Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Kak,kenapa orang-orang tadi melihat kearah kita terus sama ngarahin ponsel mereka kearah kita..?" Tanya Dika bingung.
"Mungkin mereka melihat kita baru kemari...,tidak usah kamu pikirkan..." sahut Dafa.
"Tunggu kak!" Dafa lansung menhentikan laju kendaraanya secara mendadak karena triakan Dika.
"Dika..,kamu tau,tindakan kamu barusan membahayakan keselamatan kita.." Ucap Dafa namun tidak di dengar Dika karena Dika terus serius melihat kearah sampingnya.Dafa yang melihat Dika terus melihat kearah kirinya,dia pun mengikuti apa yang Dika lihat barusan.
"Apa yang kamu lihat sampai seperti ini?" Tanya Dafa.
"Itu kak,itu kak Tino pacarnya kakak aku..tapi kenapa kak Tino jalan bersama nenek sihir itu.." Ucap Dika menunjuk kearah Tino tengah mengantri di kedai makanan bersama serly.
Dafa mengetahui fakta baru lagi mengenai Devita.
"kakak kamu sudah punya pacar?" Tanya Dafa masih mengikuti Dika melihat kearah Tino dan serly.
"Sudah kak,tapi hampir sebulanan ini aku tidak pernah lagi melihat kakak bertemu dengan kak Tino.Aku mau nanyain ini dengan kakak,kenapa kak Tino jalan bersama nenek sihir itu.." Ucap Dika.
"Baiklah,ayo kita pulang.."Dafa melajukan lagi mobilnya menuju rumah Devita.
tidak lama mereka sampai di rumah yang saat itu waktu sudah menunjukan jam 7 malam.
"Kakak...?"Devita keluar dari dapur dengan pakaian sudah berganti,karena dia sudah mandi setelah memasak tadi.
Devita lansung mengambil bungkusan di tangan adiknya lalu meletakannya keatas meja makan mereka.
"Bersihkan dulu tubuh kamu dek,setelah itu kita makan.."
"Baik kak"
Dika lansung masuk kedalam kamarnya sedangkan Dafa kembali duduk namun matanya terus melihat kearah Devita.
"Tadi kami bertemu dengan kekasihmu!!" Devita menghentikan tangannya menyimpan humburger kedalam piring lalu menoleh kearah Dafa.
"Aku tidak memiliki kekasih!" Jawab Devita.
"Tapi adikmu mengatakan pria tulang itu pacarmu!!" Ucap Dafa tidak mengalihkan tatapannya kearah Devita.
"Kami sudah putus!" Ketus Devita tidak menyukai Dafa membahas masalah pribadinya.
Dafa menyeringaikan senyumannya, entah apa maksud dari seringaian Dafa itu.
"Aku sudah selesai kak.." Ucap Dika membuat Devita melihat kearah adiknya.
"Ayo kita makan ya.."Ucap Devita kemudian menoleh kearah Dafa.
"Jika Tuan mau,marilah makan bersama kami,tapi maaf makanan kami makan pastinya tidak semewah di rumah anda." Ucap Devita tidak mau ramah lagi dengan Dafa.Dafa kembali menyeringaikan senyumannya lalu bangun,berjalan mendekati meja makan dan duduk di dekat Dika.
"Ayo kita makan kak,masakan kakak aku enak loh kak.." Ucap Dika.
"Benarkah...?" Tanya Dika dengan mata Dafa terus melihat kearah Devita yang saat itu sibuk mengambil makanan untuk adiknya.
"Kalau tidak mau,saya juga tidak memaksa anda makan.." ketus Devita lagi.entah kenapa ucapan Devita membuat Dafa semakin ingin sekali memanasi hati wanita itu.
"Aku tidak pemilih dalam memakan makanan,tapi kalau makanannya mengandung racun,bagaimana aku tidak menolaknya..?" Devita lansung menajamkan matanya kearah Dafa yang seolah-olah menuduhnya akan meracuni pria itu,namun Dafa malah terlihat senang karena sudah berhasil membuat wanita di depannya itu kesal.
Devita tidak lagi mengajak Dafa bicara, dia malah berpokus mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Aku tamumu tapi kau tidak memberlakukan aku seperti tamu, bukankah tamu adalah Raja..!"
Devita lansung menghentikan tangannya ingin menyuapi makanan kedalam mulutnya.tampa bicara,Devita mengambil makanan dan minuman untuk Dafa lalu meletakannya di depan Dafa.
"Makanlah tamuku yang terhormat, setelah makan sekiranya anda masih ingat jalan untuk pulang.." Sindiran Devita membuat Dafa tersenyum bahkan ini kali pertamanya dia tersenyum seperti ini.
"Ada jalan pulang dan ada juga jalan untuk kembali.."Jawab Dafa membuat Devita semakin kesal namun sebisa mungkin Devita menahan dirinya.
"Kalian berdua kenapa kak?,Kalian bertengkar..kakak bukannya bunda pernah bilang tidak baik bertengkar saat makan.." Ucap Dika menegur Devita dan Dafa.Dafa kembali tersenyum kemenangan sedangkan Devita menatap tajam kearah Dafa.
