Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Tamu
Pukul 18.30 WIB
Dua jam yang lalu, Tuan Bara sudah pulang dan mengumpulkan semua pelayan. Beliau mengatakan jika akan ada tamu yang datang dan menyuruh para pelayan menyajikan makan malam serta kudapan.
Hana, Ayu dan Sinta bertugas memasak hidangan berat, sedangkan Siska dan Naomi membuat beberapa kudapan.
"Minggir!"
Sejak tadi Hana selalu saja menyuruhnya minggir, padahal wilayah memasak mereka berbeda. Wanita itu masih tidak terima karena Naomi berani melawannya siang tadi.
Hanya tinggal sedikit lagi masakan Naomi beres, Siska sudah menata kudapan yang matang di atas piring dengan cantik.
Piring-piring itu di letakkan di dalam lemari kaca dulu sebelum nantinya disajikan setelah semua orang selesai menyantap makan malam.
"Mending kamu beresin meja makan aja, biar ini aku lanjutin," ucap Siska.
Naomi mengangguk dan segera menuju meja makan untuk mengelap meja menata peralatan makan. Tuan Bara sudah mengatakan jika tamunya akan datang pukul 7 malam.
"Naomi."
Suara bariton seseorang yang baru saja datang membuat Naomi menoleh, yang memanggilnya adalah tuan mudanya. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya.
Gama menggeleng, "Sebenarnya aku masih ada pekerjaan, tapi Papa menyuruhku pulang karena ada tamu penting," keluhnya pada Naomi.
Naomi yang tidak tau menahu tentang tamu ini hanya tersenyum kecil, "Sebaiknya Tuan segera mandi, sepertinya sebentar lagi tamunya akan datang."
"Benar, kalau begitu aku akan mandi dulu. Nanti kita mengobrol lagi ya?" balas Gama.
Naomi mengacungkan dua jempolnya dan tersenyum menampilkan giginya. Terlihat sangat lucu di mata Gama.
Setelah kepergian Gama, Naomi kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah siap untuk di hidangkan.
"Ini sudah semua kan, Mbak?" tanyanya pada Ayu yang sedang minum.
"Matamu mendadak buta?!! Semuanya sudah tertata rapi dan kau masih bertanya?" sahut Hana.
Bukannya Naomi tidak tau, dia hanya ingin memastikan kembali jikalau masih ada makanan yang belum di taruh piring. "Santai aja Mbak! Sering marah cuma bikin cepet tua," balasnya.
"Dari siang kau selalu saja menjawab ucapanku!!" geram Hana.
"Mulut memang di ciptakan untuk berbicara, kan? Memangnya ada larangan aku tidak boleh
jawab omongan Mbak Hana?"
Balasan Naomi semakin membuat Hana naik pitam. "Kau!!"
"Sudahlah! Waktu kita tinggal sedikit, jangan sampai Tuan Bara menghukum kita semua," sela Siska.
Dia adalah pelayan yang paling tua di kediaman Maharaja, jadi dia sama sekali tidak takut dengan Hana meskipun dia sama saja ikut merundung Naomi.
Akhirnya semua hidangan sudah tersaji di atas meja makan, keempat pelayan itu berdiri berjajar tak jauh dari meja makan. Siap siaga jika ada yang dibutuhkan oleh tuan rumah atau tamu nantinya.
Samar-samar mereka mendengar Tuan Bara menyambut tamunya, ini pertama kalinya Naomi menyambut tamu, jadi dia hanya mengikuti para pelayan yang lain.
"Silahkan, silahkan. Kita makan malam dulu," ajak Tuan Bara kepada ketiga tamunya.
"Di mana Gama?" tanya salah satu tamu yang terlihat seumuran dengan Gama. Wanita yang terlihat sangat cantik dengan dress merah menyala.
"Sepertinya masih mandi. Ayo duduk dulu, sebentar lagi dia akan bergabung," jawab Tuan Bara.
Tuan Bara dan para tamu itu duduk dan saling berbincang sembari menunggu Gama bergabung. "Sepertinya aku baru pertama kali melihat pelayanmu itu," celetuk salah satu tamu.
Tuan Bara ikut memandang ke arah Naomi, "Iya, dia pelayan baru di sini."
Percakapan mereka terhenti kala Gama akhirnya ikut bergabung, "Ini dia yang kita tunggu-tunggu," ucap Tuan Bara.
Sedangkan Gama menatap datar tamu sang ayah. "Ini yang Papa maksud tamu penting?"
"Iya. Ayo duduk, kita mulai acara makan malam ini."
...****************...
"Tidak perlu, Tuan! Saya bisa melakukannya sendiri," kata Naomi.
Saat ini ia sedang mencuci peralatan makan, dan di sampingnya Gama tengah merecokinya karena mengatakan ingin membantunya.
"Tak apa, aku cepat belajar. Ayo ajari aku!" balas Gama.
Naomi menghembuskan napasnya lelah, pekerjaanya tidak akan selesai jika terus diganggu seperti ini. "Tuan duduk saja, aku akan membuatkan teh chamomile untuk anda," putus Naomi.
Mendengar itu, ekspresi Gama berubah sumringah. "Sudah lama aku tidak meminum teh buatanmu. Sudah lama juga kita tidak berbincang tengah malam."
"Kalau begitu aku akan menunggumu di ruang makan."
Naomi menggelengkan kepalanya, dia tidak menyangka tuan mudanya akan bersikap seperti ini. Saat pertama kali dia bertemu, aura pria itu terlihat dingin dan kejam. Ternyata dia juga memiliki sisi manis seperti ini.
"Apa yang kau pikirkan, Naomi!" desisnya pelan dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Awalnya ini bukan tugasnya, tapi lagi-lagi Hana melimpahkan pekerjaan ini padanya. Ketiga pelayan itu sudah kembali ke paviliun sejak tadi, meninggalkannya begitu saja dengan cucian menumpuk.
Lima belas menit kemudian, semua peralatan kotor sudah kembali bersih seperti semula. Hanya tinggal di lap sebelum di masukkan ke dalam tempat penyimpanan. Sebelum itu ia akan membuat teh terlebih dahulu.
Bersambung
Terimakasih sudah membaca 🤗