Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Jaga Jarak
Sudah hampir dua bulan zeera tidak bertukar kabar dengan Yoongi, pun sebaliknya. Selain karena kesibukan masing-masing, juga karena Zeera sengaja menjaga jarak dengan Yoongi. Dia tidak mau larut dalam perasaannya sendiri. Dia tidak mau berharap lebih pada Yoongi.
Lalu apa alasan Yoongi yang seolah menjaga jarak dengan Zeera?
Selepas pemotretan siang itu, Yoongi memilih tiduran di sofa dan memainkan handphone nya.
"Hyung." Hobi memukul pelan kaki Yoongi. Dia memberi kode agar Hyung nya itu memberi tempat untuknya duduk.
"Apa?"
"Bagaimana hubunganmu dengan Zeera?" Hobi memelankan suaranya, dia takut terdengar oleh staff yang lain.
Terdengar hembusan nafas dari Yoongi. Lalu dia terduduk menatap Hobi dengan lesu.
"Kenapa Hyung?"
"Entahlah. Sudah hampir dua bulan ini kami tidak ada komunikasi."
Hobi menunjukkan ekspresi terkejutnya. "Berarti apa yang Husna katakan itu benar?"
"Tentang apa?"
"Kau dan Zeera sudah tidak ada komunikasi."
"Apa Hyung mau mengejar nuna lagi?"
Yoongi mengerutkan kening. Memutar matanya, berfikir.
"Apa yang membuat Hyung seakan menjauhi zeera?"
"Aku hanya ingin memastikan perasaanku padanya. Apa ini benar cinta, atau hanya rasa suka semata."
"Lalu?"
"Kau akan tahu nanti." Yoongi tersenyum penuh arti. Dia kembali merebahkan tubuhnya di sofa.
Hobi diam, dia penasaran dengan ucapan Yoongi.
"Hobi-ah, kau sendiri bagaimana dengan Husna?" Celetuk Yoongi dengan matanya yang tertutup.
"Baik Hyung, wisuda nanti, aku berniat akan melamarnya."
Sontak, Yoongi kembali membuka mata, lalu terduduk.
"Serius?"
Hobi mengangguk meyakinkan dengan senyuman khasnya.
"Kapan wisudanya?"
"Minggu depan."
"Sial." Gumam Yoongi.
"Kenapa Hyung?"
"Ah tidak."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di salah satu pusat perbelanjaan kaki lima daerah Gangnam. Zeera dan Husna sedang asik memilih baju untuk mereka kenakan pada saat mengajar. Meskipun bukan gamis, tetapi mereka mencari atasan seperti kemeja panjang serta rok yang cocok.
"Zee, kamu sudah ngasih tahu Yoongi oppa soal wisuda?"
Zeera menggeleng cepat.
"Kenapa?"
"Nggak apa-apa." Zeera melanjutkan memilah beberapa rok di hadapannya.
Husna terdiam, memperhatikan gerak gerik sahabatnya itu.
"Ah, sepertinya ini cocok dengan kemeja ini." Zeera memandangi rok polos berwarna mauve dengan kemeja hitam motif bunga-bunga kecil. Dia kemudian pergi ke kamar ganti untuk memastikan pilihannya tidak salah.
Husna masih diam memperhatikan Zeera yang pergi tanpa bilang padanya. Dia merasa antara kasihan dan juga kesal. Kasihan karena sahabatnya itu harus memendam rasa cintanya. Kesal karena Zeera tidak pernah mau jujur pada dirinya sendiri.
Selesai berbelanja baju, keduanya pergi membeli beberapa camilan dan minuman. Duduk di salah satu bangku panjang di pinggir jalan. Zeera melahap camilannya seperti tanpa beban. Sedang Husna, meskipun sedang makan, tapi matanya masih saja menatap Zeera yang duduk di hadapannya.
"Kenapa kamu liatin aku terus?"
