NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Yang Salah

Takdir Cinta Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Selingkuh / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Kontras Takdir
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Keidupan normal Karina gadis 17 tahun yang baru saja putus cinta seketika berubah, Dengan kedatangan Dion yang merupakan artis terkenal, Yang secara tidak terduga datang kedalam kehidupan Karina, Dion yang telah mempunyai kekasih harus terlibat pernikahan yang terpaksa di lakukan dengan Karina, siapakah yang akan Dion pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang terjadi?

Dion meninggalkan Karina dan Intan di lantai dansa, menuju toilet dengan langkah cepat. Ponselnya bergetar, dan panggilan itu sepertinya tak bisa ia abaikan. Begitu telpon terangkat, terdengar suara lantang dari seberang sana, "Dioooon! Kamu ke mana sih? Dari kemarin nggak ada kabar!" Alisha terdengar kesal, suaranya melengking di telinga Dion.

"Maaf banget, Sha. Aku lupa ngabarin. Kemarin aku tiba-tiba dipaksa sama Mamah nemenin ke Bali," jawab Dion, mencoba memberikan alasan dengan nada sesantai mungkin.

"Bali? Kalau tahu kamu ke Bali, aku pasti pengen ikut!" rengek Alisha, masih dengan nada manja yang khas. "Bulan depan deh, aku ajak kamu ke Bali. Janji. Ini bener-bener dadakan, Sha," Dion berusaha menenangkannya, meskipun ia tahu hatinya sedang bermain dengan api.

"Janji ya! Awas aja kalau bohong!" sahut Alisha yang masih terdengar kesal tapi mulai luluh. "Iya, Sha. Ya udah, aku tutup dulu ya, Mamah manggil." Dion buru-buru mengakhiri percakapan, meskipun kebohongan itu meninggalkan rasa bersalah yang mulai menyesakkan. Namun, ia tahu, mustahil ia bisa jujur pada Alisha soal kenyataan bahwa ia sedang berada di nightclub, bersama dua wanita.

...****************...

Dion kembali ke tempat Karina dan Intan. Mereka masih asyik menari, meskipun dengan gerakan yang menurutnya kocak dan berantakan. Dion tertawa kecil. "Hahaha, kalian ngapain sih joget kayak gitu?" katanya sambil terbahak.

"Lo ke mana aja? Ayo, joget lagi sini!" ajak Intan, tangannya mengayun mengikuti alunan musik yang semakin menghentak. Dion pun bergabung, menikmati suasana malam yang semakin liar. Mereka semua joget, meski tarian Intan dan Karina masih kaku dan sering kali menginjak kaki orang orang di sekitar mereka.

Setelah sekitar satu jam, mereka mulai kelelahan. Nafas tersengal, keringat membasahi tubuh. Mereka duduk sejenak, hingga tiba-tiba seorang pelayan datang menawarkan minuman. Gelas-gelas alkohol di tangannya terlihat menggoda. Karina memandang ragu. Ia belum pernah mencicipi minuman seperti itu sebelumnya.

"Ambil aja, Rin. Kita cobain bareng-bareng," kata Intan menyemangati Karina. "Tapi, Tan, gue" Karina masih bimbang. "Udah, ambil aja. Nih, minum!" Intan menyodorkan segelas alkohol padanya. Karina menghela napas sebelum akhirnya menerimanya.

"Cheers!" seru mereka bersamaan, mengangkat gelas dan meneguk isinya. Rasa hangat mulai merambat di tubuh Karina, juga Dion. Mereka merasakan sesuatu yang berbeda. Ada gairah yang muncul entah dari mana, membuat mereka bertingkah aneh.

Sementara itu, Intan masih sibuk menikmati musik, seolah tak terpengaruh oleh apa yang baru saja mereka minum.

Karina mulai melangkah ke arah sekelompok pria, dengan langkah ringan dan percaya diri, gaunnya yang menggoda membingkai tubuhnya. Senyumnya tipis namun memikat, membuat mata para pria yang ia lewati seolah terhipnotis.

Di sisi lain, Dion merasakan tubuhnya mulai memanas, tetapi pikirannya masih cukup jernih untuk menahan diri dari pengaruh minuman yang terus menyerang kesadarannya. Ia melihat Karina yang kini semakin dekat dengan para pria, tingkahnya yang menggoda membuat Dion mulai merasa cemas.

"Anjing, minuman apa ini, gue udah gak tahan," batinnya, kepanikan mulai merayap. Dengan cepat, Dion meraih tangan Karina, menariknya menjauh dari kerumunan pria yang mulai tertarik. "Intan, ayo kita pulang!" teriaknya kepada Intan yang masih asyik menikmati musik, tak peduli dengan apa yang sedang terjadi.

Dion membopong Karina yang sudah kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Tubuh mereka kini saling bersentuhan, dan hasrat yang tertahan di antara mereka mulai mendidih. Tanpa aba-aba, Karina tiba-tiba menarik leher Dion, mengecup bibirnya. Dion terkejut, pikirannya berteriak untuk menolak, namun tubuhnya seakan tak mampu melawan arus hasrat yang mulai menguasai.

