Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Setelah Brianna tertidur selama kurang lebih tiga jam, Brianna pun membuka matanya. Ia merasakan berat di bagian perutnya. Dan saat Brianna menundukkan kepalanya, ia melihat tangan kekar Allard sedang melingkar di sana. Perlahan Brianna melepaskan tangan Allard, tapi pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Al bangun. Kita melewatkan makan siang, dan sekarang aku lapar." Ucap Brianna saat Allard masih terus saja memeluknya.
"engghh, sebentar lagi." Jawab Allard dengan suara paraunya.
"Aku sudah sangat lapar, Al. Ayo bangun." Sahut Brianna.
Akhirnya Allard pun membuka matanya lalu mencium pipi Brianna.
"Aku tadi mencarimu." Kata Brianna sengaja memancing Allard dengan pertanyaan tersebut.
"Maaf aku meninggalkanmu sebentar tadi. Aku berbincang dengan relasi bisnisku." Jawab Allard yang kini sudah beranjak dari kasur.
"Berbincang dimana?" Tanya Brianna.
"Tentu saja di lobby resort sayang." Jawab Allard.
'Dia berbohong.' Gumam batin Brianna.
Brianna tak mau memperpanjang permasalahan tersebut meskipun sebenarnya benaknya kini dipenuhi dengan ribuan pertanyaan. Ia memilih untuk membiarkannya saja, toh Allard hanya berbincang saja dan tak lebih.
Brianna pun mengikuti Allard yang sudah masuk lebih dulu ke dalam kamar mandi. Brianna berdiri di samping Allard dan ia pun membasuh wajahnya di wastafel. Allard yang masih berdiri di sana dan sedang mengelap wajahnya dengan handuk kecil pun terus saja memperhatikan Brianna. Ia merasa ada yang beda dalam diri Brianna.
"Ada apa honey? Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Allard yang membaca gurat kekhawatiran di wajah Brianna.
"Tak ada, ayo cepat. Aku sudah sangat lapar." Ujar Brianna dan langsung keluar dari kamar mandi.
Allard mengikutinya dan memperhatikan gerak-gerik Brianna.
Brianna membuka koper dan mengambil satu dress semi formal. Brianna sengaja memilih dress itu karena menurutnya baju itu lebih simple. Tanpa ada rasa malu lagi, Brianna pun membuka semua pakaiannya di depan Allard dan Brianna hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.
"Honey kau menggodaku?" Tanya Allard yang kini sedang memakai jas formalnya. Allard tetap memakai pakaian resminya karena di bawah masih tersisa beberapa relasi bisnisnya. Ia juga memakai coatnya karena rencananya ia akan makan di rooftop bar yang berada di bagian atas resort.
Allard melihat Brianna yang sedang memakai dress yang tadi ia pilih. Allard tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun. Ia merasa tubuhnya bergejolak saat melihat tubuh Brianna yang hanya menggunakan pakaian dalam saja.
"Aku hanya memakai baju, Al. Mengapa kau menganggap aku sedang menggodamu?" Tanya Brianna sambil berusaha menarik resleting dress tersebut di punggungnya.
Allard berjalan mendekat lalu berdiri di belakang tubuh Brianna dan menarik resleting itu secara perlahan. Kulit tangannya dengan sengaja sedikit menyentuh kulit punggung Brianna. Hal itu membuat tubuh Brianna seketika meremang.
"Kau membuka pakaianmu di depanku, baby. Dan kau membiarkan mataku melihat tubuhmu yang seksi itu." Jawab Allard.
Brianna pun memasang kembali make up tipisnya dan memoleskan lipstik berwarna merah menyala agar wajahnya terlihat tidak pucat dan segar di cuaca yang cukup dingin ini.
"Otakmu terlalu kotor, Al." Jawab Brianna lalu menyambar coatnya yang tadi ia taruh di atas koper.
"Honey ganti warna lipstikmu. Oh god, kau bisa membuat semua pria melirik ke arahmu." ujar Allard dengan sangat cerewet.
"Tak bisa, Allard. Aku hanya membawa satu lipstik." Jawab Brianna.
