkan selama ini. Aluna benar-benar merasa senang.
Pintu kembali terbuka. Masuk dua orang lelaki tegap sambil tertawa terbahak. Mereka langsung melangkah mendekati Aluna.
",Yaaah gue terlambat.. Apa kabar kak. Bagaimana keadaannya.." Salah satu dari mereka menyentuh bahu Aluna.
" Jangan di ganggu. Bebeb baru saja tidur.." Juan mengusir mereka berdua agar menjauhi Aluna.
" Jadi telat kan. Lo sih ngerjain anak orang sampai terkencang-kencing. Sadis... Wkwkwk..."
" Hush.. Jangan berisik. Kalian berdua kalau dibilangin memang ga pernah patuh.." Ucap Juan. Tangannya diletakkan di mulutnya sebagai isyarat.
" Hilih bebeb... Iya. Iya.. Dia juga kakak kesayangan gue kali. Gue kan kangen juga ingin berbincang..."
" Sergio, Viandra kalian berdua bicaranya pelan-pelan. Love biar istirahat dulu ..." Jery melotot memandang orang yang baru saja datang. Aluna hanya mendengarkan tanpa bisa membuka mata.
" Hilih kalian berdua. Iya.. Iya kita diam. Sebentar lagi pasti Davian ikut berkomentar.. " Jawab Sergio sambil mencibir.
" Saya tidak usah berkata apapun. Mending langsung dengan tindakan menyuntik mati kalian berdua saja..." Ucap Davian enteng sambil duduk bersandar di sofa.
" Hilih.. sadis bener dah. Gue juga sayang sama kak Luna kali. Bukan seperti yang ono, yang mengaku menjadi adik kesayangan tapi pas ngobrol tidak pernah dianggap..." Ucap Viandra. Dia akhirnya duduk di sofa di samping Davian . Diikuti oleh sergio. Mereka berdua masih terlihat menahan senyum.
" Sudah diam kalian. Beb.. tutup telinga ya. Jangan dengerin mereka yang berisik.."
Aluna tetap diam. Sama sekali tidak membuka mulutnya. Dia seperti dihipnotis untuk tetap terlelap. Walaupun dengan telinga yang bisa mendengar percakapan mereka.
"Hahahah.. " Sergio tetap tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Viandra pun menimpali. Sepertinya mereka berdua masih berbincang sesuatu yang menggelikan.
" Apa sih yang kalian tertawakan. Cerita dong..." Juan memandang mereka berdua bergantian. Dia taruh kepala Aluna di atas bantal. Memposisikan Aluna pada posisi yang nyaman. Kemudian melangkah mendekati mereka.
" Pengen tahu juga kan Lo. Hahahaha.." Sergio menepuk pundak Juan yang ikut duduk di sampingnya.
"Sakit tahu, tangan Lo ganas juga. Tabokan maut ga lo keluarin kan..."
" Memang Lo mau Juan, Mumpung ada dokter, gue coba ya..." Sergio berdiri dan mengambil ancang-ancang. Tangannya dia acungkan lurus ke atas. Cahaya kebiruan mulai muncul pada jari telunjuk. Merambat ke bawah sampai sebatas siku.
" Sergio, jangan main-main. Berbahaya.." Jerry berteriak.Tidak ingin ada sesuatu terjadi di dalam ruangan itu.
"Apa sih bang.. Gue juga ga serius kali.." Sergio menurunkan tangannya perlahan. Hendak menyentuh telapak tangan Aluna.
" Berhenti Sergio, apa yang mau kamu lakukan!!" Davian bangkit dari duduknya. Mendekati Sergio bermaksud menghalangi apa yang akan dilakukannya. Davian tak ingin Sergio melukai Aluna.
" Jangan sen- tuh..." Viandra berteriak. namun terlambat. Davian sudah menyentuh pundak Sergio. Apa yang dikhawatirkan terjadi juga.
"Tutup terus mata Aluna bang, dia tidak boleh menyaksikan apa yang terja- di.."
