Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membasmi Hama 2
Lily masuk ke dalam mobil, kali ini dia akan mengunjungi kediaman Damian. Dia yakin, jika hama tidak hanya berada di markas, namun juga di rumah dan di perusahaan.
Mobil Bastian segera meluncur dengan kecepatan yang cukup tinggi, menuju kawasan elit. Sebelumnya dia telah menghubungi pengurus rumah, untuk mempersiapkan segalanya.
Setelah menghabiskan waktu selama 45 menit, akhirnya mobil itu pun sampai, melewati gerbang yang sangat besar. Beberapa orang pelayan dan tukang kebun terlihat bekerja dengan sangat baik pagi hari ini, bahkan tuan Brahma Aditya masih berada di kediamannya, pria itu belum berangkat ke kantor.
"Bastian!" Panggil tuan Brahma Aditya, pria berusia 65 tahun tersebut tengah duduk di ruang tamu sambil menikmati segelas teh. Tubuhnya terlihat sangat kekar, meskipun usianya tak lagi muda. Bahkan wajahnya masih memperlihatkan ketampanan.
"Selamat pagi tuan besar...!" ucap Bastian sambil tersenyum, dia mengajak Lily untuk menyapa tuan Brahma Aditya.
"Calon istrimu?" tanya tuan Brahma sambil mengerutkan dahinya.
Bastian segera menggelengkan kepala, "Bukan tuan besar, ini nona Lily, tunangan tuan Damian, calon menantu di keluarga ini."
"Calon cucu menantu?" tuan Brahma Aditya menatap lekat ke arah Lily, seolah sedang menilainya.
Lily tersenyum tipis sambil membungkukkan tubuhnya sedikit. "Selamat pagi tuan besar!"
Tuan Brahma Aditya mengangguk-anggukkan kepalanya, "Cukup pintar! Selamat pagi, Lily!"
Dia kembali melirik ke arah Bastian, "Apakah sudah ada kabar mengenai Damian?"
Bastian hanya menggelengkan kepala.
"Siapa sebenarnya orang yang telah berani mencari masalah dengan keluarga Aditya? Datang kemari Lily, dan duduk bersama kakek!" ucap tuan Brahma Aditya, namun Lily langsung menggelengkan kepala.
"Maaf tuan besar, saya tidak bisa melakukan hal itu. Kedatangan saya ke tempat ini bukan untuk berkenalan dengan anda, melainkan untuk mencari tahu hama yang berkeliaran di dalam rumah besar ini," jawab Lily dengan sopan, namun berhasil membuat mata pria tua itu langsung membola.
"Hmmm... Cukup berani!" gumam tuan Brahma Aditya sambil melemparkan tatapan tajam, Lily tidak gentar, dia berbalik ke arah Bastian.
"Tunjukkan di mana ruang kendali cctv nya!" ucap Lily, suaranya terdengar sangat datar.
Bastian menoleh ke arah tuan Brahma Aditya, "Maaf tuan besar, kami harus memeriksa cctv untuk mengetahui sesuatu."
Tuan Brahma menganggukan kepala, pria tua itu bangkit dari sofa yang didudukinya, kemudian berjalan untuk memimpin kedua orang tersebut memasuki ruang kendali.
"Masuklah!" ucap tuan Brahma Aditya.
Sebuah ruangan yang sangat besar, ada beberapa layar komputer di sana. Lily meliriknya sekilas, kemudian menganggukkan kepala. Gadis itu berjalan dengan sangat tenang dan duduk di salah satu kursi, kemudian meneliti semuanya.
"Hmm... Cukup cerdik!" ucap Lily sambil menunjukkan seringaian dingin. Bastian dan tuan Brahma Aditya saling berpandangan.
"Apa ada sesuatu?" pria tua itu mendekat, kemudian menjatuhkan bokongnya di atas kursi, tepat di samping Lily. Gadis itu hanya meliriknya sebentar, kemudian fokus dengan keyboard komputer, tangannya bergerak dengan sangat lincah, memasukkan beberapa kode yang tidak diketahui.
Tuan Brahma Aditya sangat bersemangat melihatnya, dia baru saja menemukan berlian di keluarganya, kemampuan Lily benar-benar membuat dia terpukau, pantas saja jika Damian menjadikan gadis kecil itu sebagai calon Nyonya muda Aditya.
"Nona Lily," panggil Bastian.
Lily melirik sekilas, wajahnya berubah menjadi suram. "Seseorang telah sengaja menghapus beberapa kejadian, tapi tidak masalah! Aku hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk membereskannya. Tapi ada masalah baru, sepertinya cctv telah dimatikan selama 2 hari terakhir, itu artinya menghilangnya Damian berhubungan dengan orang-orang yang tinggal di rumah ini,"
Tuan Brahma Aditya langsung memelototkan mata, siapa orang yang telah berani berbuat keji seperti itu? Namun para pelayan yang dipekerjakan di kediaman telah mengabdi padanya selama puluhan tahun, meski tidak sedikit yang baru dua atau tiga tahun bekerja di tempat itu.
Lily kembali fokus, dia tidak hanya mengembalikan rekaman cctv dari beberapa hari yang lalu, namun dari beberapa tahun yang lalu, dia yakin jika hama yang hidup di keluarga Aditya memiliki status yang cukup, sehingga bisa berkeliaran di tempat itu tanpa ketahuan, bahkan melakukan tindakan-tindakan licik tanpa sepengetahuan pemilik rumah.
"Bastian! Urus ini!" ucap Lily, Bastian segera mendekat, kemudian memperhatikan rekaman cctv tersebut dengan seksama. Bahkan tuan Brahma Aditya ikut menggeser kursinya, dan membantu pria itu.
"Dasar pria gila! Ingin mencari masalah denganku? Kau akan menerima balasannya." ucap Lily sambil tersenyum tipis, dia segera mengambil ponselnya, kemudian menghubungi beberapa orang pengusaha yang tergabung dalam grup nya.
📱"Persiapkan uang 5 Trilyun, dalam waktu 1 hari, aku akan memberi pelajaran pada pria tua yang bernama Anton Wijaya, pastikan jika perusahaannya tidak jatuh ke tangan orang lain!" ucap Lily.
📱"Baik miss L!"
📱"Siap miss!"
📱"Bagus! Aku akan membuat saham pria tua itu anjlok dan kalian harus bersiap segera!" ucap Lily sambil menutup panggilan teleponnya.
Sementara tuan Brahma Aditya seakan dejavu mendengar ucapan gadis itu, mungkinkah dia pernah mengenal Lily sebelumnya? Bastian yang menyadari hal itu tersenyum, kemudian menepuk bahu tuan Brahma dua kali.
"Tuan besar, Nona Lily adalah orang yang telah menyelamatkan perusahaan anda beberapa waktu yang lalu, saat ada seseorang yang membobol keamanan dan juga mencuri beberapa data penting." ucapnya menjelaskan.
Mata tuan Brahma Aditya langsung berbinar, dia segera mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
📱"Siapkan uang 10 triliun dan bergabunglah dalam pesta, sepertinya aku juga menginginkan perusahaan milik Anton Wijaya!" ucap pria tua itu sambil tertawa, kemudian menutup panggilan telepon.
Dia berbalik melirik ke arah Lily, "Jadi kau gadis kecil yang telah menyelamatkan perusahaanku? Dunia benar-benar sangat sempit, tidak menyangka jika sebentar lagi kau akan segera menjadi cucu menantuku. Hahaha... Benar-benar bagus!"
Lily mengerutkan dahinya melihat kelakuan pria tua itu, matanya kembali menatap ke arah Bastian seolah meminta penjelasan. Bastian menghembuskan nafas kasar dan menjawabnya dengan santai. "Tuan Brahma Aditya adalah pemilik perusahaan BA Corporation."
Lily menganggukkan kepala, tidak heran jika saat itu Damian terlihat sangat kepo dengan tindakannya, ternyata BA corporation adalah perusahaan yang didirikan oleh kakeknya sendiri.
"Baiklah, waktunya untuk menyapu hama yang tinggal di rumah ini, sepertinya Anton Wijaya telah lama memiliki dendam dengan keluarga Aditya, sehingga mengirimkan 3 orang antek-anteknya untuk bekerja di rumah ini dan menjadi mata-mata." ucap Lily sambil berdiri.
Bastian menganggukkan kepala, sedangkan tuan Brahma Aditya melotot, dia melihat sesuatu yang menonjol di balik punggung gadis kecil itu.
"Hmm... Benar-benar di luar dugaan!" ucap tuan Brahma Aditya dengan suara yang sangat perlahan.
Lily melirik ke arahnya, "Tuan besar, bukankah seharusnya anda maju paling depan? Mari kita lihat, apakah hama itu masih memiliki wajah setelah mengetahui jika rahasia mereka selama ini telah terbongkar?" ucap Lily.
Pria tua itu juga segera bangkit, "Tentu saja, kakek mu ini pasti akan segera menendang mereka jauh-jauh, agar tidak kembali ke rumah ini!"