Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Hari ini mereka kembali bersekolah, kali ini mereka diantar oleh papa mereka. Sedangkan Carlina dilarang Arthur untuk kemana-mana.
Karena kejadian kemarin membuat Arthur begitu cemas. Carlina pun hanya bisa patuh.
Dan dia hanya akan istirahat di rumah saja. Padahal ia tidak kenapa-kenapa hanya ditampar dan itu tidak membuat Carlina trauma.
Jika ingin keluar sekalipun, harus ada yang kawal. Carlina tidak mau dikawal, lebih baik ia di rumah saja.
"Bye-bye Ma," ucap Carla dan Carlos saat hendak berangkat ke sekolah.
Sebelumnya ia sudah mencium tangan mamanya. Arthur seperti biasa melakukan hal sama dan itu sudah menjadi kebiasaannya.
Mobil pun bergerak perlahan hingga keluar dari pintu gerbang. Baru setelah itu mobil melaju dengan kecepatan sedang.
"Belajar yang rajin ya, nanti siang papa jemput lagi," ucap Arthur.
Keduanya mengangguk dan mencium tangan sang papa. Arthur mencium pipi kedua anaknya.
Arthur memperhatikan keduanya hingga benar-benar masuk kedalam gerbang sekolah.
Arthur pun melanjutkan untuk pergi ke perusahaan. Saat tiba di parkiran, terlihat para karyawan sudah berdatangan.
Mereka menunduk hormat saat Arthur melewatinya. Arya yang juga baru datang langsung berlari kecil agar bisa mengejar tuannya.
"Panggil Lida keruangan ku!" perintah Arthur.
"Baik Tuan!" Arya pun mengangguk, kemudian keduanya masuk kedalam lift. Arya langsung menuju ruang tempat Lida bekerja.
Arthur menunggu di ruang kerjanya sambil memainkan pulpen nya. Tidak berapa lama Arya masuk bersama Lida.
"Tuan!" Arya menunduk sedikit. Begitu juga dengan Lida.
Arthur memberi kode agar Arya keluar dari ruangannya. Arthur kemudian memerintahkan Lida untuk duduk.
"Saya cukup berpuas hati dengan kinerja mu selama bekerja denganku," ucap Arthur.
"Terima kasih Tuan," ujar Lida sambil tersenyum.
"Tapi dengan dengan sangat terpaksa saya harus memecat mu karena kinerja mu terlalu bagus. Kamu carilah pekerjaan yang sesuai dengan kriteria mu sebagai mata-mata. Dan perusahaan kami keluarga Henderson tidak memerlukan mata-mata, dan juga gaji di perusahaan kami terlalu kecil sehingga ada oknum yang harus mencari gaji sampingan. Mungkin ada perusahaan lain yang bisa menerimamu dengan gaji yang lebih tinggi dari perusahaan kami," kata Arthur panjang lebar.
Lida tertunduk, ia tidak bisa lagi menyangkal. Ia berpikir semuanya akan aman-aman saja. Namun sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya terjungkal juga.
"Aku tidak akan memblokir mu dari perusahaan lain. Aku hanya memblokir mu dari perusahaan keluarga Henderson kami," ucap Arthur lagi.
Lida tubuhnya merasa kaku dan lidahnya terasa kelu untuk berucap. Diawal, saat Arthur memuji kinerja nya bagus, ia berpikir akan di naikan jabatan.
Namun ternyata pujian itu malah membuatnya jatuh terhempas. Di perusahaan lain, tidak ada yang membayar gaji paling tinggi selain perusahaan milik keluarga Henderson.
Makanya, jika diterima bekerja di perusahaan keluarga Henderson, walau hanya sebagai cleaning service, merekapun akan tetap senang.
"Ini gaji terakhirmu, dan ini bonus untukmu, dan ini surat pemecatan mu," ucap Arthur menyerahkan tiga amplop berbeda warna.
Lida masih tidak bisa berkata apa-apa, ia sungguh menyesali perbuatannya. Padahal gajinya disini sudah sangat besar.
Sebagai karyawan biasa saja di berikan gaji 10 -15 juta perbulan. Dan di tempat lain tidak ada yang memberikan gaji sebesar itu.
"Aku masih berbaik hati untuk tidak membawamu ke jalur hukum. Tapi jika sekali lagi kamu berulah, maka aku tidak akan bertoleransi lagi," kata Arthur tegas disertai ancaman.
