Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi Hati Aiden
"Tante." Panggil Aiden saat melihat Chaca keluar dari gerbang kampusnya.
"Aiden ..." pekik Chaca terkejut saat melihat Aiden yang baru turun dari taxi. "Kamu ngapain kesini? sama siapa?" Tanya Chaca beruntun.
"Aiden pengen ketemu sama tante Chaca," kata Aiden langsung memeluk tubuh Chaca, sehingga membuat Chaca semakin bingung.
"Hey, kamu kenapa?" Tanya Chaca lembut namun Aiden masih lekat memeluknya dan enggan melepaskan pelukan itu.
"Hemm gimana kalau kita makan siang dulu?" Tanya Chaca.
Karena tidak mendapat jawaban dari Aiden, Chaca pun langsung mengajak Aiden ke sebuah Caffe yang berada tak jauh dari lokasi kampus.
"Aiden," panggil Chaca lembut saat mereka sudah duduk di salah satu bangku yang berada di pojok ruangan. "Kamu mau makan apa hem," tanya Chaca.
"Aiden gak laper," jawab Aiden lirih. Membuat Chaca kebingungan sendiri, karena tidak biasanya Aiden seperti ini.
"Ya sudah kalau begitu biar tante aja yang makan, Tante laper banget soalnya." Kata Chaca sambil memesan beberapa makanan dan minuman.
Setelah beberapa saat makanan datang, Chaca pun dengan nikmat menikmati makanan itu sambil melirik Aiden yang masih terdiam dengan tatapan kosong.
"Aaaa," ujar Chaca mengarahkan satu suapan ke mulut Aiden, namun Aiden tetep bungkam.
"Cobain deh dikit aja, soalnya tante kok ngerasa kaya ada rasa aneh gimana gitu yak," kata chaca pura pura mikir. "Aaa, dikit aja."
Aiden pun menerima suapan dari Chaca lalu mulai mengunyahnya membuat sudut bibir Chaca sedikit terangkat.
"Aiden tau gak, tante itu jarang banget makan dirumah, tante selalu makan disini," kata Chaca mulai bercerita sambil menyuapkan lagi nasi kepada Aiden.
"Kenapa?" Tanya Aiden di sela mengunyah makanan nya.
"Entahlah, tante merasa asing kalau di rumah, makanya tante lebih suka makan di luar dari pada di rumah," kata Chaca lagi sambil menyiapkan lagi nasi ke Aiden, tanpa sadar Aiden pun selalu menerima suapan makanan dari Chaca sambil mendengarkan cerita Chaca.
Setelah beberapa saat, makanan di piring Chaca sudah habis, diam diam Chaca tersenyum lalu memberikan minum ke Aiden, tidak ada penolakan seolah Aiden sudah lupa dengan masalahnya.
"Nah, sekarang kan sudah makan, sudah kenyang." Kata Chaca menyuruh pelayan untuk merapikan mejanya dan kembali memesan es krim untuk Aiden. "Cerita sama tante kamu kenapa hem?" tanya Chaca lembut mengusap pipi Aiden dengan lembut.
Aiden menatap lekat manik mata Chaca. "Apa tante Chaca punya mama?" tanya Aiden.
Deg!
Jantung Chaca seperti tertusuk ribuan jarum kala mendengar pertanyaan Aiden, ia tau bahwa Aiden sedari kecil tidak memiliki figur seorang ibu, ia tau bagaimana perasaan Aiden, karena ia pun juga seperti Aiden.
"Ke kenapa Aiden nanya seperti itu?" Kata Chaca balik bertanya.
"Kenapa Aiden tidak punya mami dari dulu?" tanya Aiden dengan wajah datar.
"Aiden fikir karena mami Aiden sudah meninggal," katanya lagi.
"Aiden pengen tante Chaca jadi mami Aiden," lirihnya.
Chaca masih terdiam mendengarkan ucapan demi ucapan yang Aiden katakan, lalu ia pun menggeser duduknya menjadi di sebelah Aiden agar bisa memeluk Aiden.
