Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
"Lagian kamu emang gak kasihan ya Rik, kamu kan punya adik perempuan. Gimana kalau adik kamu itu ada di posisi Alisya, masih mending Rani ada kamu dan kedua orang tuamu yang akan mensupport dia, sedangkan Alisya dia tidak punya siapa-siapa, bahkan dulu hidup sendiri saja dia susah, apa lagi ini ada Anak. Dia harus beli susu hamil, harus makan makanan yang bergizi, belum nanti dia harus mengeluarkan biaya untuk lahiran." sahut Irfan.
"Aku kira kalian tidak akan ngomongin wanita itu lagi. Jika suatu hari aku ketemu dengan nya aku bisa ambil Anak nya tanpa harus menikahi nya. Apa kata keluarga besarku kalau aku menikahi gadis miskin itu" ucap Erik dengan nada angkuh.
"Astaga, sudah selama ini ternyata kau tidak berubah Rik. Kenapa dulu kau tidak pake pengaman bodoh, giliran sekarang kau malah berniat memisahkan seorang anak dengan ibu nya. Tobatlah Rik, sebelum tuhan menghukum mu, kalau orang tuamu tau, bisa-bisa di coret dari kartu keluarga kamu Rik" sungut Andra kesal dengan sifat angkuh dan arogan teman sekaligus Atasan nya itu.
" Kalau orang tuaku tahu, berarti kalian yang ngadu." ketus Erik sambil menatap tajam ke arah Andra dan Irfan.
"Serah kamu aja lah tuan muda" ucap Irfan malas.
*
*
Alisya, sedang duduk di bangku taman sambil tersenyum melihat putrinya yang sedang bermain degan teman teman nya yang ia temui di taman.
Hari ini Alisya membiarkan Reva bermain sepuas nya. Karena besok dia akan mengjak putrinya itu pindah ke kota J.
Alisya akan membuka cabang di kota itu dengan bantuan Mbak Dewi. Alisya sudah siap jika suatu hari nanti akan bertemu dengan Erik. Baginya dia hanya Pria badjingan yang harus ia lupakan.
"Mama Lefa mau es klim itu" Teriak Reva berlari menghampiri Mama nya. Sambil menunjuk penjual Es krim yang ada di taman.
"Jangan lari-lari sayang, nanti Reva jatuh" ucap Alisya lembut memperingati anak perempuan nya itu.
"Iya mama, maap" cengir Reva memperlihatkan gigi nya. Alisya tersenyum sambil mengelus rambut putrinya.
"Reva, mau nunggu di sini atau ikut mama beli ek krim?" ucap Alisya.
"Itut ma, Lefa tatut sendilian di cini" jawab Reva dengan muka polos nan imut.
Alisya berjalan bersama Reva menuju ke tukang es krim yang ada di seberang jalan.
"Reva mau rasa apa Sayang?"tanya Alisya setelah di depan gerobak penjual es krim.
"Leva mau lasa shutobeli satu, lasa cotat satu mama" jawab Reva belepotan.
"Strawbery satu, rasa coklat satu mang" ucap Alisya pada penjual.
"Ini neng" penjual es krim menyodorkan es nya kepada Alisya.
"Terima kasih mang" ucap Alisya setelah membayarnya.
"Ma Leva mau te Mall, Leva mau beli boneta teddy bel" pinta Reva.
"Oteh Baby" jawab Alisya. Selagi mampu Alisya akan menuruti keinginan Putrinya, namun tidak semua kemauan anaknya Alisya turuti, Alisya tidak mau putrinya jadi manja.
"Holeee....Leva beli boneta ladhi" sorak Reva sambil mengoyangkan pinggulnya.
Alisya langsung saja menciumi setiap inchi wajah putrinya itu, Alisya selalu di buat gemas oleh tingkah putrinya.
Alisya terus menciumi hingga Reva tergelak minta ampun.
"shetoopp mama, hahahhaha" pekik Reva.
"Geli mama " lanjutnya lagi.
"Ampun gak" ucap Alisya.
"Ampun mama, leva minta ampun" pekik Alisya.
Kemudian Alisya melepaskan putrinya.
"Mama, tidak boleh seling seling ciumi pipi Leva ladhi, nanti pipi Leva kempes, ntal Leva tidak cantik ladhi" ucap Reva memarahi mamanya sambil berkacak pinggang dan mata bulatnya melotot, sungguh Alisya tidak kuat menahan tawanya.
