Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 Masih Di Alam Kuno II
"Siapa, ya?" tanya Erlang Shen.
"Aku menyuruhmu untuk pergi, bukannya bertanya," ucap pemuda itu.
"Aku yang menemukan gua ini lebih dulu, jadi kaulah yang harus pergi. Silahkan cari gua yang bisa kau tempati." Shen Long menimpali.
"Kalau aku mau disini memangnya kenapa? Kalau kau keberatan silahkan pergi dari sini! Aku tuan muda sekte Awan tidak menerima perintah dan tanggapan dari siapapun," ujar pemuda itu.
"Silahkan pergi, aku ingin menggunakan tempat ini." Pemuda itu memasuki gua. Wajahnya memerah saat melihat gua yang itu tidak bersih.
"Hei kau, bersihkan gua ini terlebih dahulu sebelum pergi!" pinta pemuda itu.
Erlang Shen tak merespon. Ia langsung menyerang pemuda itu hingga terpental keluar dari gua itu. Erlang Shen membuat formasi berlapis dan menutup mulut gua.
"Sampah sialan! Buka formasi ini sekarang juga!" pinta pemuda itu.
Erlang Shen tak mempedulikan pemuda itu. Ia. Memetik herbal yang tersisa, kemudian ia memasuki gua tersebut. Erlang Shen duduk diatas batu kemudian ia mengeluarkan inti es dari cincin ruangnya.
Benang-benang perak memasuki tubuh Erlang Shen melewati meridiannya dan berakhirnya di dantiannya. Benang-benang perak itu menyatu dengan akar elemen es milik Erlang Shen.
Wuuuussssss
Kraaaaaakkk
Tempat disekitar Erlang Shen membeku. Lao Hu melompat dari kepala Erlang Shen. Karena bosan, ia akhirnya keluar dari gua.
"Orang sombong ini masih saja teriak-teriak," gumam Lao Hu.
Lao Hu berubah menjadi seorang pemuda berambut putih. Ia keluar dari gua tanpa mendapat halangan apapun.
"Hei kau, hancurkan formasi ini!" pinta pemuda tersebut.
"Dasar sampah!" ledek Lao Hu.
"Kau bilang apa tadi?" tanya Pemuda itu.
"Sampah! Sampai tak berguna," jawab Lao Hu.
"Kau—" Pemuda itu tidak bisa menahan amarahnya. Ia menyerang Lao Hu dengan tinju berapi, tapi pemuda itu terpental lebih dulu sebelum serangannya mengenai Lao Hu.
"Berhubung hari ini aku baik, jadi aku akan menjadikanmu makanan para kunpeng ganas," ucap Lao Hu.
Lao Hu menghancurkan kultivasi pemuda itu, kemudian melemparkannya ke sungai. Dalam hitungan detik, para kunpeng kelaparan itu langsung menggerogoti tubuh pemuda tersebut. Lao Hu kembali ke gua tanpa mempedulikan teriakan pemuda itu.
"Akhirnya pengganggu itu mati juga." Lao Hu berubah menjadi harimau besar dan tidur di pintu masuk gua.
...****************...
Boooommmmm
Ledakan terdengar dari tubuh Erlang Shen. Ledakan itu disertai dengan es yang membekukan hampir seluruh gua. Selain berhasil memurnikan inti es, kultivasi Erlang Shen menerobos tahap 4 ranah kaisar.
Erlang Shen mengeluarkan inti api. Gua yang sebelumnya dingin menjadi panas. Lao Hu sendiri tidak peduli dengan api itu. Ia sendiri sebenarnya memiliki 5 elemen. Hal yang tak diketahui Erlang Shen adalah Lao Hu memiliki api abadi sejak lahir.
"Seperti biasa, api abadi selalu saja memberontak," gumam Lao Hu.
Di sisi lain, Erlang Shen menundukkan api abadi yang sudah membentuk kesadarannya sendiri. Erlang Shen bertarung di alam bawah sadarnya dengan api abadi menggunakan elemen es.
Wuuuussssss
Wuuuussssss
Api abadi menembakkan jutaan bola api. Erlang Shen merespon serangan itu menggunakan elemen esnya. Es dan api bertabrakan. Tabrakan itu menciptakan ledakan yang sangat keras.
Swuuuussss
Boooommmmm
Akhirnya, Erlang Shen berhasil mengalahkan api abadi. Inti api abadi diserap oleh Erlang Shen dengan mudah. Inti api abadi itu berubah butiran api dan memasuki tubuh Erlang Shen. Butiran-butiran api itu menyusuri meridian Erlang Shen dan menyatu dengan akar elemen api berdampingan dengan api surgawi yang sudah ada lebih dulu.
