Bagaimana sih seru nya menjadi princes Jihaen Mayleen yang sangat di sayangi oleh empat kakak laki-laki nya yang semua nya adalah pangeran super tampan?
Bagaimana pula kalau pangeran Richard Erling sang pria masalalu Jihaen yang belum selesai malah muncul lagi namun sebagai tunangan Mheyrina sepupu nya Jihaen?
Jihaen cantik,pintar seorang puteri raja pada kenyataan nya kisah cinta nya tak seberuntung kehidupan nya..
Santai dulu gak sih sama novel satu ini
Sebelum merilis novel selanjut nya, kayak nya autor mau santai dulu sama novel yang ringan ini
yuk mampir di novel yang ke-16
Royal Princes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♡ LIA Lestari ♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Royal Princess Chap 17
Setelah itu Mheyrina hanya diam menahan rasa malu, ia selalu pandai menunjukkan ekspresi riang seakan tak terjadi apa-apa. Dasar memang bocil.
Mheyrina ikut masuk dan ia sangat terkejut melihat furniture yang super mahal nan tertata tersebut. namun ia tak ingin menunjukkan betapa ia sebetul nya sangat terpukau.
Tidak berlalu lama, setelah beberapa saat Mheyrina memilih pergi lebih dulu karena di telepon oleh teman nya. Lagi pula ia sudah merasa tak enak setalah kejadian barusan
"kak Jihaen..aku pulang duluan" kata nya
"ya..hati-hati.." senyum Jihaen
Mheyrina segera berbalik pergi dan segera melaju dengan mobil nya, sepanjang perjalanan ia hanya bisa merutuki diri nya yang sangat bodoh barusan.
Untung nya hanya ajudan di sana yang mengingat kan nya. Kalau saja sampai tadi ada orang lain yang mendengar ketika ia menghina sebuah aset bernilai seni tinggi maka sudah pasti ia akan sangat di tertawakan semua orang. Mheyrina merasa sangat malu dan rasa nya ingin sekali menghapus adegan tadi kalau saja itu hanya lah sepotong program pada gadget.
Jihaen kembali ke kerajaan Nirven setelah selesai beristirahat beberapa saat di villa nya tersebut..ia hanya melihat-lihat untuk menambahkan beberapa furniture dan hiasan yang serasi. Jadi setelah selesai mengarah kan nya ia kembali ke kerajaan Nirven dan membiarkan para orang gaji yang bekerja.
mobil yang membawa nya sudah sampai di kota Destra sekitar pukul 13 siang hari. cuaca nya panas dan meski di dalam mobil ini di sediakan ac yang sejuk dan minuman yang menyegarkan namun Jihaen yang terbiasa merakyat merasa terpanggil ketika melihat kedai kopi yang buka.
Kedai itu sering di datangi para nona muda dan tuan muda, begitu juga beberapa teman nya. saat ini kedai itu baru saja buka di jam segini, Jihaen datang di saat yang tepat.., masih lumayan sepi pengunjung..
"tuan puteri Jihaen biar saya yang turun membelikan apa yang anda butuhkan.." kata ajudan saat melihat Jihaen hendak membeli kopi di kedai tersebut.di depan dan belakang mereka mobil pengawal juga ikut menepi.
"tidak apa-apa pak Zhau, saya juga ingin menghirup angin segar" jawab Jihaen pada ajudan yang bernama Zhau itu.
ajudan tersebut tidak berani membantah jadi ia membiarkan Jihaen keluar sendiri namun tetap dalam pantauan mereka.
Jihaen tanpa canggung memesan kopi yang dingin, dan terlihat pelayan pun sudah mengenal nya karena ia memang sering datang kesini. bahkan ia juga berulang kali merekomendasikan kepada teman-teman lain nya bahwa kopi di kedai ini adalah yang terenak jadi mana mungkin para pelayan tidak mengenali nya yang sangat ramah dan supel.
Chiko baru saja akan kembali ke kediaman nya karena sebentar lagi Richard akan tiba menemui nya. ia sedikit mengantuk jadi di tengah jalan ia berhenti sebentar untuk membeli kopi hangat dan kebetulan kedai yang sama dengan tempat Jihaen membeli kopi.
Saat Jihaen baru saja selesai membayar dan berbalik ia kaget dengan orang yang berdiri antri di belakang nya.. Chiko !
