Konsep Cerita:
Riku, seorang pemain bisbol berbakat, memulai perjalanannya dari turnamen tingkat SMA, mewakili Jepang di tim junior, hingga berkompetisi di Pacific League dan WBC. Dengan tekad dan kerja keras, ia membawa timnya meraih kemenangan gemilang, termasuk di ASEAN Games. Namun, seiring berjalannya waktu, Riku mulai merasakan panggilan baru: membimbing generasi berikutnya. Setelah berkarir gemilang sebagai pemain, Riku memilih untuk pensiun dan menjadi pelatih, berfokus pada pengembangan bakat muda. Dengan penuh kebanggaan, ia mengakhiri perjalanan panjangnya, menyaksikan warisan yang ditinggalkannya tumbuh berkembang dalam dunia bisbol, yang terus dihormati oleh para pemain dan penggemarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Bab 5: Tekanan Baru
Kemenangan Seikou High dalam pertandingan pertama melawan Hoshikawa High menjadi perbincangan hangat di antara para peserta turnamen. Namun, Riku tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Pertandingan berikutnya akan lebih sulit.
---
Kejutan di Pertemuan Strategi
Keesokan harinya, para pemain berkumpul di ruang strategi. Pelatih Tsubaki berdiri di depan papan tulis besar, di mana catatan tentang tim berikutnya, Kensei Academy, tertulis rapi.
“Selamat atas kemenangan kemarin,” ujar Tsubaki, membuka pertemuan. “Tapi jangan biarkan kemenangan itu membuat kalian lengah. Kensei Academy jauh lebih kuat daripada Hoshikawa.”
Riku dan rekan-rekannya saling pandang. Nama Kensei sudah lama dikenal sebagai salah satu tim terkuat di turnamen regional. Mereka adalah finalis tahun lalu, dengan rekor permainan yang hampir sempurna.
“Tim ini memiliki pemain bintang, Shun Asakura,” lanjut Tsubaki. “Dia adalah pitcher jenius dengan teknik Illusion Curve. Bola yang dilemparkannya bisa berubah arah secara tiba-tiba, membuatnya hampir mustahil untuk dipukul.”
Riku merasakan tekanan yang mulai meningkat. “Bagaimana kita menghadapinya?” tanyanya.
Tsubaki tersenyum samar. “Kita akan mengandalkan kemampuan membaca pola dan reaksi cepat kalian. Haruto, aku ingin kau memimpin serangan. Riku, fokus pada lemparanmu. Jika kita bisa menahan serangan mereka, kita punya peluang.”
Haruto mengangguk. “Kami akan melakukan yang terbaik, Pelatih.”
---
Latihan Intensif
Untuk mempersiapkan diri, tim Seikou melakukan latihan intensif selama dua hari penuh. Haruto memimpin latihan pukulan, sementara Riku berfokus pada meningkatkan keakuratan Phantom Pitch-nya.
Di tengah latihan, Riku mencoba mengembangkan teknik baru. Ia menyebutnya “Shadow Pitch”, sebuah variasi dari Phantom Pitch yang lebih sulit diprediksi. Namun, teknik ini masih belum stabil. Beberapa kali, bola yang dilemparkannya melenceng jauh dari target.
“Riku, jangan terlalu memaksakan diri,” ujar Haruto setelah latihan. “Jika teknik itu belum siap, lebih baik kita andalkan apa yang sudah kita miliki.”
Riku mengangguk pelan. “Aku hanya ingin memastikan kita punya keunggulan.”
“Keunggulan kita adalah kerja sama tim,” balas Haruto sambil menepuk bahunya.
---
Hari Pertandingan
Hari pertandingan melawan Kensei Academy tiba. Stadion kali ini lebih penuh daripada sebelumnya, menandakan betapa pentingnya pertandingan ini.
Sorak-sorai penonton menggema saat kedua tim memasuki lapangan. Riku merasakan tatapan Shun Asakura, pitcher utama Kensei, yang seolah-olah menembus dirinya.
“Dia terlihat sangat percaya diri,” gumam Riku.
“Biarkan dia,” jawab Haruto. “Kita di sini untuk bermain, bukan untuk gentar.”
Pertandingan dimulai dengan Seikou sebagai tim bertahan terlebih dahulu. Riku berdiri di gundukan pitcher, memandangi batter pertama Kensei yang tampak penuh percaya diri.
---
Inning Pertama: Ujian Berat
Riku memulai dengan Phantom Pitch. Bola meluncur dengan kecepatan tinggi, tetapi batter Kensei berhasil memukulnya, mengirim bola ke arah outfield. Untungnya, pemain outfield Seikou berhasil menangkap bola itu.
