Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Seharusnya aku yang bertanya bukan kau!" umpat Ara dengan penuh emosi sembari menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Ia benar-benar terkejut saat melihat suami Vivian berada di atas ranjang yang sama dengannya. Terlebih lagi dengan tubuh keduanya yang polos tanpa sehelai benangpun.
Ara tidak bodoh untuk mengetahui apa yang telah terjadi pada mereka, mengingat rasa sakit di area intinya sudah dapat dipastikan kehormatannya telah direnggut oleh kakak iparnya sendiri. Tapi yang jadi pertanyaannya bagaimana bisa? Karena seingatnya, setelah acara selesai ia kembali ke kamar, dan seharusnya Dewa berada di kamar pengantinnya bersama Vivian.
Dewa sendiri masih diam tak menjawab pertanyaan Ara. Otaknya yang kelewat cerdas itu berusaha mengingat apa yang telah terjadi pada mereka, dan bagaimana bisa mereka berada di satu ranjang yang sama dengan keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Dan hanya ada satu jawaban yang paling masuk diakal olehnya saat ini.
"Dasar gadis miskin, kau pasti menjebakku?" tuduh Dewa dengan tatapan tajam mengintimidasi.
Ara yang tengah emosi, sedih, dan kalut terang saja terpancing oleh tuduhan Dewa. Tanpa ba-bi-bu ia mengambil bantal dan memukul Dewa berulang kali.
"Hentikan!" Dengan kasar Dewa menarik bantal tersebut hingga membuat tubuh Ara jatuh kedalam dada bidangnya. Dapat ia hirup wangi mawar dari tubuh Ara, membuat ingatan kejadian semalam mulai bermunculan satu persatu.
"****!" umpatnya dalam hati saat menyadari dia lah yang telah menyentuh gadis miskin itu. "Tunggu dulu! Menyentuhnya? Tapi bagaimana bisa?"
Dewa yang terkejut menatap Ara yang tengah mendorong tubuhnya dengan kasar. Ia bahkan menautkan kedua alisnya dengan bingung atas apa yang terjadi.
"Katakan siapa yang sudah menyuruhmu untuk menjebakku?" tanya Dewa dengan asal karena masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi.
Ara yang mati-matian menahan emosi akhirnya meledak juga, dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya atas tuduhan Dewa.
"Kau memang brengsek! Kau bajingan!" umpatnya dengan terisak.
Melihat Ara menangis. Dewa pun terdiam. Di dalam ruangan tersebut kini hanya terdengar suara tangis Ara, disusul dengan suara Vivian yang memanggil nama Ara dari luar pintu. Membuat keduanya saling menatap dan baru menyadari jika diluar sana ada sosok Vivian.
"Tidak..." Ara mengusap air matanya dengan wajah ketakutan.
Jika Vivian sampai mengetahui ia sudah tidur dengan suami kakak angkatnya itu maka habislah Ara. Bahkan ia bisa didepak dari keluarga Wisnu, dan yang lebih buruknya lagi tuan dan Nyonya Wisnu akan memasukkan Ara kedalam penjara karena sudah menyakiti hati putri kesayangan mereka.
"Cepat bersembunyi di dalam kamar mandi!" Ara menarik Dewa tanpa mempedulikan pria itu akan marah nantinya.
Yang ada dipikiran Ara sekarang hanyalah menyelamatkan diri dari amukan Vivian dan menyelamatkan hidupnya dari kemurkaan keluarga Wisnu.
"Hei, berani kau—"
Dewa terdiam saat mulutnya dibekap oleh Ara. Kedua matanya bahkan terbelalak saat selimut yang menutupi tubuh gadis itu terjatuh, memperlihatkan bekas kissmark hampir di seluruh tubuh polos tersebut.
Ara yang menyadari itu langsung menarik selimut tersebut. Dengan tergesa ia menggeret Dewa turun dari atas ranjang, sampai Ara terjatuh karena menginjak selimut yang menutupi tubuhnya.
"Sakit...." Ara menggerutu dan tangisnya kembali keluar.
Dia menangis bukan karena sakit terjatuh saja, tapi sakit juga dibagian intinya dan kesal karena Dewa jutsru tersenyum mengejek.
Dewa yang tengah mengejek langsung terdiam saat melihat noda diatas ranjang. Noda yang dapat dipastikan milik gadis itu. Atau kata yang lebih tepatnya wanita itu, karena ia sudah mengambil kehormatan tersebut hingga membuat Ara tidak lagi gadis, melainkan wanita seutuhnya.
"Sial kenapa jadi seperti ini? Bagaimana bisa aku menyentuh wanita miskin ini, bukan dengan Vivian?" Umpatnya dalam hati sembari berlalu meninggalkan Ara yang masih menangis diatas lantai.
Palagi pas Ara hamil dan kau yg mendapatkan morning sickness parah.. baru tau rasa kau Dewa 🫣😜