"Hmmm, kamu baik-baik saja Zee?"
"Iya. Emangnya kenapa?"
"Hehe nggak apa-apa." Husna mengalihkan pandangannya ke arah lain. Seketika matanya membulat saat melihat sosok yang dikenalnya.
"Zee, Zee." Husna menepuk-nepuk tangan Zeera.
"Apa?"
"Lihat ke belakang kamu."
"Apaan sih?"
"Cepet!"
Zeera menengok ke belakang. Dia juga tidak kalah terkejutnya. Khumaira sedang makan bersama dengan Jungkook di depan kedai yang jaraknya tidak jauh dari tempat Zeera dan Husna makan. Meski Jungkook masih mengenakan masker, tapi Husna dan Zeera tahu betul bahwa itu Jungkook.
"Kenapa nggak sama Yoongi oppa ya?"
"Husna!" Zeera memukul tangan Husna.
Husna hanya tertawa mendengar Zeera protes. Dia tahu bahwa zeera tidak suka dengan ucapannya.
"Sejak kapan mereka dekat?" Zeera menoleh kembali ke arah belakang.
"Bukankah pas di rumah sakit juga mereka akrab."
"Kita samperin nggak nih?"
"Jangan Zee, nggak enak lho."
"Oh, ok." Zeera tersenyum tipis, dan Husna melihat itu.
Di bangku, dimana Khumaira dan Jungkook makan. Keduanya terlibat pembicaraan mengenai pendidikan dini untuk Namira. Bahkan Jungkook menawarkan Khumaira untuk tinggal di apartment miliknya saja ketimbang tinggal di rumah kontrakan. Lagipula, apartment pribadi Jungkook kosong.
"Tidak kook, aku sudah terlalu sering merepotkan mu. Aku tidak mau berhutang budi lagi padamu, aku tidak tahu harus bagaimana nanti membayarnya." Khumaira terkekeh pelan di akhir ucapannya.
"Aku sama sekali tidak merasa direpotkan nuna. Dan kau juga tidak punya hutang budi apapun padaku. Aku hanya ingin memberikan kenyamanan untuk nuna, ibu dan Namira, itu saja."
"Apa yang kau inginkan?" Khumaira menatap tajam pada Jungkook.
Jungkook sedikit salah tingkah.
"Aku tidak menginginkan apapun." Jawabnya gugup.
"Benarkah?"
"I-iya." Jungkook membuka sedikit maskernya, memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Tidak ada pembicaraan lagi, keduanya sibuk menghabiskan makanan masing-masing.
Setelah selesai, keduanya pergi meninggalkan kedai. Berjalan beriringan tapi tidak ada yang berbicara. Hening.
Melihat kepergian Khumaira dan Jungkook, Zeera serta Husna hanya terdiam tanpa berniat memanggil.
"Kenapa mereka pada diem sih? Bukannya tadi kelihatan seru banget ngobrolnya?"
Husna hanya mengangkat kedua bahunya, tidak tahu.
...****************...
"Nuna mau pergi kemana lagi?"
"Hmm... Sepertinya aku melupakan sesuatu."
"Apa?"
"Ikut denganku." Khumaira menarik lengan Jungkook.
Wanita itu membawa Jungkook ke salah satu toko baju. Mencari baju muslim. Satu dua baju dia ambil lalu memberikannya pada Jungkook untuk di coba. Jungkook tidak bisa menolak. Dia pergi ke kamar pas, mencoba satu baju yang berwarna sky blue, baju Kemko (kemeja Koko) lengan panjang. Mematut diri di depan cermin, lalu keluar.
"Bagaimana nuna?"
Khumaira tersenyum,mengacungkan kedua jempolnya.
"Coba lagi yang satunya." Pinta Khumaira.
"Ok." Jungkook nyengir. Dia kembali masuk ke dalam kamar pas. Mencoba baju kedua yang berwarna maroon. Tapi baju muslim yang ini modelnya semacam baju kurta. Dia segera keluar.