Boooommmmm
Ledakan terdengar. Kultivasi Erlang Shen menerobos ke tahap 7 ranah kaisar. Erlang Shen menstabilkan fondasi kultivasinya terlebih dahulu sebelum menyerap Inti elemen air itu.
"Kakak, jangan menerobos terlalu sering menggunakan inti es. Itu akan menghancurkan akar elemenmu," ucap Lao Hu.
"Aku tahu." Erlang Shen beranjak dari posisinya. Lao Hu sendiri langsung berubah menjadi kucing kecil dan melompat ke atas kepala Erlang Shen.
"Oh, iya, kemana tuan muda sekte Awan itu?" tanya Erlang Shen.
"Sudah kulempar ke sungai. Mungkin dia sudah dimakan oleh Kunpeng ganas," jawab Lao Hu.
"Kau membuat masalah untukku," gumam Erlang Shen.
"Biarkan saja. Ayahnya juga tidak akan tahu," timpal Lao Hu.
Erlang Shen melesat meninggalkan hutan hujan itu. Belum juga melesat terlalu jauh, murid-murid sekte Awan sudah mengepung Erlang Shen.
"Inilah yang kumaksud. Sekte Awan memiliki teknik khusus yang dapat mendeteksi orang yang membunuh salah seorang anggotanya," gumam Erlang Shen. Meski pelan, Lao Hu dapat mendengar gumaman Erlang Shen.
"Kenapa menghindar? Tinggal bunuh saja." Lao Hu membuka matanya sebelah. Tak beberapa lama kemudian, awan hitam berkumpul diatas murid-murid sekte Awan.
Jedaaarrrrr
Jedaaarrrrr
Boooommmmm
Boooommmmm
Petir menyambar murid-murid sekte Awan. Sambaran petir itu mengubah murid-murid sekte Awan menjadi kabut darah.
"Satu selesai, yang lain muncul. Sepertinya orang-orang suka mencari masalah," kesal Lao Hu. Tatapannya tertuju pada lima orang yang datang entah darimana.
"Ternyata ada seorang sampah yang berkeliaran sendiri," jelas pemuda yang baru saja sampai.
"Serahkan semua harta yang kau dapatkan di alam ini. Kalau tidak mau, maka bersiaplah untuk meregang nyawa," ancam seorang pemuda. Diantara keempat rekannya, pemuda itu adalah pimpinan rombongan sekaligus Tuan Muda sekte Bintang Es.
"Sekte bintang es, kebetulan aku punya dendam dengan sekte kalian," ujar Erlang Shen.
Tanpa banyak bicara lagi, Erlang Shen langsung membekukan keempat rekam Tuan Muda sekte Bintang es. Tentu saja hal itu membuat pemuda tersebut marah. Ia menyerang Erlang Shen dengan bulan es kembar, namun ia berakhir dengan seluruh tubuh yang membeku.
"Kalian sekte bintang es aku akan memberi pelajaran kepada kalian," ucap Erlang Shen.
Kraaaaaakkk
Dhuaaaaaarrrrr
Kelima murid sekte bintang es yang sudah berubah menjadi patung es meledak. kelimanya berubah menjadi serpihan-serpihan es yang berserakan di pinggiran hutan. Setelah membunuh murid-murid sekte bintang es, Erlang Shen kembali melesat.
"Dimana jalan keluar dari dimeja ini?" tanya Erlang Shen dalam hati.
"Mungkin terbuka setelah waktunya tiba," ujar Lao Hu, seakan-akan ia bisa membaca pikiran Erlang Shen.
"Eh, kenapa kau mengetahui isi pikiranku?" tanya Erlang Shen kepada Lao Hu.
" Hanya menebak," jawab Lao Hu dengan malas.
Erlang Shen melesat dengan sangat cepat. Setelah melesat selama beberapa hari, Erlang Shen tiba di ujung daratan yang berupa kehampaan. Erlang Shen berhenti di ujung daratan. Ia baru memperhatikan putaran ruang yang tak ia sadari sebelumnya.
"Pantas saja aku sampai di ujung dengan cepat," gumam Erlang Shen.
Kehampaan itu berubah menjadi daratan yang sangat luas. Tentu saja hal itu membuat Erlang Shen terkejut. Lao Hu yang hobinya tidur membuka matanya. Tatapannya tertuju pada daratan itu. Matanya menyipit dan memastikan jika daratan itu bukan ilusi.