Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasha ngambek
"Ma, pa, Hasha belom pengen nikah. Apalagi nikahnya sama pria itu. Hasha nggak mau, pokoknya nggak mau. Pleasee batalin pernikahannya ya?" malamnya Hasha merengek ke mama dan papanya yang lagi bersantai di ruang tengah.
Ekspresinya memelas. Hanya dia, papa dan mamanya yang berada di sana. Kedua abangnya pergi entah kemana.
"Kamu jangan aneh-aneh deh Hasha. Papa dan mama udah setuju kamu nikah sama Zayn. Kalau kamu nggak mau, harusnya kamu nolak di depan Zayn dan orangtuanya tadi. Lagian kenapa nggak mau? Kan dari remaja kamu ngekorin Zayn terus kata abang kamu." kata sang mama.
"Itu kan dulu ma, sebelum Hasha sadar kalau bang Zayn itu sebenarnya bukan jodoh Hasha. Batalin ya ma, memangnya mama mau Hasha mati disiksa sama bang Zayn?"
"Astaga Hasha. Mama udah kenal Zayn dari lama, dia itu anaknya baik dan hormat sama orang tua, dia nggak mungkin nyiksa kamu. Udah, pokoknya mama pengen kamu nikah sama Zayn dan ngelahirin cucu mama sama papa. Mama nggak bisa berharap lebih sama kedua abang kamu, mereka kayaknya nggak bakal nikah cepet. Jadi, harapan mama sama papa untuk punya cucu yang lucu itu dari kamu. Zayn pasti bisa bibit unggul. Kalo kalian nikah nanti mama yakin nggak butuh lama Zayn ngehamilin kamu."
"Mamaaa!!"
Isaac papanya tertawa. Putrinya kasian juga, dia jadi tidak tega. Tapi sebenarnya dia bisa merasakan Hasha memang suka juga sama calon suaminya itu. Hanya saja ada alasan kenapa dia tidak ingin menikah dengan Zayn. Pasti masalah anak muda.
"Papaa, tolongin Hashaa ..." karena tidak bisa membujuk mamanya, Hasha memelas ke papanya.
"Maafin papa sayang, kamu tahu kan yang berkuasa di rumah ini itu mama kamu."
"Hwaaaaa ... Mama sama papa jahat!"
Seru Hasha merajuk dan melangkah keluar rumah. Mama dan papanya bukannya sedih, justru tertawa karena putri mereka lucu.
"Kamu mau kemana sayang?"
"Mau kabur dari rumah, jangan cari-cari Hasha lagi, hmph!"
Isaac dan Hilda tertawa sembari menggeleng-gele kepala.
"Tapi mama yakin kan putri kita suka sama calon suaminya?" tanya Isaac memastikan. Dia sayang sekali dengan putri bungsu mereka, dan dia tidak mau Hasha menikah dengan laki-laki yang dia tidak dia cintai.
"Udah papa jangan khawatir. Memangnya papa nggak liat apa tadi? Putri kita natap Zayn malu-malu. Mama liat wajahnya merah banget. Flint juga cerita sama mama kalau Zayn udah suka juga sama putri kita dari lama. Tapi dia pengen jadi laki-laki yang berhasil dulu biar putri kita nggak kesulitan saat menikah dengannya. Di mana lagi kita bisa cari laki-laki yang bertanggungjawab seperti Zayn coba? Dari keluarga baik-baik pula. Biar aja putri kita ngambek sekarang, karena mama yakin kedepannya putri kita pasti bahagia bisa nikah sama Zayn." ujar Hilda panjang lebar. Isaac manggut-manggut. Kalau isterinya sudah bilang begitu dia percaya.
Sementara itu Hasha terus mengomel-ngomel sebal pada orangtuanya saat berjalan di halaman rumahnya.
"Dasar orangtua tega, nggak sayang sama anak kandung sendiri. Masa mau nikahin paksa putri mereka sendiri sih? Tega, tega, tega! Sebal!"