Namun terlambat. Mata itu sudah terbuka lebar menatap Sergio dan Davian yang menyala biru. Membentuk sebuah siluet transparan berwarna kebiruan. Seolah dua orang tanpa busana sedang memadu kasih.
" Apa gue bilang.. Sergio cepat lepas kekuatan kamu. Kasian Aluna dia bisa terkontaminasi dengan perbuatan kalian..." Juan berkata sambil menahan senyum. Bagaimana tidak. Posisi Sergio dan Davian terlihat seperti dua orang yang sedang bermesraan. Mending kalau itu laki-laki dan perempuan. Seperti dua orang pria yang sedang bermain hanggar. Hihihi..
Aluna tertegun. Matanya melotot. Dia tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya kaku, tidak bisa digerakkan. Seperti ada energi yang keluar dari warna biru tersebut yang mempengaruhi otot-ototnya.
Sergio mengangkat tangan tinggi-tinggi. Menarik nafas panjang. Mulutnya komat-kamit. Seperti membaca mantra. Dan sekejap kemudian sinar biru itu ilang. Menyisakan Sergio dan Davian yang terlihat lemas dan tubuh yang tidak bisa digerakkan.
" Apa gue bilang. Jangan disentuh. Yang Sergio baca itu mantra cinta. Hahahaha..." Viandra tertawa terbahak-bahak. Bahkan sampai berguling.
" Kalian berdua belok ya ..." Bang Jerry hanya senyum dikulum. Dia memang tidak bisa tertawa lepas seperti yang lainnya.
" Hahahaha.. Kalian gila. Wah harus diabadikan ini. Hahahaha.." Juan tertawa sampai keluar air mata. Dia tidak menyangka mantra itu bisa berakibat fatal untuk yang menyentuhnya.
" Rudal eropa hahahaha..." Jery, Viandra dan Juan berteriak bersamaan sambil tertawa terbahak-bahak. Bahkan Jerry yang tak pernah tertawa bisa juga tertawa.
Davian dan Sergio saling pandang. Pandangan mereka jatuh ke bawah. Kemudian mereka tertawa sambil berlari ke kamar mandi.
" Sergio belajar dari mana mantra itu, Vian. Gue juga mau. Gue bisa gunakan untuk mencari perhatian sama cewek-cewek di bumi." Juan mendekati Viandra. Menepuk punggung Viandra yang masih tertawa.
" Lo tidak bisa mempelajarinya. Lo sudah terikat sama kak Luna. Mantra yang akan diturunkan pada Lo bukan mantra itu tapi mantra lain.." Viandra menjelaskan panjang lebar pada Juan.
" curang ini. Eh.. tapi kok lo tahu. Darimana...? Lo nguping pembicaraan para tetua ya.." Juan semakin mendekat pada Viandra.
" Apaan menguping..." Viandra melihat ke sekeliling. Dia yakin pasti ada yang memantau pergerakannya mereka. "Sstttt... jangan kenceng-kenceng ngomongnya.." Viandra berbisik di telinga Juan.
" Walaupun berkata dalam hati ada yang tahu. Sekalian aja ngomong yang kenceng.." Juan menjauh. Dia mendekati Aluna.
" Beb, tutup matamu. Jangan melotot begitu. Apa kamu sudah terkontaminasi ya.." Juan mengusap kedua mata Aluna. Tak lama mata itu terpejam. Nafas Aluna teratur. Dia tertidur dengan senyuman di bibir.
"Manis sekali sih senyumnya..." Juan tersenyum. Dia pandangi wajah Aluna. " Jangan takut apapun. Kita akan selalu ada untuk mendukungmu. Kita akan membantu kesulitan yang kamu hadapi..."
Juan mengusap kepala Aluna. Entahlah mungkin dihadapan Juan Aluna seperti gadis kecil yang begitu rapuh. Harus dijaga dengan segenap jiwa.
" Jangan modus kamu.." Jery dan Davian berteriak bersamaan saat melihat apa yang Juan lakukan.
