Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Setelah acara pernikahan berakhir dan tamu-tamu pergi elara dan alistair akhirnya bersiap untuk pulang ke rumah mereka yang baru namun, momen tersebut tak berjalan semulus yang mereka harapkan karena keluarga Estelle masih mencoba memanfaatkan situasi.
Miranda mendekat dengan senyum yang terlihat manis tapi elara tahu betul maksud tersembunyi di baliknya "Nak Alistair " kata Miranda dengan nada memelas "aku harap kamu tak keberatan jika arabelle sering berkunjung atau mungkin menginap beberapa malam bagaimanapun kakaknya bisa jadi teman untuk Elara kan? Supaya Elara tak merasa kesepian saat kau pergi bekerja".
Mendengar itu alistair tersenyum tipis tak merespons langsung di belakangnya Evelyn memandang Miranda dengan tajam dia tak menyukai betapa terang-terangan keluarga Estelle mencoba ikut campur dalam kehidupan putranya.
Namun miranda terus melanjutkan kali ini dia berpura-pura sedih lalu menoleh kepada elara "elara, sekarang kamu sudah menikah ibu dan ayah akan sangat merindukanmu kau tahu ibu pasti akan sangat kesepian tanpa dirimu di rumah" katanya, lalu mengusap sudut matanya seolah menahan tangis.
Elara tetap tenang, tapi dalam hatinya sudah merasa muak dengan sikap drama ibunya tapi sebelum dia bisa merespons genoveva ayahnya ikut berbicara seakan mendukung ucapan istrinya "itu benar ..elara kami akan sering meminta arabelle mengunjungimu agar kau punya teman di sana lagi pula dengan kau sendirian di rumah itu kami khawatir kau akan merasa tidak nyaman".
Evelyn memandang elara menahan tawa kecil di balik senyumnya dia bisa merasakan ketulusan elara yang tak akan terpengaruh oleh segala cara keluarga Estelle semakin meyakinkannya bahwa menantunya ini adalah pilihan yang tepat untuk putranya menangkap sinyal dari tatapan evelyn elara merasa mendapat dukungan yang cukup.
Tanpa menunggu lebih lama elara menatap ayahnya lalu ibunya dan berkata dengan suara tegas "terima kasih bu ..yah tapi aku akan baik-baik saja sendirian di rumah lagi pula aku harus belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan baru ini".
Jawaban Elara yang lugas dan tegas itu membuat seluruh ruangan hening sejenak miranda dan george tampak kaget dengan ketegasan elara keluarga Estelle tak menyangka elara yang biasanya pasrah dan tunduk pada intimidasi mereka kini mampu bicara setegas itu seolah dirinya sekarang dilindungi oleh duri-duri yang tajam dan tak mudah digoyahkan.
Melihat ekspresi keluarga Estelle Alistair tersenyum tipis lalu memandang istrinya dan bertanya "elara, benarkah kau bisa baik-baik saja? Kau tahu ibumu bilang kau ini penakut dan sulit berbaur dengan lingkungan baru apa kau akan baik-baik saja di rumah tanpa ditemani?”
Alistair tampak serius, tapi sebenarnya dia hanya sedang mengikuti drama yang telah ia rencanakan bersama Elara sebelumnya. Ia ingin melihat bagaimana reaksi keluarga Estelle saat Elara benar-benar menunjukkan sikap beraninya.
Elara menatap Alistair dan tersenyum kecil, membalas dengan tenang, “Aku akan baik-baik saja, Alistair lagi pula aku akan berusaha menyesuaikan diri dan terbiasa dengan lingkungan baruku tak ada yang perlu dikhawatirkan".
Kata-kata Elara bagaikan pisau tajam yang menusuk keluarga Estelle miranda merasa seperti disingkirkan begitu saja meski telah berusaha keras untuk menunjukkan kekhawatirannya raut wajahnya berubah tegang tak bisa menyembunyikan kekesalannya.
Evelyn yang merasa puas dengan jawaban Elara menoleh pada Miranda dengan senyum lebar "nyonya miranda kau lihat sendiri kan? Elara ini wanita yang kuat dan mandiri dia bahkan menolak bantuan kakaknya untuk menyesuaikan diri ...ku rasa kita tak perlu khawatir lagi".
Miranda tersenyum kaku, mencoba menutupi rasa kecewa "ah....ya, benar sekali… Elara memang kuat" tapi matanya menyiratkan kemarahan yang tertahan.
Alistair lalu menatap ibunya Evelyn, dan berkata "bu, kami akan pulang dulu terima kasih atas acara yang begitu meriah malam ini".
Evelyn mengangguk, senang melihat putranya dan menantunya begitu tegar "Baiklah hati-hati di jalan, alistair elara jangan ragu untuk menghubungi kami jika kalian membutuhkan sesuatu dan "Elara…" dia tersenyum penuh arti "ingat kau punya keluarga yang selalu mendukungmu di sini"
Elara mengangguk penuh rasa terima kasih "terima kasih bu aku tak akan lupa".
Dengan kata-kata perpisahan tersebut alistair dan Elara meninggalkan tempat itu meninggalkan keluarga Estelle yang masih terdiam dalam keheningan dan kekesalan sementara keluarga Magnusson menatap kepergian mereka dengan penuh harapan dan kebanggaan.
