Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9: Ady yang baru tahu
"Ady,"
Ady yang sedang bekerja terkejut lantaran sang mamah yang masuk ke ruang kerjanya sambil menggandeng seorang wanita muda.
"Mamah?" heran Ady dan dia pun beranjak dari duduknya untuk mendekati sang mamah.
"Ady, mamah datang bersama anak teman mamah. Kenalkan namamu sayang," ujar Amanda.
Wanita itu tampak malu-malu, dia mengulurkan tangannya ke Ady sambil menatap Ady dengan senyum manisnya.
"Namaku Grace Wilson," ujar wanita itu.
Ady hanya menatap tangan itu tanpa berniat membalas nya, dia malah membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali menuju kursi kerjanya.
"Ady, yang sopan dong! kasihan Gracenya!" seru Amanda.
Grace merasa tak enak, dia kembali menarik tangannya dan menatap sendu ke arah Ady.
"Apa dia wanita yang dulu mamah sempat jodoh kan?" tanya Ady.
"Iya, dia Grace. Wanita cantik, baik dan anggun. Kau tak perlu khawatir jika menikah dengan dia, dia melayanimu sebagai suaminya sebaik mungkin. Iya kan Grace?" ujar Amanda.
Grace mengangguk malu, sedangkan Ady dia berdecih pelan. Orang tuanya bilang jika mereka sudah membatalkan perjodohan itu, tapi apa ini? dirinya telah di tipu.
"Apa mamahku belum bilang padamu jika perjodohan itu telah batal?" tanya Ady.
"ADY!" peringat Amanda.
Melihat raut bingung Grace, sudah menjadi bukti jika orang tuanya berbohong padanya. Ady pun kecewa, dia tak ingin di jodohkan seperti itu. Apalagi kini statusnya sudah tidak single lagi walau rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja.
"Tante gak pernah bilang jika perjodohan ini batal, tante hanya bilang jika kak Ady tengah mengurus bisnis di Amerika," ujar Grace.
"Dengar ini, kau adalah wanita cantik dan berpendidikan. Banyak laki-laki yang mau denganmu tapi sayangnya bukan aku. JAdi, hentikan perjodohan ini," ujar Ady.
"Ady, mamah gak suka kamu bicara seperti itu!" kesal Amanda.
Ady berdiri, dia menatap sang mamah dengan datar. Bukankah sang mamah telah bilang jika perjodohan itu batal? kenapa disini seperti dia yang di salahkan?
"Sepertinya mamah tidak ingin aku kembali, buktinya kau masih melanjutkan perjodohan ini," ujar Ady.
"Ady mamah ...,"
"Kalau mamah masih menjodohkanku dengan wanita mana pun juga, aku tidak akan pernah kembali ke rumah," ancam Ady.
Setelah mengatakan hal itu, Ady keluar dari ruang kerjanya. Amanda menatap kepergian sang anak dengan sendu, Setelahnya dia melirik Grace yang bingung dengan apa yang terjadi.
"Tante, apa maksudnya ini? apa benar Ady tak ingin di jodoh kan denganku?" tanya Grace.
"Maaf, sepertinya perjodohan ini harus di batalkan. Tante gak mau Ady kabur lagi sari rumah," ujar Amanda.
"Tante, tante gimana sih? kan tante udah janji sama Grace kalau tante akan buat Ady mau menikah dengan Grace, selama bertahun-tahun Grace nunggu Ady tante!" kesal Grace.
Saat Amanda akan menjawab, Grace lebih dulu pergi, dia menggelengkan kepalanya kala melihat tingkah laku Grace yang terlalu kekanak-kanakan. Grace adalah anak sahabat Amanda, dia ingin persahabatan nya dengan sang sahabat semakin erat dengan menikahi anak mereka.
Sedangkan saat ini Ady tengah menenangkan pikirannya, dia telah menjalani mobilnya tak tentu arah. Pikirannya sedang bercabang kemana-mana, dia memikirkan Alea yang masih berstatus menjadi istrinya dan sang mamah yang ingin agar dirinya segera menikah.
Ady pun memutuskan untuk pergi ke rumah Alea, tetapi saat dia telah sampai. Bukan rumah yang dia dapat kan, malahan bangunan hancur dan ditambah garis polisi.
"Ada apa ini?" bingung Ady.
Tak lama ada seorang bapak yang mengenal Ady, bapak tersebut menghampiri Ady dan menepuk bahunya.
"Eh pak Dimas," kaget Ady.
"Loh, pak Ady ngapain disini?" heran pak Dimas.
"Eh maaf pak, ini saya baru kembali dan kenapa rumah istri saya jadi seperti ini pak?" tanya Ady.
Tampak rumah itu hangus terbakar, bahkan sangat tidak layak di huni.
"Loh, memangnya bu Alea gak ngasih tau pak Ady kalau rumah kalian kebakaran?" tanya balik Dimas yang merasa heran.