" Modus apaan. Bukannya begitu yang seharusnya. Aku ada untuk menjadi penjaganya. Untuk selalu siaga membantu jika dia membutuhkan.." Juan masih menatap wajah Aluna. "Kasian dia, hidupnya selalu mendapatkan masalah. Dia gadis yang baik. Yang selalu merasa tidak enakan. Makanya banyak yang memanfaatkan.."
" Ngomongi apa sih. Serius banget.." Sergio yang telah sadar kembali seperti semula, mendekati mereka. " Ada apa dengan kakak gue. Apa ada yang menyakiti lagi."
" Biasalah kehidupan manusia selalu ada yang iri dengki dan juga cemburu. Melihat ada teman yang sukses dan bahagia mereka pengen juga..." jawab Viandra.
" Ngomong yang jelas napa, Eh .. gue jadi inget kejadian tadi. Hahaha..." Sergio kembali tertawa terbahak-bahak.
" Tertawa aja terus, sudah lewat juga. Masih aja geli. Wkwkwk..." Viandra bisa berkata demikian, namun dia juga tetap tertawa.
" Ada apa memangnya..." Juan menoleh ke arah Sergio.
" Tadi Alisha.. Tahu Alisha kan.." Sergio menghentikan ceritanya. Semua yang di sana mengangguk dengan muka tidak sabar.
" Ada apa dengan Alisha. Cerita jangan sepotong-sepotong..." Davian menjitak kepala Sergio.
" Aduh sakit tahu.. Sabar kenapa..." Sergio mengusap kepalanya yang terasa sakit.
" Lagian bikin penasaran sih lo. Dah.. Ayo lanjutkan. Ada apa dengan Alisha.." Juan memasang telinga lebar-lebar. Dia penasaran dengan apa yang terjadi sebenernya.
" Tadi Alisha nyasar. Dia masuk kamar jenazah. Hahahaha... "
" Kok bisa..."
" Tu gegara Viandra. Dia berdiri di pintu menghalangi jalan. Alisha terpesona. Hahahaha.." Sergio bercerita sambil tertawa.
" Apanya yang lucu..." ucap Jerry . Sudah serius mendengarkan ternyata hanya sepele ceritanya.
" Abang kan tidak mengalami sendiri. Eh tapi Abang paling juga ga bisa tertawa. Secara Abang kan kalem. Wkwkwk..." Viandra kembali terbahak. Senang sekali dirinya bisa membuli teman-temannya. Kemudian dia melanjutkan ceritanya.
" Tunggu dulu bang, ini belum selesai.. Jadi gue itu berdiri di pintu. Terlihat menjulang tinggi untuk Alisha yang tingginya cuma 155. Dia menatap gue tanpa berkedip. Mulutnya sampai melongo tidak tertutup. Itu iler kemana-mana. Lalu gue lihatin dong muka datar gue. Tahu kan tanpa mata hidung dan mulut. Dia shock tu. Lari tunggang-langgang. Dan.. Dan. Hahahaha..." Viandra menghentikan ceritanya karena tidak dapat menahan ketawa.
" Hilih mana yang lucu sih.." Davian berbalik. Dia mendekati ranjang. Karena dia melihat Aluna bergerak.
" Jadi Alisha lari. Bukan menjauh tapi.." Belum selesai Viandra bercerita Davian menghentikannya.
" Sssttt.. Diam dulu. Ada yang aneh dengan tubuh Aluna.." Juan semakin menatap tubuh Aluna.
"Apa yang aneh sih..."
Semua yang disana melihat ke arah Aluna. Tubuh Aluna terlihat bergetar.
"Dia hanya sedang bereaksi dengan obat yang tadi dia minum..."
Davian dan yang lain kembali duduk di tempat semula. Mendengarkan cerita Sergio dan Viandra. Namun sesekali Juan atau Davian memantau Aluna keadaan Aluna. Hanya takut ada reaksi yang menyimpang dari yang seharusnya.
Bersambung
Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Aluna. Dan siapa mereka semua. Ada hubungan apa dengan Aluna.
Terima kasih kepada semua yang telah mampir di novelku. Jangan lupa tinggalkan jejak. Lopee❤️❤️❤️