Ketika sudah tiba di samping mobil yang akan membawa mereka ke rumah baru elara membantu alistair untuk bersiap masuk ke dalam mobil namun sebelum mereka sempat pergi arabelle mendekat dan berdiri di depan elara dengan ekspresi yang terlihat sedih seolah penuh kepedihan yang sengaja ia tunjukkan kepada semua orang yang mungkin sedang memperhatikan.
"Adikku tercinta.."kata Arabelle dengan suara lembut yang diwarnai kesedihan "apa kau benar-benar tidak ingin kakakmu ini menemanimu di rumah barumu? Kau akan tinggal sendirian di sana ketika alistair pergi bekerja tidakkah kau merasa kesepian?"
Elara menatap Arabelle dengan tenang lalu tersenyum tipis dia tahu betul bahwa ekspresi kesedihan yang dipasang arabelle hanyalah sebuah trik untuk memancing simpati orang trik yang selama ini dia gunakan untuk menjatuhkan orang lain secara halus.
"Elara .."lanjut Arabelle lagi, kali ini suaranya terdengar lebih memelas "apa kau benar-benar akan melupakan keluargamu hanya karena sudah menikah?" ekspresinya semakin dramatis berharap setidaknya ada yang memihak dirinya.
Elara menahan diri agar tidak tertawa mendengar ucapan kakaknya yang penuh kepura-puraan itu dia lalu menatap Arabelle dengan mata yang tajam seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan lagi adik yang lemah dan mudah diinjak.
“Aku tidak akan melupakan keluargaku arabelle" jawab elara dengan suara tegas namun tenang "tapi sepengetahuanku kebanyakan seorang wanita yang telah menikah biasanya tidak perlu membawa keluarganya ke rumah suaminya apalagi sampai mengizinkan saudarinya untuk tinggal bersama itu hanya akan memberikan kesan seolah-olah aku tidak menghargai pernikahanku".
Mendengar jawaban elara yang begitu tajam dan lugas wajah arabelle memerah menahan malu dia sama sekali tidak menyangka bahwa elara akan menjawabnya dengan begitu tegas seakan tanpa belas kasih dulu dia bisa dengan mudah mengintimidasi elara tanpa perlawanan namun kini adiknya yang dulu lemah itu berubah menjadi wanita yang kuat bagaikan seekor harimau ganas yang siap mempertahankan haknya.
Melihat Arabelle yang terdiam, Elara melanjutkan, "lagipula ....karena kondisi suamiku yang kurang sehat dan dia harus segera pergi bekerja besok aku rasa lebih baik kami segera pamit"
Elara lalu menoleh kepada evelyn ,frederick dan sebastian lalu memberi salam perpisahan kepada mereka dengan sopan ibu, Ayah, sebastian… terima kasih banyak atas segalanya kami akan segera pulang" ucap elara sambil tersenyum kepada keluarga mertuanya.
Evelyn menatap Elara dengan bangga, senang melihat bagaimana putrinya itu berani berdiri di atas pendiriannya Tentu saja sayang hati-hati di jalan dan jangan ragu untuk menghubungi kami jika ada yang kau butuhkan "kata evelyn sambil tersenyum hangat.
Frederick menepuk bahu Alistair "Jaga dirimu baik-baik nak dan ingatlah keluarga selalu ada untukmu".
Alistair mengangguk dan tersenyum tipis kepada ayahnya "terima kasih ayah kami akan segera pulang Semoga bisa bertemu lagi dalam waktu dekat"
Sebastian yang sejak tadi memperhatikan percakapan dengan senyum sinis hanya mengangguk pelan kepada Elara, menunjukkan bahwa ia menghargai keputusannya.
Tanpa meminta izin kepada keluarganya elara membawa alistair masuk ke dalam mobil dengan tenang, ia menutup pintu dan melambaikan tangan kepada keluarga mertuanya sebelum akhirnya mobil mereka mulai melaju meninggalkan tempat itu.
Melihat mobil yang membawa elara dan alistair perlahan menjauh ekspresi di wajah keluarga Magnusson berubah menjadi lega dan puas mereka merasa telah membuat keputusan yang tepat dengan menerima Elara sebagai bagian dari keluarga evelyn terutama merasa bangga dengan keberanian menantunya yang tak mudah dijatuhkan.
Sementara itu, di sisi lain, keluarga Estelle hanya bisa menahan amarah dan rasa malu miranda dan george menatap dengan tatapan penuh kebencian ke arah mobil yang mulai menghilang dari pandangan mereka mereka tak menyangka bahwa elara yang selama ini mereka pandang rendah ternyata bisa bersikap begitu tegas dan tidak lagi tunduk pada intimidasi mereka.
Arabelle yang masih berdiri dengan wajah memerah karena malu merasa sangat terhina oleh sikap Elara dalam hatinya dan bertekad untuk tidak membiarkan elara begitu saja menikmati kebahagiaannya di keluarga Magnusson dia berjanji akan mencari cara untuk menjatuhkan adiknya itu tak peduli seberapa kuat dan tegar nya Elara kini.
Namun di balik amarah dan niat buruk yang terpendam arabelle tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa adiknya kini bukanlah elara yang dulu.