NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Pasifik Hotel

...Bab 05...

"Tuan muda. Anda tidak bisa begitu. Jika anda menyerah, maka anda akan sangat mengecewakan harapan tuan besar untuk melihat anda menjadi kepala keluarga," kata Tuan Marlon menasehati. Sebenarnya, dia juga sangat berharap agar Rey mau memperjuangkan haknya atas tahta kepala keluarga di keluarga besar Clifford.

"Saya tidak terobsesi. Selagi mereka tidak mengganggu, saya akan membiarkan yang telah berlalu menghilang begitu saja," jawab Rey. Baginya, yang seorang pelindung bagi kedaulatan negara, sebesar apapun keluarga Clifford, baginya hanyalah sebutir pasir di padang tandus. Apa yang perlu diharapkan? Dia adalah panglima tertinggi, diangkat menjadi raja di kota Utara ini, hanya butuh satu hentakan kakinya untuk mengguncang kekaisaran Erosia ini. Keluarga Clifford, bahkan tidak ada di matanya.

"Anda tidak tau seperti apa perlakuan mereka terhadap anda. Mereka tidak akan berhenti sebelum memastikan bahwa anda benar-benar telah mati. Selagi anda masih hidup, selagi itulah mereka menganggap bahwa anda adalah ancaman. Bagi mereka, mereka ingin menyelesaikan masalah dengan anda, sekali untuk selamanya. Dengan apa? Tentu saja dengan kematian anda,"

"Kalau begitu, mari kita menunggu! Apa yang akan mereka lakukan terhadap ku. Jika mereka datang, maka tidak ada pilihan selain menjamu selera mereka," balas Rey dengan sorot mata dingin. Aura nya seketika meledak membuat pak Marlon merasakan tekanan yang membuat dirinya mengalami sesak nafas.

"Aura ini, mengapa sangat mengerikan? Seakan-akan ada timbunan mayat dan genangan darah dibelakangnya. Ini sungguh sangat mengerikan, begitu suram dan pekat. Apa sebenarnya yang telah dialami oleh Tuan muda?" Pikir pak Marlon dalam hati. Saat ini dia sangat ketakutan sampai-sampai sekujur tubuhnya merinding dengan keringat dingin mulai membasahi dahinya.

Ada beberapa hal yang luput dari perhatian pak Marlon yang menganggap dirinya sangat berpengalaman. Bahwa, Rey hidup hingga sampai saat ini adalah berkat kematian musuh-musuhnya. Dia bangkit dari tumpukan mayat para lawannya. Aura yang keluar dari dirinya tadi adalah aura alami yang hanya bisa terbentuk ketika seseorang ribuan kali mengalami saat-saat genting dimana dirinya harus membuat pilihan antara membunuh atau terbunuh. Aura ini tidak bisa direkayasa, apa lagi dibentuk dengan latihan. Hanya bisa terbentuk di Medan perang dimana nyawa seekor ayam jauh lebih berharga daripada nyawa manusia.

"Tuan muda. Ada hal-hal yang ingin saya bicarakan dengan anda. Hanya saja, saya tidak bisa mengatakannya di sini. Ini menyangkut tentang peninggalan Tuan besar sebelah beliau meninggal. Jika anda ada waktu, silahkan temui saya di tempat ini!" Pak Marlon menjatuhkan selembar kertas di bawah meja, kemudian menurunkan topi yang dia kenakan sehingga menutupi sebagian atas wajahnya, sebelum berjalan meninggalkan bagian teras restoran itu menuju mobil sedan tua yang terparkir di sebatang pohon beringin seberang jalan.

Rey tidak langsung memungut kertas yang dijatuhkan oleh pak Marlon. Dia juga tetap menjaga ekspresi wajah nya sehingga terkesan cuek. Baginya, ada alasan mengapa pak Marlon sangat berhati-hati. Mungkin dirinya juga tidak luput dari perhatian orang-orang dari keluarga Clifford.

Tidak lama setelah itu, makanan yang dia pesan pun akhirnya sampai.

Terlihat seorang gadis membawakan pesanannya kemudian meletakkannya dengan sopan di atas meja.