"Kenapa Aiden harus punya mami sekarang?" tanya Aiden dengan bibir bergetar.
Deg!
Lagi, jantung Chaca berdetak semakin cepat.
'Apakah Aiden sudah bertemu dengan mami nya?' gumam Chaca dalam hati.
"Apakah Aiden akan jadi anak durhaka kalau Aiden gak mau punya mami seperti dia, Aiden cuma mau tante Chaca yang jadi mami Aiden," ucapnya lagi, Chaca merasa baju nya sedikit basah karena ternyata Aiden sudah menangis di pelukan Chaca.
"Kenapa papi gak nikah aja sama tante Chaca, kenapa papi gak jadiin tante Chaca jadi mami Aiden," kata Aiden lagi dengan memeluk erat tubuh Chaca, "Aiden sayang sama tante Chaca kaya sayang sama tante Jenar, bahkan lebih mungkin, tapi kenapa tante gak bisa jadi mami Aiden," ucapnya lagi terisak.
Chaca menarik nafasnya dalam, hati nya ikut sesak mendengar ucapan Aiden dan juga terharu karena ternyata Aiden menyayangi nya,namun bagaimana lagi, om duda satu itu belum mau membuka hati untuk Chaca.
"Kenapa Aiden bicara seperti itu hem?" tanya Chaca sambil menghapus air matanya.
"Papi bilang, mau bawa Aiden bertemu mami," kata Aiden melepas pelukan nya pada Chaca dan menatap wajah Chaca lekat - lekat.
"Ka kapan?" tanya Chaca sedikit terbata.
"Aiden gak tau dan Aiden gak mau, Aiden gak suka sama dia," kata Aiden dengan wajah datar.
"Sayang, apa yang buat kamu tidak menyukai mami hem, dia kan mami kamu, orang yang sudah mengandung dan melahirkan Aiden ke dunia ini," ucap Chaca.
"Karena dia jahat!" kata Aiden mutlak. "Dia gak sayang sama Aiden, dia gak sayang sama papi."
"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu sayang?" tanya Chaca.
"Kalau dia sayang sama Aiden dan Papi, dia gak akan ninggalin Aiden dan buat Aiden berfikir bahwa Aiden adalah anak Piatu yang tidak memiliki seorang mami," jawab Aiden dingin, memori otak nya kembali mengenang saat saat ia mulai masuk sekolah dimana ia selalu di ejek karena tidak pernah di antar oleh ibu nya, dan rasa iri yang selalu hadir dalam hatinya kala melihat teman-teman nya selalu di antar jemput oleh ibu nya, serta saat teman teman nya selalu bercerita bagaimana hangatnya pelukan seorang ibu saat menemani nya sebelum tidur.
Meskipun Aiden bersikap sok dewasa, itu hanya untuk menutupi betapa rapuhnya hatinya, ia tidak mau membuat oma dan papi nya khawatir, maka dari itu dia selalu berusaha mandiri dan dewasa agar tidak merepotkan orang orang di sekitarnya. Sejak kehadiran Jenar dia merasa bahagia karena Jenar selalu menemaninya dan bisa jadi teman yang baik untuk Aiden, namun tetap saja Jenar hanya seorang tante bukan mami nya. Hingga kehadiran Chaca membuatnya ingin menjadikan Chaca sebagai ibunya namun malah papi nya memberitahu bahwa mami nya sudah pulang dan mereka akan segera rujuk kembali, itu yang membuat Aiden langsung down dan semakin dingin terhadap orang di sekitarnya.
Yah Aiden KECEWA.
Bersambung 😘💃
Ada yang protes karena Cover mommy ganti 🙊🙈
Oke mommy minta pendapat kalian yah, kira kira Cover nya bagusan yang sebelumnya atau yang sekarang, kalau emang sekiranya cocok yang sebelumnya mommy bakal ganti lagi 🙊🙈💃💃