"Iya Sayang, maafkan mama" ucap Alisya dengan senyum penuh kasih sayang.
"Ote, Leva maapin, tapi janji mama tidak ditu ladi" sahut Reva sembari menyodorkan jari kelingkingnya ke pada Alisya, Alisya tersenyum lalu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Reva.
"Habiskan es krim mu sayang, katanya kita mau beli boneka teddy" ucap Alisya.
"Iya mama, ini sebental ladi abis" sahut Reva dengan mulut belepotan penuh es krim.
Ada perasaan pilu di hatinya. Menjadi single Mother bukanlah hal yang mudah, ia harus mampu menjadi Ibu sekaligus Ayah buat anaknya, menjadi teman serta pelindung untuk anaknya. Tapi Alisya tidak akan menyerah. Dia akan terus berjuang sekuat tenanga demi kebahagiaan buah hatinya.
Mereka akhirnya pergi ke mall untuk membeli boneka yang di minta Reva.
"Sayang, besok kita akan pindah ke kota J" ucap Alisya. Setelah berada di mobil menuju ke mall.
"Tenapa Ma" tanya Reva
"Mama akan buka Restoran baru di sana, sekalian kita akan tinggal di sana Sayang" jawab Reva menatap dengan teduh ke arah putrinya dari kaca.
"Telus setolah Leva gimana Ma" tanya Reva
"Mama kemaren sudah mengurus kepindahan Reva. Nanti Reva juga akan pindah sekolah di sana" Ucap Alisya lembut, supaya Anak nya paham.
"tidak apa-apa kan Sayang" tanya Alisya sambil menatap anak nya dari kaca.
"Tak apa Mama, Leva akan itut kemanapun Mama pelgi" Jawab Reva tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi nya.
"Terima kasih Sayang" Ucap Alisya. Alisya bersyukur putrinya itu cukup dewasa dari usianya, jadi Alisya tidak begitu sulit menjelaskan ke putrinya.
Anak ku adalah alasanku tersenyum, tertawa, dan menangis.
Dia adalah kebahagiaanku, kefrustasianku, merekalah membuat jantungku berdenyut.
Tapi merekalah segalanya bagiku.
Alisya dan Reva sudah tiba di Mall. Reva minta ke Play ground dulu sebelum membeli bonekanya. Saking antusias nya dia berlari tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Sayang jangan la" ucapan Alisya ke potong
Brug
Reva terjatuh karena menabrak seseorang. Pria itu berjongkong menolong Reva.
"Maaf girl" ucap pria itu kemudian membawa Reva untuk bangun.
"Leva yang minta maap om, kalena Leva tadi lali-lali " ucap Reva sambil matanya berkedip kedip lucu.
"Sakit gak Sayang" tanya pria itu memastikan lutut Reva yang sedikit terluka.
"No ploblem om, Leva anak yang tuat jadi Leva tidak nanis" sahut Reva sok kuat. Gilang yang mendengar itu tersenyum. Dia gemes dengan tingkah lucu Reva. Pria itu Gilang suami Rani adik iparnya Erik.
Gilang memperhatikan setiap inci wajah Reva, dari mata, bibir kek merasa familiar, tapi Gilang menepis semua yang ada di fikiranya.
"Kamu sama siapa Sayang" tanya Gilang.
"Leva cama mama om" sahut Reva.
"Sayang kamj tidak apa-apa?" tanya Alisya yang sudah tiba di depan Reva.
"Dendong mama, tati Leva satit hiks hiks" pinta Reva menangis, Gilang melongo melihatnya, bukankah tadi gadis kecil itu bilang dia kuat, lalu kenapa tiba-tiba menangis. Alisya menggendong putrinya itu.
"Maafkan putri saya tuan" Alisya meminta maaf, karena tadi putrinya sudah menabraknya.
"Tak apa Nyonya" ujar Gilang sambil terkekeh melihat tingkah Reva.
"Reva sudah minta maaf sama om nya belum" tanya Alisya pada putrinya.
"Cudah mama" jawab Reva sesegukan.
"Katanya kuat, jadi sekarang tidak boleh nangis lagi ya" ucap Gilang pada Reva, Reva pun mengangguk kecil.
**Bersambung
jangan lupa like, koment, vote🙏**
"Ok
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana