Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pengawal Viola terkejut dengan kemampuan Kirana
Sementara sang polisi, dia dengan cepat menghampiri Kirana yang masih berbaring di dalam selnya.
Pria itu buru-buru membuka gembok sel sebelum berkata, "kau dibebaskan."
Kirana yang mendengar ucapan sang polisi langsung berdiri, dan perempuan itu keluar dari sel dengan tenang dan menghampiri Ibu mertuanya yang masih sementara berdiri sambil memegang sebuah kipas.
Viola memperhatikan Kirana selama beberapa saat dan perempuan itu merasa aneh bahwa Kirana sama sekali tidak terlihat ketakutan, bahkan wajah perempuan itu terlihat segar.
'Kenapa dia seperti ini? Biasanya dia akan menangis sepanjang waktu,' ucap Viola dalam hati.
Meski merasa aneh, Viola tetap berbalik pergi dan membiarkan Kirana mengikutinya.
Tetapi saat Kirana hendak masuk ke mobil, Viola berkata, "pergi duduk di mobil pengawal!"
Kirana tidak mengatakan apapun, dia langsung pergi ke mobil pengawal dan duduk di kursi penumpang depan sebab hanya satu orang pengawal yang ada di mobil tersebut.
Sang pengawal tidak mengatakan apapun, ia hanya melajukan mobilnya mengikuti mobil yang ada di depannya.
"Bagaimana rasanya menjadi pengawal keluarga konglomerat?" Tanya Kirana membuka percakapan membuat sang pengawal terkejut.
"Kau baru saja bicara padaku?" Tanya sang pengawal yang tak percaya kalau perempuan di hadapannya akan berbicara, sebab biasanya perempuan itu hanya diam saja dan sepanjang hari kemungkinan besar hanya mengucapkan dua kata saja.
"Memangnya siapa lagi yang kubicarai? Atau di mobil ini ada orang lain?" Tanya Kirana sambil mengulurkan tangannya memutar radio di dalam mobil.
"Sebaiknya jangan mencari gara-gara, Aku tidak suka membicarakan sesuatu yang tidak penting," ucap sang pengawal yang tidak senang berbicara dengan perempuan di hadapannya.
"Hm,, kau benar," kata Kirana sambil mengulurkan tangannya membuka sebuah laci rahasia di dalam mobil yang berisi pistol.
Hal itu membuat sang pengawal sangat terkejut sampai ia mengerem mendadak dan mengulurkan tangannya untuk mengambil benda berbahaya itu dari tangan Kirana.
Tapi dengan kelincahannya Kirana menjauhkan benda itu dari sang pengawal sambil tersenyum, "ternyata pengawal ibu mertua mendapat senjata bagus seperti ini. Kira-kira kau berani menghentikan mobilnya untuk merebut ini dariku?" Tanya Kirana membuat sang pengawal merasa kesal.
Tentu saja dia tidak bisa menghentikan mobilnya karena dia harus tetap mematuhi perintah untuk berjarak 5 meter dari mobil tuannya.
"Jangan main-main dengan senjata itu! Cepat kembalikan!" Bentak sang pengawal yang juga tak menyangka Bagaimana cara Kirana bisa mengetahui laci rahasia dalam mobilnya.
Kirana semakin melebarkan senyumnya, "Bagaimana menurutmu kalau aku menggunakan pistol ini menembak kepala majikanmu yang ada di sana itu?" Ucap Kirana sambil memainkan pistol di tangannya dan mengarahkan pistol itu ke arah mobil di hadapan mereka.
"Jangan macam-macam!" Bentak sang pengawal dalam keadaan panik.
"Kau ini terlalu lebay," ucap Kirana sambil menggerakkan jari kelingking dan jari manisnya melepaskan magasin pistol tersebut dan melihat isinya kosong.
"Apa yang kau takutkan?" Tanya Kirana sambil memperlihatkan magazine yang kosong pada pria di sampingnya.