"Kalau begitu berikan aku satu ciuman setelah itu kau akan ku izinkan menggunakan lipstik merah menyala itu." ujar Allard mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Tak perlu mencari alasan untuk meminta ciumanku, Al. Karena aku akan memberikannya untukmu." Jawab Brianna lalu ia mencium bibir Allard dan menyesapnya.
"Thank you. Semangatku kembali penuh karena ciumanmu itu." Ujar Allard sembari mengusap bibirnya karena takut ada noda lipstik di bibirnya.
"Honey tenang saja, lipstikku ini kissproof." Ujar Brianna dengan terkekeh.
"Aaa i like it, baby. Belilah yang banyak dengan berbagai macam warna yang kau suka. Agar jika kita berciuman saat kau menggunakan itu, kau tak perlu repot-repot merapikannya." Kata Allard dan mencium bibir Brianna lagi. Brianna hanya terkekeh lalu menggandeng tangan Allard dan mengajaknya keluar dari kamar.
Allard dan Brianna pun akhirnya berjalan untuk menaiki lift dan menuju rooftop bar. Saat sampai, mereka disuguhi dengan view yang sangat memanjakan mata beratapkan cakrawala.
Allard mengajak Brianna duduk di salah satu meja yang berada dekat dengan dinding pembatas. Beberapa pelayan telah menyiapkan makanan dan satu per satu menaruhnya di atas meja, karena sebelumnya Allard telah memberitahukan kepada majager di resort untuk menyiapkan makan siang di rooftop bar tersebut.
Brianna memakannya dengan lahap karena ia sangat lapar. Allard pun tersenyum melihat sang kekasih karena fokus mengunyah dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Pelan-pelan saja honey, nanti tersedak." Ucap Allard.
"Hmm. Aku sangat lapar karena kau meninggalkanku terlalu lama tadi." Jawab Brianna.
Tiba-tiba saat mereka sedang menikmati makan siangnya yang terlambat, seorang wanita datang menghampiri mereka.
"Hei. Boleh bergabung?" Tanya wanita tersebut.
Brianna dan Allard menoleh ke arah suara tersebut. Seorang wanita berperawakan tinggi semampai dengan rambut ikalnya yang cantik berdiri di samping meja Brianna dan Allard. Allard tersenyum saat melihat kehadiran wanita itu. Brianna terdiam dengan ekspresi datar dan tak menjawab ucapan wanita tersebut. Brianna tahu wanita ini. Wanita ini yang tadi berbincang dengan Allard, Brianna mengenalnya dari pakaiannya yang ia kenakan. Karena sama persis dengan pakaian wanita yang tadi berbincang dengan Allard.
"Hai Greisy, duduklah." Ucap Allard dengan senyum ramahnya.
Brianna yang tak menyukai hal itu sebenarnya tidak setuju dengan sikap Allard yang mengizinkan wanita itu untuk bergabung. Tapi Brianna harus bisa menahannya, karena ia ingin mengetahui siapa sebenarnya wanita itu tanpa harus bertanya pada Allard.
"Honey kenalkan dia sahabat lamaku, Greisy. Greisy, kenalkan dia kekasihku." Ujar Allard memperkenalkan masing-masing dari mereka.
DEG
'Ini kekasih Allard? Ya dia tampan dan seorang billionaire. Dia tak mungkin tak memiliki kekasih.' batin Greisy.
"Hai Greisy, nice to meet you." Sapa Brianna dengan senyum lebarnya dan mengulurkan tangannya.
"Hai Brianna, nice to meet you too." Jawab Greisy membalas uluran tangan Brianna lalu menarik kursi dan mendudukinya.
"Kau sudah makan, Grei? Jika belum akan ku pesankan." Tanya Allard dengan manisnya.
"Tak perlu. Aku sudah memesan wine tadi." Jawab Greisy.
"Jangan terlalu banyak meminumnya, Grei. Tak baik untuk kesehatanmu." Sahut Allard.
DEG
Lagi-lagi rasa sakit itu kembali menghantam hati Brianna. Ia merasakan tak nyaman di bagian dadanya.