"Silahkan, Tuan!" Kata gadis itu dengan ramah, sebelum berlalu meninggalkan meja dimana Rey duduk.

Setelah gadis itu berlalu, tanpa ba bi bu lagi, Rey langsung tancap gas menyantap hidangan di atas meja itu dengan kecepatan puluhan kilo meter perjam. Pantangan bagi tentara adalah menyia-nyiakan makanan. Mereka yang terbiasa di hutan, terkadang harus mengunyah dedaunan untuk mengganjal perut sangat menghargai makanan. Bukan karena rakus, tapi memang tidak menginginkan sesuatu menjadi mubazir.

Berbeda dengan pemikiran orang-orang yang ada di restoran tersebut.

Entah karena kelaparan, atau memang cara makannya yang cepat akibat terbiasa di Medan perang, membuatnya seolah-olah seperti orang kelaparan yang tidak menyentuh makanan selama berhari-hari. Akibatnya, suara makannya begitu berisik dengan bunyi lidah yang sungguh menggangu.

Beberapa orang mulai berbisik-bisik sambil menatap ke arahnya. Namun, seolah-olah mengatakan Persetan dengan anda, Rey terus melahap semua yang ada di piring.

"Errrek...!" Suara sendawa Rey benar-benar menjengkelkan bagi orang-orang yang berada di tempat itu.

Tetap dengan sikap masa bodoh, Rey segera menghampiri kasir, menyerahkan selembar kertas bon, kemudian membayar tagihan.

Begitu dia keluar dari restoran, tepat pada meja dimana tadi dia duduk, dia segera menjatuhkan dompet miliknya, lalu, dia segera membungkuk mengambil dompet miliknya sembari memungut kertas yang dijatuhkan oleh pak Marlon tadi.

"Hmmm.., Angkasa Hotel?!" Katanya dalam hati, kemudian segera meninggalkan restoran itu dengan langkah tenang.

*********

Pasifik Hotel

Pasifik Hotel adalah salah satu hotel bintang lima yang terletak tidak jauh dari pelabuhan.

Kota Utara, yang terkenal dengan laut dan pantainya yang indah memang bukan isapan jempol belaka. Tidak jarang para turis ketika berkunjung ke Erosia ini akan menyinggahi kota yang terkenal dengan pemandangan bawah lautnya yang indah yang dipenuhi oleh beraneka ragam terumbu karang dan binatang laut yang tidak semuanya bisa ditemukan di tempat lain. Ada sebuah kota kecil di kawasan pinggiran laut ini yang diberi nama Seaside city.

Penduduk setempat yang memang menggantungkan pendapatan dari hasil laut, pelabuhan dan bisnis hiburan memang berperan penting bagi pertumbuhan kota ini. Maka, tidak heran disepanjang jalan menuju pelabuhan, kita akan melihat deretan pusat hiburan yang menawarkan beraneka ragam hiburan. Bangunan pusat perbelanjaan juga tidak kalah menarik.

Rey berjalan kaki sambil memperhatikan bangunan di kiri dan kanannya. Dia tidak bisa untuk tidak mengagumi kota yang mereka katakan adalah kota kecil ini. Bagaimana kota seperti ini bisa dikatakan kecil? Bahkan pelabuhannya adalah pelabuhan berskala internasional.

Rey yang selama ini hanya berkutat di Medan perang mau tidak mau berdecak kagum. Dapat dibayangkan selama ini dia hanya melihat hutan, lembah, gurun yang kemanapun anda melangkah, akan dipenuhi dengan ranjau darat. Jika salah melangkah, kematian akibatnya, jika tidak, maka akan cacat seumur hidup.

Rey melirik ke arah kertas yang ada ditangannya. Setelah itu, dia mempercepat langkahnya menuju ke Pasifik Hotel sesuai dengan yang tertulis di kertas yang ditinggalkan oleh pak Marlon.

Begitu dia tiba di pintu menuju lobby, dirinya segera dihentikan oleh pihak satuan pengamanan yang bertugas pada malam itu.

