NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Suami

Suami Pilihan Suami

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Pengganti
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

TAMAT 18 NOVEMBER 2024

Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.

Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.

Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.

Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPS SEMBILANBELAS

"Sayang." Gama keluar dari kamar, matanya tertuju pada wanita yang duduk di sofa ruang tengah. Rupanya, Nathalie benar-benar menunggunya selesai mandi.

Gama sempatkan memutar sofa itu agar menghadap ke arah dapur. Memberikan kecupan di pucuk kepala lalu mendatangi dapur untuk memulai ritual memasaknya.

Ini permintaan pertama bayinya mungkin, dan Gama amat sangat antusias. Hari ini, dia akan buat capcay kuah, selain mudah, capcay lebih sehat bukan?

Dahulu, Mama Aster lebih sering memasak capcay bahkan masuk ke dalam daftar menu favorit keluarga mereka.

Nathalie bersandar, menyaksikan Gama memilih sayuran. Termasuk kapri yang disiangi dengan cepat seolah terbiasa.

Dulu, Nathalie ingin memiliki pasangan yang pandai memasak seperti suami Allura, dan sekarang, Gama hadir seolah mengabulkan harapan-harapannya.

Sesuatu; entah itu tindakan atau pembelaan yang tidak pernah didapat dari Rahardian, kini Nathalie dapat dari seorang Adhigama.

Dering ponsel Gama menggema, Gama sempat berlari ke kamar untuk mengambil gawai miliknya lalu meletakkannya kembali di atas meja sofa dekat dengan Nathalie.

"Siapa?" Nathalie mencecar. Sudah hampir jam sebelas, kenapa masih ada yang berani mengganggu Adhigama.

"Dira."

Benar dugaan Nathalie, tiada lagi manusia yang lancang selain Dira saja. Nathalie ingat betul, dahulu, Dira juga sering menelepon Rahardian di malam hari begini.

Bedanya, Rahardian selalu pergi setelah mendapatkan telepon, sementara respon Gama justru mematikan ponselnya hingga tidak aktif.

"Sepertinya Dira menyukai mu."

Gama terkekeh seraya meraih ayam yang tadi dia cairkan dengan air keran wastafel. Untuk sesekali menatap Nathalie yang bangkit dari sofa lalu mendekatinya.

"Kenapa bisa berpikir begitu?"

"Insting saja," jawab Nathalie.

Nathalie berdiri di sisi Gama yang mulai memotong kecil-kecil ayamnya. Terlihat lihai seperti sudah profesional.

"Kalau insting wanita sekuat itu. Kenapa tidak digunakan saja untuk mendeteksi perasaan pasangannya? Itu lebih bermanfaat dari pada mencurigai sesama wanita bukan?"

"Wanita lebih mampu memahami sesama wanita, apa lagi kalau niatnya buruk."

Gama hanya tertawa kecil. Sesekali, dia sempatkan mengecup pipi Nathalie sebagai pelampiasan gregetnya pada wanita itu.

Nathalie diam saat dicium, karena dia pikir dia nyaman dengan itu. Yah, Gama tidak terlalu mesum untuk ukuran pria dewasa.

Gama bisa menjaga batasannya. Terlebih, setelah Nathalie tahu Gama bukan Rahardian, pria itu seolah sadar akan posisinya.

Tidak sekalipun, Gama memaksanya untuk melayani area bawah. Gama hanya menjaga di kamar, siaga saat Nathalie ingin pipis, pegal-pegal, butuh pijatan atau semacamnya.

Itulah yang akhirnya meluluhkan hati Nathalie sedikit demi sedikit. Di balik ambisinya, Gama cukup berbeda dari kebanyakan pria.

"Kau tidak perlu takut untuk hal yang tidak perlu ditakutkan. Aku bukan Niko yang lebih suka mempercayai wanita ular," tegas Gama.

Nathalie mendengus, agaknya Gama masih cukup mendendam. Padahal, siang tadi Papa Niko bilang padanya untuk membujuk Gama agar mau mempertemukannya dengan Mama Aster.

"Gama--"

"Hmm?" Gama menatap sawi hijau yang Nathalie pegang. "Coba lihat--"

Barusan, Gama membuang sayuran itu ke baki kaca khusus. Lalu, Nathalie meraihnya lagi untuk ditunjukkan padanya.

"Sayuran-sayuran ini tidak berdaya ketika ulat memakan tangkainya." Nathalie perlihatkan keropos yang mencederai tangkai sawi.

"Hmm," respon Gama.

"Kasihan bukan? Meski dalam hidupnya tidak pernah memiliki niat untuk disinggahi Hama, mau tidak mau, dia harus menikmatinya."

Gama menelaah pembicaraan Nathalie, sedikit frasa, tapi ia paham ke mana arah omongan wanita itu.

"Perlu ada seseorang yang bersedia memisahkan sawi ini dari ulat ini. Dan itu yang disebut pasangan."

"Ke mana arah pembicaraan kita?" Gama mulai tahu, walau malas untuk tahu.

"Itu yang terjadi sama Papa dan Mama Aster. Bukankah seharusnya, tidak seorang pun istri membiarkan suaminya dikuasai oleh wanita lain? Sayur ini seperti Papa dan ulat ini seperti Letta, andai Mama Aster peduli, Mama Aster tidak akan pernah membiarkan hama merusak pernikahan mereka."