"Tetap saja kau tidak bisa menyentuh barang itu sembarangan! Kembalikan padaku!" Bentak sang pengawal untuk mengambil pistol dari tangan Kirana tetapi Kirana tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke dalam laci dan mengambil peluru yang diletakkan secara terpisah di sana.
Klep klep klep...
Kirana dengan cepat mengisi magazine pistol lalu memasangnya kembali dan mengarahkannya ke arah kepala pria di sampingnya.
"Apa sekarang kau menjadi tawananku?" Tanya Kirana sambil tersenyum membuat sang pengawal kini keringat dingin dengan kelakuan perempuan di sampingnya.
Sedikit saja perempuan itu salah menggerakkan jarinya maka dia akan langsung menjumpai malaikat maut.
"Letakkan senjata itu sekarang juga!" Tegas sang pengawal Dengan keringat dingin bercucuran di pelipis dan punggungnya.
Kirana pun menurunkan senjatanya lalu dengan cepat membongkar senjata itu dan meletakkannya di laci, "aku mau tidur," kata Kirana menurunkan sandaran kursinya dan berbaring dengan nyaman.
Sang pengawal yang ada di sana kini bernafas lega, tetapi pria itu di juga dipenuhi rasa tanya dalam hati tentang bagaimana Kirana bisa mengetahui seluk beluk senjata tersebut.
'apa jangan-jangan perempuan ini sebenarnya bukan perempuan bodoh tapi hanya berpura-pura bodoh saja? Bagaimana bisa orang bodoh mengetahui cara menggunakan senjata dan bahkan menemukan laci rahasia di mobilku?' kata sang pengawal dalam hati.
"Mobil rusak ini harus dibawa ke bengkel. Olinya bocor," kata Kirana yang bisa mendengar dengan jelas Bagaimana kerusakan mesin pada mobil yang sedang membawanya.
Sang pria menatap Kirana dengan kening berkerut, Bagaimana perempuan itu bisa tahu?
Oli mobil ini sudah bocor sejak tadi pagi, tapi dia tidak sempat membawanya ke bengkel gara-gara jadwal Viola yang padat, selain itu dia tidak bisa mengganti mobil karena semua mobil pengawal sedang dipakai.
Sang pengawal menahan pertanyaannya dalam hati selama beberapa menit sampai akhirnya ketika mereka hendak tiba di kediaman keluarga Mataram, dia tidak tahan untuk bertanya.
"Bagaimana kau tahu cara menggunakan senjata dan bagaimana kau tahu kalau mobilku mengalami masalah kebocoran oli?" Tanya sang pengawal membuat Kirana yang sudah terusik akhirnya kembali menaikkan sandaran kursinya lalu duduk menatap sang pengawal sambil mengukir senyuman di wajahnya.
Ditatap seperti itu membuat sang pengawal merasa gugup, hingga dia menjadi sedikit tegang menatap ke depan.
"Aku akan memberitahumu tapi dengan satu syarat," ucap Kirana membuat sang pengawal menatap perempuan di sampingnya dengan heran.
Tidak mungkin perempuan ini bodoh!
Dia hanya berpura-pura bodoh!
"Syarat Apa Yang Kau minta?" Tanya sang pengawal.
"Mudah saja, laporkan semua gerak-gerik ibu mertuaku padaku," ucap Kirana membuat sang pengawal melototkan matanya.
"Apa?! Itu tidak mungkin! Ak--"
"Atau kau mau aku memberitahu seseorang kau menyimpan benda seperti ini dalam mobilmu," kata Kirana menarik sebuah stocking dan pengaman dari salah satu laci rahasia yang berukuran kecil di dalam mobil tersebut.
Wajah sang pengawal langsung berubah pucat, Bagaimana bisa perempuan itu mengetahuinya?
Itu laci yang sangat rahasia, bahkan pengawal lain belum tentu mengetahuinya!
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…