Ciuman itu semakin dalam, mereka saling melumat bibir di tengah keramaian yang sibuk dengan dunianya sendiri.

Tak mampu lagi menahan, Dion membawa Karina ke sebuah kamar di dalam klub. Begitu pintu tertutup, ia langsung membaringkan Karina di atas kasur. Tubuh mereka terbakar oleh panas yang tak tertahankan. Karina, dengan gerakan yang setengah sadar, mulai melepas gaunnya, memperlihatkan kulit putihnya yang membuat Dion semakin tak mampu mengendalikan diri. Tangannya dengan lembut menyentuh tengkuk Karina, bibirnya menyusuri punggungnya yang mulus.

“Aahhh…” erang Karina, tubuhnya mulai merespons sentuhan Dion, menikmati setiap detik kebersamaan mereka. Dion mencumbu lehernya, jemarinya mengelus kulit halus Karina yang semakin memejamkan mata. Malam itu, di tengah kamar yang sunyi, mereka menyerah pada gejolak perasaan dan hasrat yang sudah tak tertahan.

...****************...

Pagi itu tiba dengan sinar matahari yang menembus celah tirai, menerangi dua sosok yang terbaring di atas kasur tanpa sehelai benang pun. Keheningan kamar pecah saat terdengar suara pintu yang dibuka perlahan.

“Ceklek…” Suara pintu terbuka, diikuti oleh teriakan dua orang yang masuk ke dalam. "Dion, Karina! Kalian ngapain?!" seru mereka kaget, menatap tak percaya pemandangan di hadapan mereka: Dion dan Karina yang telanjang di atas ranjang.

Dion dan Karina tersentak, segera terbangun dengan perasaan panik. Karina buru-buru menarik selimut, menutupi tubuh mereka, sementara Dion dengan cepat melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Karina, yang masih dilanda rasa pusing dan kebingungan, mulai menangis.

"Bu, sumpah, Karina nggak sadar sama sekali... tiba-tiba Karina sudah di sini, Bu..." isaknya dengan suara bergetar, menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.

Orang yang memergoki mereka adalah Ibu Mira, ibu Karina, dan Tante Sindy, ibu Dion. Keduanya berdiri terpaku, kaget dan tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.

"Dion, cepat keluar!" seru Tante Sindy dengan nada marah, wajahnya merah padam.

"Iya, bentar, Mah!" jawab Dion dari dalam kamar mandi, suaranya terdengar panik.

Tak lama, Dion keluar dari kamar mandi dengan wajah kusut, pakaiannya tergesa-gesa dikenakan. "Bu, Mah, Dion benar-benar nggak sadar, sumpah. Dion nggak ingat apa-apa. Tiba-tiba Dion udah di sini, Mah," katanya, mencoba meyakinkan kedua orangtuanya yang masih berdiri dengan ekspresi marah dan bingung.

Sementara itu, Karina terus menangis, terlalu bingung dan hancur untuk berkata apa-apa. Ia juga tidak bisa mengingat apapun. "Sudahlah, kita bicarakan nanti di villa. Karina, cepat pakai bajumu," ucap Ibu Mira dengan nada datar, meski terlihat jelas kekhawatiran di matanya.

Karina, yang masih terguncang, bangun dari tempat tidur, tetapi saat ia bergerak, rasa sakit menjalar dari bagian bawah tubuhnya.

"Awww… kenapa sakit begini?" batinnya, kebingungan. Saat Karina bergerak, Ibu Mira dan Tante Sindy tak sengaja melihat noda darah yang menodai sprei di tempat tidur.

Mereka saling berpandangan, kaget. "Sindy, ini sudah tidak benar," gumam Ibu Mira dengan nada khawatir. Karina segera bergegas ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya.

Wajahnya dipenuhi air mata, dan kepalanya terasa semakin berat. "Kenapa gue nggak ingat apa-apa sih...?" lirihnya, masih terisak. Sementara itu, Dion hanya duduk di tepi ranjang, terdiam, mencoba mengumpulkan ingatan dari malam sebelumnya yang terasa kabur dan membingungkan.

"Ayo, kita pulang ke villa. Kita bicarakan semuanya di sana," ucap Tante Sindy dengan tegas. Mereka semua meninggalkan kamar itu dalam suasana yang penuh ketidakpastian, diiringi dengan perasaan bersalah, bingung, dan takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

1
putri cobain 347
absen kk, follback kak
Cmp
Karina sekali-kali nonton Filem india tu
Sof Tia
mampir keceritaku yah jangan lupa
Fa.NT
Ceritanya luar biasa
Fa.NT
bener bener patah hati
Fa.NT
lagi putus cinta Bu, kasian anak mu ini pilu
Sakuya Wish
seru banget, gak bosen bacanya
naya
lanjuttttt thor
Essy Kehi🦋
ceritanya menarik
Lucky One: makasih 🙂
total 1 replies
semangat
keen
satu episode nya terlalu sedikit 🥲
Kia Shoji
Smngat..
Heart Attack
seru sih sejauh ini
spiderwomen
dih ricky🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!