"Nggak pak, saya baru balik dari liar kota. Ponsel saya hilang dan saya tidak bisa menghubungi istri saya," alasan Ady.
"Jadi begitu ... rumah kalian kebakaran karena korsleting listrik, saat itu bu Alea pulang cepat dan syok melihat rumahnya kebakaran. Dan bahkan sampai pingsan dan di larikan kerumah sakit," terang pak Dimas.
Ady terkejut mendengarnya, terus kemana istrinya itu pergi? Apakah kerumah orang tuanya? pertanyaan itu muncul di benak Ady, semarah apapun dia sama Alea tetapi wanita itu masih sah menjadi istrinya.
"Yasudah oak kalau gitu saya permisi, terima kasih atas infonya," ujar Ady dan kembali ke mobilnya.
Pak Dimas menatap bingung mobil Ady, mobil berjenis Tesla. Pekerjaan apa yang sampai bisa menghasilkan mobil Tesla dalam waktu cepat? kenapa bisa Ady, tetangganya memiliki mobil itu hanya bekerja sebagai pelayan kafe?
"Kerja di luar kota gajinya lebih besar ternyata," gumam pak Dimas.
Sedangkan Ady, kini dia menjalankan mobilnya menuju rumah mertuanya yang hanya di tempati oleh adik iparnya itu. Sesampainya Ady disana, dia oun langsung turun dari mobilnya dan mengetuk pintu rumah tersebut.
TOK!
TOK!
TOK!
Cklek!
"Maaf, cari siapa yah?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja membuka pintu.
"Eh, apa aku salah rumah," gumam Ady dan melihat sekelilingnya.
"Mas! masnya cari siapa?" tanya ibu itu kembali.
"Ibunya siapa yah? bukannya ini rumah adik ipar saya?" bingung Ady.
Raut wajah ibu itu terlihat bingung, dia hanya pembantu yang di tugaskan agar membersihkan rumah. Dia juga tidak tau pemilik sebelumnya tinggal.
"Maaf mas, saya hanya pembantu. Saat saya masuk rumah ini sudah kosong, mungkin adik ipar mas telah menjual rumah ini pada bos saya," terang wanita itu.
Lagi dan lagi Ady di buat terkejut, terus bagaimana nasib sang adik iparnya? dan istrinya? bagaimana keadaan mereka?
"Apa ibu tau dia tinggal dimana?" tanya Ady mencoba untuk mencari tahu.
"Waduh, gak tau mas. Saya hanya pembantu saja," ujarnya.
Ady mengangguk, dia mengucapkan terima kasih dan kembali ke mobilnya. Wanita paruh baya itu memandang mobil Ady takjub, di perumahan kecil seperti ini kedatangan mobil Tesla sungguh sebuah hal yang tak boleh di lewatkan walau sekedar melihat.
Ady pun kembali menuju kediamannya, dirinya menyetir dengan kecepatan sedang. Sungguh saat ini dirinya merasa khawatir pada keluarga satu-satunya yang dimiliki sang istri.
"Aku harus cari Edgar kemana?" frustasi Ady.
Sesampainya di depan rumah, satpam pun menyalakan tombol pembuka gerbang. Mobil Ady masuk kedalam halaman rumah. Ady menghentikan mobilnya, dia keluar dan segera memasuki rumahnya.
"Ady?" gumam Ethan yang melihat sang anak baru saja masuk rumah tanpa melihat dirinya yang sedang duduk di ruang tengah.
"Ada apa dengan anak itu? Kenapa wajahnya kusut sekali?" gumam Ethan.
Ethan pun mengangkat bahunya acuh, dia melanjutkan acara membaca berkas kerjanya. Tak lama, dia melihat sang istri yang pulang dan mendekat ke arahnya.
"Mas," panggil Amanda.
"Kenapa?" bingung Ethan.
"Pasti Ady udah cerita kan tentang kejadian di kantor?" tanya Amanda sambil menduduki dirinya di sebelah sang suami.
"Nggak tuh, baru aja dia pulang. Nyapa aku aja nggak, mukanya lecek banget lagi," ujar Ethan.
Amanda yang haru saja menaruh tasnya seketika terdiam, dirinya kira Ady sudah pulang sedari tadi ternyata belum.
"Baru pulang? aku kira sudah dari tadi?" heran Amanda.
"Kenapa? kamu bahas perjodohan lagi sama Ady? Lupakan itu sayang, biarkan anak kita menentukan wanita pilihannya," ujar Ethan.
"Tapi mas, umur Ady udah gak muda loh! Aku juga mau nimang cucu dari putra sulungku mas!" kesal Amanda.
Ethan menghela nafasnya, dia merangkul sang istri guna menenangkannya.
"Sayang, jodoh itu sudah di atur. Mungkin saja jodoh Ady belum lahir, iya kan?" ujar Ethan sambil menaik turunkan alisnya.
"NGACO KAMU!"