Lida tidak tahu mau berkata apa? Memang ini salahnya, sudah diberi gaji 15 juta perbulan dan perekonomian keluarganya juga tercukupi.
Namun ia masih belum puas dan tergiur dengan iming-iming uang dari Salsa. Awalnya memang aman-aman saja. Karena Arthur ingin melihat sejauh mana ia bertindak?
Lida masih betah dengan diamnya, tidak ada permintaan maaf terucap dari mulutnya. Dan Arthur juga tidak mempermasalahkan hal itu.
Ia hanya ingin melihat, tindakan apa yang akan dilakukan oleh Lida selanjutnya? Jika ia berubah, maka ia akan selamat dari jeratan hukum.
Jika tidak berubah, seperti yang Arthur katakan. Tidak ada toleransi jika melakukan kesalahan lagi.
Arthur kemudian meminta Arya untuk masuk, dan memerintahkan Arya untuk mengawasi nya hingga keluar dari perusahaan.
Para karyawan lain memperhatikan Lida yang membawa barang-barang nya dan dikawal oleh asisten tuannya.
Sampai ke parkiran, barulah Arya kembali masuk. Lida dengan langkah lesu masuk kedalam mobilnya.
Sampai di luar perusahaan ia masih menoleh kearah gedung tinggi tempat selama ini ia bekerja.
"Aku harus memulai dari nol lagi, mencari pekerjaan ke perusahaan lain," batin Lida, kemudian meninggalkan tempat itu.
"Tuan!" Arya masuk kedalam ruangan Arthur.
"Sudah kamu lakukan?" tanya Arthur.
"Sudah Tuan, saya antar dia hingga ke parkiran," jawab Arya.
"Bagus, sekarang lanjutkan pekerjaanmu!"
Arya segera undur diri keluar dari ruangan Arthur. Arthur yang sedang mengerjakan dokumen tiba-tiba menerima pesan.
Arthur melihat ada kiriman foto, Arthur tersenyum saat melihat foto tersebut. Ia kemudian meletakkan ponselnya kembali di meja kerjanya.
Arthur kembali memeriksa dokumen, pesan masuk lagi dari Carlina, sebuah foto yang menggoda.
Arthur tersenyum lagi. "Nakal, kau mulai menggoda ku ya?" gumam Arthur.
Merasa pesannya di abaikan, Carlina mengirimkan foto lagi dengan pose yang lebih menggoda.
Kali ini Arthur sudah mulai panas dingin, ia bekerja pun kurang fokus karena kiriman foto tersebut.
Arthur melonggarkan dasinya, padahal ruangan tersebut memiliki AC. Arthur kembali melanjutkan pekerjaannya.
Lagi-lagi Carlina mengirimkan foto yang sangat menggoda. Arthur gelisah dengan duduknya.
Merasa tidak kuat lagi, Arthur segera membereskan dokumen tersebut. Menyimpan yang sudah di kerjakan dan yang belum akan ia bawa pulang.
Arthur akan meminta bantuan anak-anaknya untuk mengerjakan dokumen tersebut. Baru saja Arthur bangkit dari duduknya, pintu ruangan diketuk.
"Masuk!" Arthur mendengus kesal karena ada yang mengganggunya.
"Tuan, ada tuan Doni ingin bertemu anda," kata Arya.
"Katakan saya sibuk!"
"Tapi Tuan, dia sudah ada disini."
"Hmmm, suruh masuk!"
Arthur masih merasa jengkel, ia ingin secepatnya pulang ternyata ada yang datang. Arya pun mempersilahkan Doni untuk masuk.
"Tuan!" panggil Doni.
"Katakan, jika ingin membahas anakmu, aku tidak punya waktu!"
"Saya hanya ingin mohon, anda bebaskan anak saya. Dia khilaf Tuan."
"Mengapa tidak memohon kepada polisi? Kan polisi yang menangkapnya?"
"Tuan, anda harus mencabut laporan tersebut, jika tidak, anak saya akan di penjara."
"Boleh! Tapi pilih salah satu, anakmu atau ...?"
Arthur sengaja menggantung ucapannya. Namun Doni sudah mengerti maksud dari perkataan tersebut. Sudah pasti bangkrut.
Itu adalah pilihan yang sulit bagi Doni, perusahaan itu penting, anaknya juga penting. Karena ia selalu didesak oleh sang istri untuk membebaskan anaknya itu.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