"Kami tidak bertengkar dek,kami hanya bicara dengan bahasa orang dewasa. Makanlah makanan kamu..,selesai makan,kemas mainan kamu ya,udah itu kita belajar sayang.." Ucap Devita yang di angguki Dika saat itu.
"Baik kak.." Jawab Dika.
Disamping Dika,Dafa belum menyentuh makanannya membuat Devita melirik kearahnya.
"Kalau aku mau meracuni Anda,sudah sejak tadi aku lakukan saat membuatkan kopi untuk Anda..!" Ucap Devita.
"Aku tau! Aku hanya ingin melihat makanan kamu ini benar masak sempurna atau tidaknya,bagaimana kalau aku lansung sakit perut memakannnya..?"
Telak!Devita mengepal kuat tangannya, Geram dengan Dafa,sungguh kesabarannya sangat di uji oleh pria di depannya itu.Dafa terus saja membuatnya semakin kesal saat itu.
"Tidak mau makan tidak apa-apa juga." ketus Devita lalu melanjutkan lagi makannya.
"Makanlah kak,makanan buatan kakakku pasti akan membuat kakak ketagihan nanti,percayalah.." Ucap Dika.
Dafa mengambil sendok dan garpunya lalu mengambil daging ayam di piringnya,kemudian ingin mencoba mencicipinya namun terhenti.
"Jangan lupa berdoa dulu sebelum makan kak.."
Deg...Dafa lansung terpaku mendengar ucapan Dika barusan yang sangat menampar wajahnya.Dafa lansung mengingat dirinya selama ini tidak pernah berdoa sama sekali walau pun hanya sekedar mengucap syukur untuk hidup dan apa yang dia miliki sekarang ini.melihat itu,Devita melirik kearah Dafa yang masih diam namun Devita kembali meneruskan makannya dan tidak perduli dengan Dafa.
Dafa mengangkat tangannya untuk pertama kalinya dia Berdoa lagi setelah sekian lama tidak pernah dia lakukan selama ini.Apa yang dia lakukan tidak lepas dari lirikan Devita saat itu.
Setelah selesai berdoa,Dafa kembali mengambil sendok dan garpunya untuk kembali mencoba makanan yang Devita berikan padanya.
Saat daging ayam itu masuk kedalam rongga mulutnya,seketika itu Dafa melihat kearah Devita yang tidak memperdulikan dirinya.
Apa yang Dika katakan sungguh benar, makanan dia masak sungguh enak..
Batin Dafa bicara dengan masih menatap kearah Devita.
"Enakan kak...?"Ucap Dika.
"Lumayan tapi lebih enak masakan bibik di rumah.."Sahut Dafa berbohong.
Dafa tidak mau mengatakan kalau sebenarnya makanan yang Devita masak sangatlah enak.Dia tidak mau wanita itu besar kepala kalau dia memuji makanannya secara lansung.Devita mendengar ucapan Dafa barusan,tidak perduli sama sekali. Dia terus melanjutkan makannya tampa malu-malu sama sekali kepada Dafa.
"Kenapa kakak makan mengunakan tangan kiri,tidak tangan kanan seperti kami?" Ucap Dika merasa aneh melihat Dafa begitu lihainya mengunakan tangan kirinya makan dan mengambil apapun saat itu.
"Kakak terbiasa melakukan apapun mengunakan tangan kiri sejak kecil.." Jawab Dafa.
"Oh..gitu.." Ucap Dika.
Devita sudah selesai makan saat itu, sedangkan adiknya dan Dafa belum. namun tidak lama adiknya juga selesai makan lalu lansung membawa piring kotornya menuju tempat cuci.
"Katanya nggak enak,tapi aku lihat ini kedua kalinya Anda mengambil ayam.." Sindir Devita.
"Aku menghargai adik kamu!"Jawab Dafa yang baru saja menyelesaikan makannya.setelah meminum air putihnya dia kembali duduk di ruang tamu.
"Dasar pembohong..!" Omel Devita sambil mengemas meja makannya. Setelah itu dia lansung mencuci piring, tidak tau kalau Dafa pulang setelah berpamitan dengan Dika.
"Dek...kak Dafa kemana?" Tanya Devita tidak melihat Dafa di ruang tamu lagi.
"Barusan kak Dafa pamit sama aku, pulang kak..!" Devita lansung mengernyitkan keningnya mendengar apa yang adiknya katakan.
"Emm gitu..,sini kakak bantuin kamu ngerjain PR kamu..,kakak kunci pintu gerbang kita dulu.." Devita berjalan menuju keluar mengunci pintu gerbang rumahnya lalu menutup pintu rumahnya.
"Dasar balok kayu,udah makan lansung pulang..,ngak ada terimakasihnya sama sekali,balok kayu,balok Es,iiii... Geram aku sama dia.." Gerutu Devita lalu berjalan mendekati adiknya yang tengah mengerjakan PRnya.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