'Fuuuckkk! Perasaan apa ini? Mengapa jantungku rasanya sakit sekali.' Tanya batin Brianna.
Grei tersenyum dan menatap lekat mata Allard yang tatapannya sedang fokus dengan piring yang ada di depannya.
'Wanita itu menyukai Allard. Aku yakin itu.' Gumam hati Brianna.
"Aku hanya meminumnya sedikit saja, Al." Jawab Greisy dengan senyuman yang tidak biasa dan menggenggam tangan Allard.
Allard nampak biasa saja dengan hal itu, bahkan ia terkesan santai dan tidak menghindar. Brianna tampak mengerutkan keningnya tapi hanya sekilas saja.
Ya, Allard dan Greisy adalah sahabat ketika sekolah dulu hingga mereka berkuliah di kampus yang sama. Hubungan mereka sangatlah dekat dulu, masing-masing keluarga pun mengenal mereka dengan sangat baik. Greisy dulu sering menginap di mansion Dimitri yang kini ditempati oleh Allard. Bahkan semua orang yang melihat kedekatan Greisy dan Allard pada waktu itu pasti akan mengira jika mereka adalah sepasang kekasih.
Hingga sekitar tiga tahun yang lalu, Greisy memutuskan untuk menikah dengan seorang pengusaha berlian terbesar di Rusia. Dan saat ini ia sedang mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya.
*
"Greisy, kau masih single?" Tanya Brianna yang kini mencoba untuk masuk dengan obrolan keduanya.
"Aku sudah menikah. Tapi saat ini aku sedang mengajukan gugatan cerai pada suamiku. Dan meminta bantuan pengacara terhebat milik keluarga Smirnov." Jawab Greisy.
"Oh my.. sorry Grei." Sahut Brianna.
"It's oke." Jawab Greisy dengan senyum lebarnya.
"Kau tinggal di sini atau sedang berlibur?" Tanya Brianna.
"Aku pergi dari rumah suamiku di Rusia dan kembali kemari. Lalu aku mendengar kabar bahwa ada pembukaan resort di sini, dan ternyata resort itu milik Allard." Jawab Greisy dengan santai.
Brianna tersenyum dan melanjutkan obrolannya dengan Allard dan Greisy. Tapi Brianna lebih banyak mendengarkan karena Greisy membuka topik pembicaraan tentang masa lalu mereka yang tentu saja hanya mereka yang tahu. Tanggapan Brianna? Ia akan membiarkannya untuk saat ini, karena mungkin mereka sedang bernostalgia. Brianna baru akan mengeluarkan protesannya jika hubungan persahabatan mereka membuat Brianna tak nyaman.
Satu jam berlalu akhirnya mereka pun menyelesaikan obrolannya yang sangat panjang itu. Bahkan sepertinya Greisy benar-benar tak memberi kesempatan pada Brianna untuk masuk ke dalam obrolan mereka.
"Grei, sepertinya aku harus turun lebih dulu bersama Anna. Ada relasi bisnisku yang ingin bertemu." Tanya Allard.
"Hmm turunlah. Aku akan menikmati view yang sangat indah di sini." Jawab Greisy yang lagi-lagi menunjukkan senyum sok ramahnya.
"Bye Anna. Sampai bertemu lagi." Ujar Greisy.
"Bye Greisy." Jawab Brianna.
*
*
"Kau sangat akrab dengannya." Ucap Brianna saat mereka berada di dalam lift.
"Tentu saja honey. Kami bersahabat cukup lama." Jawab Allard.
Brianna hanya mengangguk dan Allard mencium bibir Brianna sebelum pintu lift terbuka.
"Dimana rekan bisnismu?" Tanya Brianna saat mereka sudah melepaskan ciumannya.
"Ada di restoran di bawah." Jawab Allard.
Mereka pun berjalan menuju restoran resort yang terletak di lantai empat. Allard berjalan sembari menggenggam tangan Brianna dan membawanya menuju salah satu ruangan VIP restoran untuk membicarakan bisnis mereka.
TBC
Jangan lupa Follow Like Komen Vote Favorit dan Hadiah yaaa
Happy reading dan selamat berpuasa❤
jangan muna lah