Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Hari ini mereka akan pindah ke rumah Arthur yang memang sudah lama ia beli. Hanya saja belum ditinggali.
Rumah yang akan mereka tempati tidak jauh dari rumah orang tuanya. Sehingga kedua orang tuanya bisa berkunjung kapan saja untuk menemui cucu mereka.
Begitu pula sebaliknya, cucu mereka yang akan berkunjung nantinya. Carlina berpamitan kepada Nina.
Sebenarnya berat bagi mereka untuk meninggalkan Nina yang sudah berjasa kepada mereka.
"Kalian akan meninggalkan Tante? Tante akan kesepian tanpa kalian."
"Tante bisa berkunjung kok," jawab Carlos yang tidak ada sedihnya sedikitpun. Karena menurutnya mereka juga tidak pergi jauh.
"Peluk Tante sayang," pinta Nina.
Carlos menggeleng, entah mengapa dia tidak mau dipeluk oleh Nina. Padahal sejak kecil, Nina juga ikut andil merawatnya.
"Peluk kakak saja, jangan aku," ucap Carlos.
Nina curi-curi jika ingin mencium pipi Carlos, saat dia lengah. Namun Carlos segera menghapusnya dengan tisu.
"Kami pergi dulu," ucap Carlina. Kemudian keduanya pun berpelukan.
Keduanya menangis, karena persahabatan mereka sudah seperti saudara kandung. Carlina dengan saudara kandungnya saja tidak seperti itu.
Rekha iri pada Carlina, karena Carlina lebih unggul dari dirinya. Dari segi kepintaran Carlina selalu juara.
Saat lomba tari balet, Carlina juga pemenang jika tidak dicurangi. Setelah pelukan mereka terlepas, Carlina menghapus airmata nya.
"Hati-hati," kata Nina.
Carlina mengangguk, Nina berpesan pada Arthur agar memperlakukan Carlina dengan baik.
"Tenang saja, di keluarga kami, para istri adalah ratu rumah tangga," jawab Arthur.
Carlina tersenyum, dalam hati ia berdoa semoga saja ucapan suaminya terbukti. Dan bukan sekedar omong kosong belaka.
Mobil untuk mengangkut barang mereka sudah jalan lebih dulu, seperti sepeda milik Carla dan Carlos juga barang-barang lainnya.
Sementara mobil Arthur hanya membawa mereka saja. Tidak ada barang-barang lainnya.
"Jangan sedih, kalian masih bisa sering ketemu kok," kata Arthur.
Carlina mengangguk. "Dialah sahabatku satu-satunya. Dia banyak berjasa padaku."
"Ya, sahabat yang baik adalah sahabat yang ada disaat sedih dan senang. Mampu tertawa meskipun sedih demi menghibur sahabatnya. Ya seperti itulah kira-kira. Aku tidak banyak teman selain saudara kandung dan saudara sepupuku saja."
"Kok kesini?" tanya Carlina saat mereka sudah tiba disebuah rumah mewah berlantai dua.
Carlina berpikir, mereka akan tinggal bersama mertuanya. Padahal Arthur sudah menyiapkan rumah untuk tempatnya tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
"Ini adalah rumah kita, kamu bebas mengaturnya ulang jika tidak sesuai dengan keinginanmu."
"Pa, kok kita tidak ke rumah Oma dan Opa?" tanya Carla.
"Kita akan tinggal disini, sayang. Jika kalian ingin bertemu Opa dan Oma, dari sini hanya 2 kilometer saja," jawab Arthur.
Para pelayan sudah menunggu, sedangkan para penjaga sudah menurunkan barang-barang mereka.
"Selamat datang Tuan, Nyonya," ucap pelayan serentak sambil menunduk hormat.
"Terima kasih bibik-bibik semua," balas Carlina.
"Bik, mulai hari ini kami akan tinggal disini, dan kalian semua harus patuhi perintah istri dan anak-anak ku," kata Arthur.
"Baik Tuan," ujar mereka serentak. Pelayan disini berjumlah 5 orang. Sementara penjaga sekitar 30 orang dan tukang kebun 3 orang.
"Ayo masuk, papa akan bawa kalian ke kamar kalian."
Merekapun mengikuti Arthur, sedangkan pelayan sudah membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
"Ini kamar Carla," kata Arthur. Merekapun masuk. Carla melihat sekeliling kamar tersebut. Cukup untuk ukuran kamar seorang anak kecil.
"Kamu suka?" tanya Arthur. Carla mengangguk. Kemudian Arthur membawa Carlos ke kamarnya pula.