Mana mungkin ia melupakan pria yang membuat nya bertengkar hebat dengan Richard dan membuat kesalahpahaman mereka terjadi selama betahun-tahun lama nya. Sudah lama ia tak melihat pria ini..apakah ia sudah kembali lagi ke kota Destra?
"Jihaen..?" Chiko langsung menyebut nama nya
Demi apa pun perasaan Chiko kepada Jihaen sama sekali belum hilang hingga kini. Ia tidak berani maju karena ada nya Richard. Tapi sekarang Jihaen dan Richard sudah lama putus hubungan..lalu Richard telah memilih gadis lain sebagai tunangan nya. Chiko merasa ia memiliki peluang yang sangat besar dengan Jihaen...
Jihaen hanya tersenyum sinis. Sebetul nya sejak dulu hubungan nya dengan Chiko sangat baik. Chiko adalah saudara sepupu Richard yang terlihat sangat mendukung mereka di awal. Namun siapa sangka pada akhir nya pria ini lah yang memfitnah dan memicu kesalahpahaman hingga masalah ia dan Richard semakin besar. dan..parah nya Richard percaya dengan segala fitnahan saudara sepupu nya ini.
Tentu saja apakah Jihaen masih mau beramah-tamah dengan nya. Meskipun ia dan Richard juga tak mungkin lagi namun karena sudah merasakan karakter nya sudah di pastikan kalau Chiko adalah pria yang berbisa seperti ular ber-kepala dua.
Jihaen setelah melemparkan senyum sinis yang membuat Chiko tak nyaman, Jihaen segera angkat kaki pergi tanpa menunggu lebih lama lagi..
"Jihaen tunggu.."kata Chiko menahan nya, ia mencekal pelan tangan Jihaen
Jihaen melirik pergelangan tangan nya yang di pegang Chiko dengan tajam dan terganggu. Chiko rasa mencelos saat Jihaen menatap nya dengan jijik seperti saat ini.
"apa kau masih marah? maaf Jihaen.." kata Chiko dengan suara rendah nya yang berat.., sorot mata nya sangat memohon.., ia memohon untuk Jihaen jangan sampai buru-buru pergi.
"lepaskan tangan mu.." Jihaen berkata datar, ia kesal jika es kopi nya nanti sampai tumpah..apalagi Chiko memegang tangan kanan nya yang sedang memegang es kopi saat ini
"aku hanya ingin minta waktu mu sebentar saja" pinta Chiko lagi dengan bersungguh-sungguh
Jihaen menarik nafas lalu ia memasang earphone di telinga nya..
"pak Zhau, tolong bereskan orang..., aku di ganggu" kata Jihaen
Chiko mengernyitkan alis nya tak mengerti Jihaen berbicara pada siapa di sana. belum sempat ia berbicara sekelompok pengawal masuk dengan seorang berpakaian rapi sopan di depan nya..
"mau apa kalian..?" tanya Chiko setelah merasa dua pengawal memisahkan nya dari Jihaen
"hei aku tidak mengganggu nya, aku hanya ingin bicara..siapa kalian?" Chiko masih heran, ia hanya melihat dengan getir Jihaen menjauh dari nya saat cekalan genggaman tangan nya terlepas dari pergelangan Jihaen
"maaf, tuan muda. kami hanya laksanakan perintah. Tuan puteri Jihaen terganggu dengan anda.." kata ajudan dengan sopan
Tuan puteri? Chiko kaget..! Bukan nya Jihaen seorang nona muda? Kok jadi tuan puteri? Di kota Destra hanya ada satu tuan puteri yaitu tuan puteri kerajaan Nirven. namun Chiko memang tak pernah mengenal nya karena Raja Tobi memang tak pernah mengekpos anak-anak nya demi privasi. seperti nya putera puteri Raja Toby lebih senang hidup berbaur sejak lama.
Lalu kalau Jihaen tuan Puteri, Jihaen adalah tuan puteri dari kerajaan mana? apakah ia tuan puteri kerajaan Nirven? Mungkin kah...?
Belum sempat Chiko berkata lagi..sosok Jihaen dan ajudan juga para pengawal nya sudah pergi dari sana..
Chiko merasa ling-lung. Ia juga seorang putera pejabat yang kemana-mana sering membawa pengawal..namun melihat para pengawal Jihaen tadi jelas sekali mereka banyak untuk ukuran mengawal satu orang. Itu jelas melebihi pengawalan para putera puteri pejabat besar dan gubernur sekalipun.