Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya Alfi terpaksa menjalani pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Sutrisno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Tentu belum, sebelum kamu menemukan pendamping yang cocok" jawab Zie dengan tersenyum manis.
Pasal nya, Alfi sangat populer di perbincangan kalangan dokter-dokter termasuk para dokter teman Zie. Bagaimana tidak populer, seorang dokter muda yang sangat tampan namun tak juga memiliki kekasih. Hingga akhir nya banyak dari teman Zie yang memohon untuk di bantu mendekati sang adik nya, mau tak mau Zie terpaksa menuruti teman-teman nya itu namun sudah beberapa kali di lakukan tak ada satupun yang berhasil.
"Sudah aku bilang, aku nggak mau nikah!" Tegas Alfi.
"Ayo lah dek, plis kali ini aja. Dia itu model papan atas loh di jamin cantik banget, dia itu sepupu temen kakak" ucap Zie dengan memelas.
Alfi terdiam, enggan mendebat Zie.
"Pokok nya malam ini datang ke cafe Xx, Kak Zie yakin kamu pasti suka sama gadis itu" Final Zie sebelum keluar dari ruangan Alfi. Dan Alfi pun mendengus kesal.
"Kita lihat saja nanti!" Desis Alfi yang sudah jengah kembali di jodoh-jodoh kan.
**********
Tok tok tok tok.
Terdengar pintu diketuk berulang kali tanpa jeda, membuat Azura yang tengah bersiap untuk kembali bersiap lanjut kerja di club' malam mendengus kesal. Siapa lagi kalau bukan bandot tua dan para anak buahnya.
Azura pun bergegas membuka pintu, bila terlambat sedikit saja takutnya pintu nya di dobrak hingga rusak sebab ia pernah mengalami hal serupa. Karena ia sedang mandi, ia tidak tau kalau si bandot tua dan anak buah nya datang untuk menagih cicilan bulanannya, karena merasa diabaikan mereka mendobrak pintu hingga pintu rumah kontrakannya rusak. Kalau sudah begitu ia lah yang rugi sebab harus keluar uang lagi untuk memperbaiki pintu yang rusak.
"Iya, sabar" seru Azura seraya berjalan cepat menuju pintu.
Ceklek ...
"Nggak sabaran amat sih pak" kesal Azura pada pak Jono si rentenir berdasi.
"Nggak usah banyak bacot, mana setoran bulan ini?" tukasnya sambil menyeringai. Mata jelalatannya sibuk memindai tubuh Azura dari atas hingga ke bawah membuat Azura bergidik jijik.
"Iya iya, tunggu sebentar" tukasnya datar, lalu ia menutup rapat pintunya dan memutar kunci supaya pak Jono dan anak buahnya tidak ada yang menerobos ikut masuk ke dalam rumah.
Azura pun bergegas mengambil uang yang telah di susunnya, Azura mendesah lirih melihat tumpukan uang yang dikumpulkannya dengan susah payah. Beruntung uang nya dapat terkumpul, bila tidak bisa-bisa si bandot tua kembali menekan dan menaik kan bunganya. Kapan hutangnya bisa lunas coba kalau bunganya dinaikkan lagi.
"Nih pak duitnya" Azura menyerahkan segepok uang berjumlah 10 juta, tapi baru saja uang itu berada di tangan pak Jon Azura dengan cepat mencabut uang senilai 50 ribu membuat mata pak Jono mendelik tajam.
"Heh, apa-apaan kau!" hardik pak Jono hendak mengambil kembali uang itu, tapi dengan cepat Azura menghindar sehingga uang itu tidak sempat diambil pak Jono.
"Pak, korting 50rb ya please! Zura udah nggak punya duit lagi. Semuanya udah Zura kasi ke pak Jono, gimana Zura mau pergi kerja kalo nggak ada duit buat beli bensin coba! Korting ya pak please!" ujar Azura seraya memelas dengan menunjukkan puppy eyes'nya.
Pak Jono mendesah kesal, bukan satu-dua kali Azura berbuat demikian. Sebenarnya ia enggan memberikan uang itu, tapi seperti katanya gimana dia mau bekerja kalau dia tidak bisa beli bensin? Bisa-bisa Azura tidak bisa membayar hutang-hutang orang tuanya dan tentu itu akan merugikan dirinya.
"Ya ya ya, kau memang gadis menyebalkan. Selalu saja begitu" desis pak Jono kesal.
Sebenarnya pak Jono bukan berbaik hati pada Azura, tapi ia memiliki niat terselubung yaitu ingin mendapatkan simpati dari gadis cantik itu.
Pak Jono pernah mengajak Azura bernegosiasi, ia akan menghapus semua hutang orang tuanya tapi dengan syarat Azura mau menjadi istri ketiga nya. Tentu saja Azura menolak mentah-mentah penawaran Pak Jono tersebut, ia lebih suka bekerja keras banting tulang siang dan malam dari pada menjadi istri ketiga bandot tua seperti pak Jono. Sudah seperti tak punya harga diri saja pikirnya, rugi dong Azura yang cantik dan pintar masa' malah jadi istri ketiga, gumamnya penuh percaya diri. Ya, Azura memang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lebih tepatnya mendekati narsis. Hahaha ...
"Wah, pak Jono baik deh! Makasih ya pak!" ujar Azura seraya tersenyum lebar membuat pak Jono merasa tersanjung.
"Dasar bandot tua nggak tau malu, udah tua bukannya banyak ngamal malah sibuk cari bini baru" Dalam hati Azura mencibir.
ceritanya bagus, menarik....dan menginspirasi banget...top deh 👍
semangat terus dalam berkarya 💪🥰
semoga sukses dan sehat selalu ya