“Out!” seru wasit.
Namun, Kensei tidak mudah dikalahkan. Pada giliran berikutnya, batter mereka mencetak single, membawa seorang pemain ke base pertama.
Situasi semakin tegang ketika Shun Asakura, pitcher sekaligus batter terbaik Kensei, mengambil posisi di home plate. Riku tahu bahwa ini adalah momen krusial.
Shun tersenyum tipis saat melihat Riku bersiap. “Tunjukkan apa yang kau punya,” ujar Shun pelan, tetapi cukup keras untuk didengar Riku.
Dengan penuh konsentrasi, Riku melempar bola. Shun mengayunkan tongkatnya dengan presisi, memukul bola itu dengan sempurna. Bola melayang jauh ke arah luar lapangan, mencetak double dan membawa satu pemain pulang ke home plate.
Skor berubah menjadi 1-0 untuk Kensei.
---
Tekanan untuk Seikou
Giliran Seikou untuk menyerang. Haruto mengambil posisi pertama sebagai batter. Ia berdiri dengan penuh percaya diri, tetapi Shun Asakura memiliki rencana lain.
Dengan teknik Illusion Curve, Shun melempar bola yang tiba-tiba berubah arah saat mendekati home plate. Haruto, yang awalnya yakin dengan pukulannya, gagal mengenai bola.
“Strike!” seru wasit.
Shun melanjutkan dengan dua lemparan serupa, membuat Haruto tersingkir dengan cepat.
Giliran pemain berikutnya pun tidak lebih baik. Teknik Shun yang sulit diprediksi membuat Seikou gagal mencetak poin pada inning pertama.
---
Riku Melawan Balik
Pada inning kedua, Riku mencoba meningkatkan akurasi lemparannya. Ia memutuskan untuk menggunakan teknik baru, “Shadow Pitch”, meskipun belum sepenuhnya sempurna.
Ketika Riku melempar bola, gerakannya terlihat seperti lemparan biasa. Namun, bola tiba-tiba meluncur ke arah yang berbeda, membuat batter Kensei terkejut.
“Strike satu!”
Sorak-sorai penonton terdengar saat Riku melanjutkan dengan dua lemparan serupa, membuat batter Kensei keluar.
“Hebat, Riku!” seru Haruto dari base pertama.
Namun, Riku tahu bahwa ia tidak bisa mengandalkan teknik ini terlalu sering. Setiap kali ia menggunakan Shadow Pitch, lengannya terasa nyeri karena tekanan yang lebih besar.
---
Pertarungan di Inning Akhir
Pertandingan berjalan sengit hingga inning kedelapan, dengan skor tetap 1-0 untuk Kensei. Kedua tim saling menekan, tetapi pertahanan Kensei terlalu kuat.
Pada inning kesembilan, giliran Seikou untuk menyerang. Ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk membalikkan keadaan.
Haruto kembali mengambil posisi sebagai batter pertama. Dengan penuh konsentrasi, ia berhasil memukul bola, mencetak double yang membawa dirinya ke base kedua.
Riku, yang menjadi batter terakhir, tahu bahwa semua tergantung padanya. Jika ia gagal, maka pertandingan berakhir.
Saat Shun bersiap untuk melempar, Riku memfokuskan pikirannya. Ia mengingat semua latihan yang telah dilakukannya, dan tekadnya untuk membawa timnya menuju kemenangan semakin kuat.
Shun melempar bola dengan Illusion Curve, tetapi Riku berhasil membaca arahnya. Dengan ayunan penuh, ia memukul bola ke arah outfield, cukup jauh untuk membawa Haruto pulang ke home plate.
Skor berubah menjadi 1-1, dan pertandingan harus berlanjut ke inning tambahan.
---
Momen Penentuan
Pada inning kesepuluh, Kensei gagal mencetak poin, memberi Seikou kesempatan emas untuk memenangkan pertandingan.
Haruto, yang kembali menjadi batter terakhir, berdiri dengan tekad bulat. Dengan pukulan keras, ia mengirim bola ke arah pojok lapangan, mencetak triple yang membawa Seikou menuju kemenangan dramatis.
---
Euforia Kemenangan
Tim Seikou bersorak dan saling berpelukan. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa kerja keras mereka tidak sia-sia.
Riku berdiri di tengah lapangan, merasakan campuran kelelahan dan kebanggaan. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi kemenangan ini adalah langkah besar menuju mimpi mereka.
“Kita baru saja memulai,” ujar Haruto sambil tersenyum.
“Ya,” jawab Riku. “Dan kita tidak akan berhenti sampai menjadi yang terbaik.”