Gama diam, dan agaknya lelaki itu sedang menahan diri dari kesalnya. Coba saja bukan Nathalie yang bicara, mungkin sisi lain dirinya akan keluar saat itu juga.

Nathalie cukup dominan di hadapan lelaki yang kuat sepertinya. Gama hanya memilih melanjutkan masaknya dari pada meladeni pembahasan yang dia sendiri muak.

Nathalie duduk kembali di sofa saat pinggang mulai pegal-pegal. Dilihatnya, wajah Gama tidak pernah tersenyum sepanjang memasak.

Sampai, Gama mengakhiri kegiatannya, menyiapkan makanan di meja. Gama nyalakan kembali ponselnya, memeriksa jam yang sudah bergerak di angka sebelas.

Nathalie juga sempat tertidur, hingga aroma makanan di meja kembali membangunkan wanita hamil itu.

Alangkah indah, saat membuka matanya, Gama sudah duduk berjongkok di depan Sofanya, menikmati wajah tidurnya lekat.

"Mau lanjut tidur, atau makan?"

"Makan. Aku lapar." Nathalie benar-benar lapar masalahnya. Yah, dia mengantuk, tapi bayinya akan tersiksa jika dia memilih tidur.

Gama bawa princes miliknya ke meja makan, dia akan lihat reaksi bayinya. Suka kah, atau dilepehkan setelah mengunyah.

"Kenapa tidak ada sawi-nya?"

Perasaan sebelumnya, Gama mengiris beberapa lembar sawi, tapi tidak terlihat di mangkuk capcay ayam mereka.

"Kau tidak akan mati hanya karena tidak memakan sawi-nya."

Gama kadung kesal dengan sawi yang diibaratkan Niko, makanya lebih suka membuangnya semua. Dia akui, dia kesal atas pendapat Nathalie tentang Niko.

Itulah sebabnya, Gama tak bisa menunjukkan sisi romantisnya. Nathalie duduk manyun, di kursi, lalu meraih nasi dan sayurannya.

Yah, walau sederhana tapi menggugah selera juga. Rasa di suapan pertama juga enak, walau Nathalie enggan memuji, bahkan sekedar mengakuinya lewat ekspresi saja Nathalie tak bisa.

Justru, raut itu membuat Gama curiga akan sesuatu hal. "Kamu sedang membandingkan makanan ku dengan makanan Sergey?"

Ah, Tuhan, kenapa bisa-bisanya Gama berpikir jauh sekali ke Sergey. "Yah, Sergey lebih baik darimu. Dalam hal apa pun."

Gama sudah cukup kesal oleh pembahasan Niko, sekarang Sergey. "Sayangnya dia tidak bisa menghamili mu."

Nathalie sempat mengernyit. Gama segera merangkup dua pipi wanita itu dengan jarak napas yang menipis. "Kenapa? Tersinggung dengan faktanya? Sergey mu tidak subur."

"Aku tidak lapar." Nathalie unjuk rasa.

"Hanya karena kalah berdebat, kamu membiarkan anak kita terlantar?"

Yah, perut Nathalie menuntut untuk makan tapi Nathalie masih memikirkan kesal yang tidak sudah-sudah. Pada akhirnya, bunyi perut memaksanya mengambil kembali sendok lalu melahap makanannya lagi.

"Good Mommy."

Gama tersenyum, mengecup kening wanita itu, dengan lembut. Bahkan, Nathalie tampak risih ketika Gama terus menerus menciumi pipinya secara runtut.

"Gama!!" Nathalie menegur. Tapi, jawaban Gama justru membuatnya kikuk. "Tidak usah berteriak, aku akan selalu ada di dekat mu."

...Bab selanjutnya, kalian akan tahu siap Novia Novia itu. Semoga meluncur secepatnya ya. Boleh dukung Pasha dg komentar dan like karena vote dan bunga tidak membantu kemerdekaan Pasha di sini....

1
Zainab Ddi
🤣🤣🤣
Zainab Ddi
kisah yg sedih cinta segi tiga
Zainab Ddi
lanjut baca
Zainab Ddi
Uda Nathalia kalo cinta bilang lah
Zainab Ddi
cinta yg membingungkan
Zainab Ddi
Alexa kamu baik.banget
Zainab Ddi
gama kasian.nathali
Zainab Ddi
wah kok Alexa menyeberang Nathalia
Zainab Ddi
Uda tahu dia mau Nathalia kamu maksa Alexa
Tari Fairus
bagus
Defvi Vlog
pasti tor semua karya mu aku tunggu, di novel sebelah KA Pasha pernah nulis ga?
Rizkaa
Luar biasa
Zainab Ddi
author
Zainab Ddi
😭😭😭
Zainab Ddi
lanjut baca
Zainab Ddi
tuh gema gima ada pacarmu
raya
Luar biasa
Kasmiwati P Yusuf
aku bru nemu novel mu tor bab pertama sdh panas,.. aku suka tor ga byk drama2 ga basa basi dlu bru konflik..
Wita
aku suka tulisan novel2 ka acha, gk berbelit2 singkat padat dan berkesan 😊 ku tunggu cerita barunya yah, sehat2 ka pasha ❤
Dian Arnida
weitsss....kok tau?? 🤣
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!