Security menatapnya dengan tatapan kecurigaan ketika menghentikan langkahnya. "Maaf pak. Apakah anda ingin menginap, atau sekedar makan? Jika anda ingin menginap ataupun makan, biasanya di hotel ini menyediakan semuanya. Akan tetapi, apakah anda sudah melakukan reservasi sebelumnya?"

Rey menggelengkan kepalanya. Dia di sini tidak untuk menginap ataupun makan. Dia hanya ingin menemui seseorang. Jadi, dia segera menjawab. "pak Security. Saya kesini ingin menemui seseorang karena ada janji. Bisakah saya masuk?" Tanya Rey dengan canggung.

"Maaf pak. Kalau boleh tahu, siapakah orang yang ingin anda temui?"

"Orang itu bernama Tuan Marlon. Beliau yang menyuruh saya untuk menemuinya di tempat ini," jawab Rey apa adanya tanpa menyadari bahwa tatapan security tadi seperti sangat meremehkan.

Mendengar nama pak Marlon, security itu saling pandang sebelum memperhatikan ke arah Rey. Ada tatapan penghinaan, keraguan dan cibiran menjadi satu. Kemudian mereka tidak lagi berkata dengan sopan. Mengingat siapa pak Marlon ini, apakah mungkin dia memiliki janji dengan pemuda yang seperti gelandangan itu? "Anak muda. Apakah kau yakin bahwa kau ingin bertemu dengan pak Marlon? Kami mulai mencurigai kedatangan mu ke sini hanya untuk membuat keributan. Jika demikian, pergilah! Karena di sini bukanlah tempat dimana kau bisa membuat ulah!" Tegur security itu dengan memasang wajah galak.

Rey tertegun mendengar kata-kata bernada ancaman dari petugas keamanan tersebut. Bagaimana dia ingin membuat keributan padahal tujuannya datang ke Pasifik hotel ini benar-benar untuk bertemu dengan kepala pelayan keluarganya.

Tidak ingin memperpanjang masalah, Rey pun meminta kepada petugas keamanan tersebut untuk meminta kepada resepsionis agar menghubungi pak Marlon dan bertanya apakah benar orang itu memiliki janji dengan seorang pemuda bernama Rey. Akan tetapi, bukannya menuruti permintaan dari Rey, kedua petugas keamanan itu malah memanggil beberapa orang lagi rekannya, kemudian mendorong Rey keluar hingga keributan pun tidak bisa dihindari.

1
Mas Goen's
tujuan kuliah utk mendapatkan diana sudah terwujud ngapain masih kuliah terus
juli Syaputra
🥰🥰🥰🥰
Awall Pohan
begitulah sebelum rey dan diana main bola.
MR. LaLe
Luar biasa
Cinta Setia
wkwk
Edison Damanik
bangga pula kau Thor babi liat si lion itu dapat peta,, dasar taik babi kau😡😡
Edison Damanik
outhor laknat taik
Edison Damanik
penulis kau ntol
Edison Damanik
makan taik itu Thor laknat, klo gk sekalian mati saja kau
Edison Damanik
mati saja kau penulis babi
Edison Damanik
tilandem Thor babi
Edison Damanik
raja taik,,, sama dgn outhor taik
Okto Mulya D.
terimakasih Author .
Okto Mulya D.
akhirnya Leon harus diadili di Utara
Okto Mulya D.
Yahhh pertarungan berat sebelah nihhh
Okto Mulya D.
sekuat itukah Thoor si Genus, jangan ngadi-ngadi lahhh
Okto Mulya D.
istri Sholehah dari Hongkong, kayaknya tak ada yang sholat perasaan di cerita ini, ntar agamanya apa..hehehehe
Okto Mulya D.
mantab Thor, pertarungan Genus Vs Penguasa Utara yang ke-2 terjadi untuk bebaskan kutukan desa misterius
Okto Mulya D.
Thorrr tidak seruuuu masak matinya para penjahat perang hanya dimakan ular raksasa...ngga serrrruuuuuuu
Okto Mulya D.
tangkap Philips dahulu...dan kasih makan buaya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!