NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Jika Ku Berubah

Jangan Salahkan Aku Jika Ku Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Balas Dendam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dilla Mustari

seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Rumah sakit

Tika masuk ke kamar Dela dan tidak lupa mengunci pintu kamar tersebut.Tika memberitahukan Dela bahwa Tika sangat curiga dengan salah satu Art di rumah ini. Tika memperlihatkan rekaman CCTV di ponsel Tika. Dela mengambil ponsel Tika dan melihat isi rekaman tersebut.

Saat melihat rekaman tersebut Dela kaget karena selama ini Dela tidak menyadari kalau mereka serumah dengan penjahat. "Ini tidak bisa di biarin Tika, kita harus bertindak segera." Tika hanya mengangguk saja.

Setelah itu Dela mengajak Tika ke rumah sakit untuk melihat kondisi ayahnya itu. Tidak butuh waktu lama Dela dan Tika sudah berada di rumah sakit. Di dalam perjalanan ke ruangan ayahnya Dela.

"Mama sedang apa di sini dan siapa yang sakit.?"

"Dela. Papa nak." Sambil menangis. Dela langsung memeluk Mama Alvin. "Papa pasti baik-baik saja, dan pasti Papa bisa melewati semuanya Mah." Mama Alvin melepas pelukannya dan mengusap air matanya dengan tangannya.

"Tika kamu ke ruangan ayah dulu, nanti saya akan menyusul ke sana." Tika tidak mengatakan apa-apa, dan meninggalkan tempat itu.

"Ayahmu di rawat di sini juga nak, kenapa kamu tidak memberitahu Mama nak.?"

"Maafkan Dela mah, Dela tidak ingin mama khawatir jadi Dela tidak memberitahukan mama. Sekali lagi maaf kan Dela." Dela mengatupkan ke dua tangannya ke depan mama Alvin. Mama Alvin menjitak kepala Dela.

"Ma emangnya Papa sakit apa sehingga di bawah ke sini.?"

"Papa kena tembak dengan orang yang tidak di kenal."

"Emangnya papa di mana sehingga kena tembak."

"Mama juga kurang tahu nak Dela, di mana ceritanya." Dela mengangguk saja sambil menuntun mama Alvin ke duduk di kursi tersebut.

Tidak lama kemudian Alvin datang setelah mengurus administrasi papanya itu. Dan Dela juga pamit untuk ke ruangan ayahnya. Kini mereka tinggal berdua di ruang tunggu. "Alvin kenapa belum ada kabar tentang papamu."

"Mama tenang dulu yah, papa masih di tangani oleh dokter. "tapi kenapa lama sekali ini sudah dua jam lamanya Alvin, papa takut kalau terjadi sesuatu sama papamu nak." Mama Alvin menangis sejadi-jadinya.

*********

Di ruangan lainnya Dela duduk di samping ayahnya. "Bagaimana keadaan ayah sekarang.? "sudah mendingan nak." dela tersenyum melihat ayahnya sudah baikan.

"Kenapa mukamu kayak begitu." Dela menghampiri Tika yang sedang duduk di sofa sambil melihat ponselnya itu. Tika menyerahkan ponselnya ke Dela, Agar dela melihatnya sendiri. "Kurang ajar sekali dia. Tika pulanglah ke rumah jangan sampai dia pergi dari rumah, dan jangan biarkan dia lolos. Setelah kamu menangkapnya suruh orang-orang kita untuk bawa ke markas."

"Baiklah nona Dela." Setelah berpamitan ke ayah Dela. Tika keluar dari ruangan itu. Di dalam perjalanan Tika menghubungi Bram untuk ke rumah Dela sekarang. Setelah menghubungi Bram Tika melajukan mobilnya di atas rata-rata. Tidak butuh waktu lama Tika sudah sampai di rumah Dela. Tika berlari kecil masuk ke rumah untuk mencari orang tersebut.

"Sial, dia sudah kabur." tidak lama kemudian Bram pun datang. Tika mengatakan kepada Bram bahwa orang tersebut sudah tidak ada di rumah. "Tika mungkin dia belum jauh dari rumah ini. Dan apakah dia lewat pintu belakang." Bram dan Tika berlari ke pintu belakang. Benar saja pintu itu sudah terbuka. "kenapa cepat sekali perginya apa ada yang membantunya Bram."