Ucap Hasha mengomel-ngomel sendiri sambil menghentak-hentakan lantai yang dia injak dengan kesal. Wanita itu sudah mencapai gerbang rumah. Dia berencana mau makan bakso di lorong sebelah untuk melampiaskan kekesalannya pada papa dan mamanya.
"Non Hasha mau kemana non?" sekuriti yang berjaga di gerbang depan rumah itu bertanya.
"Mau kabur dari rumah mang Nurdin."
Lelaki yang berprofesi sebagai satpam rumah keluarga Hasha itu kaget mendengar jawaban nona rumahnya. Dia cepat-cepat keluar dari pos jaga untuk mendekati si nona muda.
"Mau kabur? Kenapa non Hasha mau kabur?"
Yang lucunya, wanita itu mau kabur dari rumah tapi bilang-bilang.
"Iya. Hasha udah nggak betah tinggal di sini. Masa papa mama Hasha mau nikahin Hasha sama laki-laki jahat. Ya jelas dong Hasha nggak mau. Sekarang coba mang Nurdin pikir, kalau nanti mang Nurdin di paksa nikah sama orang yang pengen mang Nurdin jauhin, mang Nurdin mau nggak?"
"Ya nggak mau dong non."
"Kalau gitu sama. Hasha juga nggak mau. Tapi orang tua Hasha tetap maksa. Makanya lebih baik kabur aja dari rumah. Tapi tenang aja, Hasha nggak kabur beneran kok, cuma pengen makan bakso doang di lorong sebelah. Mang Nurdin jangan bilang-bilang rahasia ini ya. Pokoknya kalo mama papa atau abang Hasha pada tanyain, bilang aja Hasha kabur karena sakit hati. Oke mang?!"
Mang Nurdin menggaruk-garuk kepalanya.
"Jadi non sebenarnya pengen kabur dari rumah apa nggak?"
"Kabur tapi pura-pura. Heheh, bye-bye mang Nur ..."
Perkataan Hasha terhenti pada saat melihat ada mobil sport putih yang hendak memasuki gerbang rumahnya. Ia mengangkat tangan menutupi wajahnya yang silau akibat cahaya mobil.
Bukan mobil abangnya tapi sepertinya dia ingat mobil itu. Mobil siapa ya kira-kira?"
"Dek, ngapain berdiri di depan gerbang?"
Saat kaca mobil di turunkan wajah abang pertamanya langsung terlihat, juga seseorang yang duduk di bangku mengemudi. Mata Hasha berkedip-kedip. Ah pantas mobil itu terasa familiar, karena pemiliknya adalah si laki-laki yang duduk dibangku sopir itu, Zayn.
Kenapa tuh orang datang ke rumahnya lagi sih? Bikin tambah kesal saja.
"Hasha sayang, kamu dengerin abang kan?"
"Hmphh!"
Hasha membuang mukanya dari kedua pria yang menatapnya dari dalam mobil tersebut dan berjalan pergi. Zayn yang melihat kepergiannya memasang tampang khawatir, mau kemana dia? Ini kan sudah malam.
"Hasha! Hasha! Dedek mau kemana?!" Flint berteriak tapi tidak di jawab sama Hasha. Sang adik hanya berbalik sebentar, menjulurkan lidah padanya dan lanjut pergi masuk ke sebuah gang sempit.
"Hasha bilang nggak ke mang Nurdin kalo dia mau kemana?" pandangan Flint berpindah ke si satpam.
"Mm, ta-tadi non Hasha bilang katanya dia mau kabur dari rumah den."
"HAHH?!" Flint berteriak kaget.
Detik itu juga Zayn turun dari mobil dan berlari kencang mengejar Hasha yang masuk ke gang kecil tadi.
thor penasaran sama prisa dan flynn. diterima gak cintanya
kesepian memang bisa membunuh seseorang
punya teman yg disayang tapi sayangnya bukan teman yg baik
jadi kira2 si elis ini merasa bersalah nggak ya??
semoga setelah ini si Elis bisa sadar , dan gak makin membenci dan menyalahkan orang yang bahkan tak salah sama sekali .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