Baru setelah itu, Arthur pun membawa Carlina ke kamar utama. Yaitu kamar mereka berdua.
"Ini kamar kita," ucap Arthur.
"Kita?" tanya Carlina.
"Hmmm, masa mau pisah kamar, biar bagaimanapun kita sudah pasangan suami istri," jawab Arthur.
"Maaf, bukan itu maksudku. Aku ...."
"Gak usah takut, aku mengerti." Arthur memotong perkataan Carlina.
"Aku ke kamar anak-anak," kata Arthur lagi. Tanpa menunggu jawaban Carlina, Arthur segera keluar dari kamar.
Arthur membuka kamar Carlos, ternyata tidak ada siapa-siapa. Kemudian ia ke kamar Carla juga tidak ada.
Arthur turun kebawah, mencari kedua anaknya. Ternyata mereka main sepeda dihalaman depan.
Arthur tersenyum, ia tau sepeda yang digunakan anaknya bukan sepeda murah. Akhir-akhir ini Arthur lebih sering tersenyum.
Mungkin inilah bukti kebahagiaan meskipun tidak diungkapkan dengan kata-kata. Arthur memanggil keduanya untuk beristirahat.
"Sayang, sebentar lagi Oma dan Opa akan kemari, kalian istirahat dulu ya," pinta Arthur.
Arthur sudah menelpon orang tuanya dan mengatakan mereka sudah pindah ke rumah baru.
Mendengar hal itu, Lina ingin cepat-cepat menemui mereka. Apalagi ia baru merasakan punya cucu. Tentunya ia merasa begitu bahagia.
Arthur meminta mereka mandi dan berganti pakaian, mereka memang anak yang patuh, jadi tidak sulit untuk menyuruh mereka.
Tidak berapa lama sebuah mobil berhenti di halaman rumah tersebut. Pelayan tergesa-gesa membukakan pintu.
Lina langsung masuk, ia sudah tidak sabar bertemu cucunya, padahal baru kemarin mereka bertemu.
Randy tidak bisa berkata apa-apa, hanya menggeleng kepala melihat tingkah istrinya. Mendengar kedua orang tuanya datang, Arthur dan Carlina langsung keluar dari kamar.
Carlina menyalami dan mencium tangan kedua mertuanya itu. Lina kemudian memeluknya.
Disusul oleh Avariella dan Austin mencium tangan Carlina. Biar bagaimanapun Carlina adalah kakak ipar mereka sekarang.
"Mana cucuku?" tanya Lina.
"Sebentar lagi mereka keluar, mungkin masih mandi," jawab Arthur.
Baru saja Arthur mengatakan seperti itu, Carla dan Carlos berlari kecil menuruni tangga. Lina dan Randy yang khawatir pun langsung menghampirinya.
"Sudah wangi, habis mandi ya?" Lina mencium Carlos.
"Iya Oma, papa bilang Oma akan datang," jawab Carlos.
Carlos pun jadi banyak bicara saat bersama keluarga papanya. Kemudian Lina membawanya ke ruang tamu.
"Kalian mau pindah kok gak bilang-bilang," kata Lina.
"Bukannya sudah diberitahu?" tanya Arthur.
"Iya, tapi setelah kalian pindah. Tapi gak apa-apa, sekarang mama bisa berkunjung kapan saja karena kalian sudah dekat."
Lina memberitahu Avariella dan Austin bahwa ia akan menginap. Keduanya hanya bisa menjawab iya saja.
"Mobil kalian bawa saja, nanti mama dan papa minta antar ke kakakmu," kata Lina.
"Kalau begitu aku masak dulu ya Ma," ucap Carlina.
Kebetulan hari sudah sore, Carlina ingin masak untuk makan malam nantinya. Lina pun membantu Carlina masak.
Sementara Avariella dan Austin bermain bersama kedua keponakannya itu. Mereka bermain game online.
"Mama tidak tahu kehidupan kalian disana," ucap Lina disela-sela masaknya.
"Kami baik-baik saja Ma, dan kami juga tidak kekurangan uang," ujar Carlina.
"Syukurlah kalau begitu, apa Arthur baik padamu? Dia itu kaku dan dingin, jadi kamu harus bersabar dan harus bisa mencairkan hatinya."
Carlina tersenyum, karena apa yang ia rasakan tidak seperti yang mereka bilang. Carlina merasa Arthur itu orang yang baik dan hangat. Apalagi dengan anak-anak.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