"mungkin yah." Bram berjalan keluar dari pintu belakang dan Bram melihat orang di belakang pohon mangga yang ada di belakang rumah Dela. "Tika kamu jangan berisik dan dia ada di belakang pohon mangga itu." sambil menunjuk ke arah pohon itu.

Tika dan Bram diam-diam berjalan menuju dekat pohon mangga tersebut. Bram langsung membekap mulut orang itu, dan membuatnya pingsan seketika. Setelah misi penangkapan orang tersebut, Tika dan Bram membawa orang itu ke markasnya.

Di dalam perjalanan ke markas Tika menghubungi Dela bahwa orang tersebut sudah di tangkap dan sekarang di bawa ke markas. Setelah selesai laporan Tika mematikan teleponnya dan bersandar di tempat duduknya dekat orang itu.

Tika dan Bram sudah sampai di markas, Bram membawa masuk orang tersebut ke ruangan eksekusi. Bram dan Tika menunggu Dela datang ke markas. Setelah menunggu beberapa menit Dela sudah datang. dan menanyakan di mana orang tersebut. Dela berjalan masuk keruangan yang sudah di tunjukkan oleh Tika dan Bram. Tika dan Bram ikut masuk juga ke ruangan tersebut.

Seperti biasa Dela meminta air untuk menyiramkan orang itu. Dan meminta Bram untuk menyiram orang itu. Setelah orang itu sadar Dela langsung bertanya siapa yang menyuruh untuk mencelakai ayahnya. Tapi orang tersebut tidak mau mengatakan apa-apa. Dela menghampiri orang itu lalu menamparnya dan setelah itu Dela juga menarik rambut orang itu ke belakang.

"sekali lagi aku bertanya kepada mu, siapa yang menyuruh mu." tapi orang itu tetap bungkam dan hanya diam saja. "Oh kalau kamu tidak mau mengatakannya apa-apa baiklah, mungkin dengan cara ini baru kau bisa berbicara. Dela mengeluarkan pisau kecil lalu mengarahkan kepada leher orang. "apa kamu belum mau mengatakan siapa yang menyuruh mu." Dela sengaja melukai sedikit leher orang itu.

"Baiklah, aku akan mengatakannya tapi tolong jauhkan pisau itu di leherku." Dela menyimpan kembali pisau itu. "Cepat katakan, aku ingin tahu siapa yang menyuruh mu."

"Saat itu aku dengan melati ibu mu Dela berteman baik, dan aku dulu sangat dengan William bahkan bisa di katakan aku adalah punya hubungan spesial. Ayahmu William lebih memilih menikahi melati ibumu di banding dengan ku, orang yang dekat dengannya. Ibunya William tidak merestui hubungan kami dan William menikah dengan melati karena di jodohkan oleh kedua orangtuanya. Dan saat itulah aku sangat membenci William dan melati. Bahkan aku pura-pura baik kepada mereka. dan saat itu aku ingin membalas semua rasa sakit hatiku kepada mereka berdua. Dengan menjadi Art di rumahnya sampai sekarang ini. Ibu mu dulu setelah melahirkan mu itu sakit-sakitan, dan aku tidak pernah memberikan obatnya dan aku menggantikan vitamin lalu memberikannya sedikit demi sedikit racun. Dan setelah ibu mu meninggal aku sangat bahagia karena rencana ku berhasil. tepat satu tahun meninggalnya ibu mu. Ternyata di luar kota William menikah dengan ibu tiri mu yang sekarang itu. dan setelah mereka sudah menikah dia kembali ke sini . Rasa sakit hati ku dan benci ku pada William. Dulu dia sangat menyayangi mu, akulah membuat dia tidak suka kepadamu sampai sekarang. Dan setelah dia meninggalkan rumah itu. Tidak ada lagi orang yang mau membantu kejahatan yang ku lakukan. Sampai sekarang aku sangat membenci nya. Dan pada hari itu aku mencampur sedikit minumannya sehingga penglihatannya buram. Dan mendorong nya ke pintu kamarnya itu.

********

1
Ledy Gumay
Lumayan
Nurardillah: terimakasih
total 1 replies
Faadhilah Fauziyyah
Thor, kapan update selanjutnya?
Nurardillah: sabar yah KK.dan update setiap hari kok/Pray/
total 1 replies
Levi Ackerman
Bikin nggak tidur!
Nurardillah: hehehe 👍☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!