Khumaira memperhatikan Jungkook, memastikan baju keduanya juga cocok.
"Baiklah. Kita ambil keduanya."
"Memangnya cocok?"
"Hmmm. Ayo!"
Keduanya pergi ke kasir. Khumaira hendak mengeluarkan beberapa lembar uang, namun tangannya di tahan Jungkook.
"Gunakan black card ku saja nuna." Bisik Jungkook.
Khumaira mendelik. "Tidak usah memancing orang-orang untuk mengetahui siapa dirimu. Nanti repot."
Jungkook melihat ke sekeliling toko. Dia hanya menganggukkan kepala.
Khumaira segera membayar total belanjaannya.
"Suamimu pasti tampan sekali ya eonni." Goda kasir wanita.
"Dia adikku, bukan suamiku." Jawab Khumaira tegas, namun tersenyum ramah. Dia melirik ke arah Jungkook yang seperti sedang tersenyum padanya, karena terlihat dari matanya yang menyipit.
Jungkook tidak berani bersuara, takut ketahuan identitasnya. Sang kasih hanya ber oh ria mendengar jawaban Khumaira.
Keduanya melangkah keluar toko.
"Kenapa nuna hanya menganggap ku adik?"
"Memangnya kau mau aku anggap apa?"
"Yah, kalau tidak suami minimal pacar." Kekeh Jungkook.
"Jangan berharap." Khumaira memukul pelan lengan Jungkook.
"Kenapa memangnya?"
"Aku ini terlalu tua untukmu. Belum lagi statusku yang single mom. Apa kata orang nanti kalau kau berpacaran atau bahkan menikah denganku?"
"Bukankah cinta tidak memandang usia dan status?"
"Eomma ku juga lebih tua dari appa." Lanjut Jungkook.
Khumaira menghentikan langkahnya, pun dengan Jungkook. Mereka saling berdiri berhadapan. Khumaira yang memang hanya memiliki tinggi badan 155cm, dia harus menengadahkan kepalanya saat menatap Jungkook.
"Kau benar. Tapi, perbedaan diantara kita terlalu banyak."
"Tapi aku tidak peduli nuna." Jungkook sedikit menundukkan kepalanya, biar sejajar menatap mata Khumaira.
"Kalau begitu, cobalah berusaha lebih keras untuk menaklukan hatiku." Tantang Khumaira.
"Baiklah. Aku terima tantangan nuna."
Khumaira menampar pelan pipi Jungkook yang tertutup masker. Pria bertato itu terkekeh, pun dengan Khumaira.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kamar apartemennya. Zeera tidak bisa tertidur. Hatinya seolah merindukan seseorang. Tapi dia merasa gengsi untuk sekedar mengirim pesan singkat terlebih dulu. Zeera gulingkan badannya ke kanan dan kiri. Terduduk, lalu kembali merebahkan badannya di kasur.
"Astaghfirullah. Kenapa kamu jalan-jalan terus dipikiran aku sih oppa?" Zeera kembali terduduk. Nafasnya terdengar berantakan karena menahan rasa kesal.
"Kenapa sih kamu sama sekali nggak kasih kabar?"
"Masa iya harus aku duluan yang ngirim pesan. Kan malu."
"Ya Allah, aku harus gimana?" Zeera menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Apa yang terjadi dengan Zeera tidak jauh berbeda dengan, apa yang terjadi pada Yoongi. Disaat yang lain sudah terlelap dan terbuai mimpi, pria itu masih saja asik merenung dekat jendela kamarnya. Membuka kaca jendela, menatap hamparan bintang yang bertaburan di langit. Terdengar beberapa kali Yoongi menghela nafas, antara kesal dan putus asa.
"Ya Allah, aku bingung dengan perasaanku sendiri." Yoongi menunduk.
"Aku memang jatuh cinta pada Zeera. Tapi jujur, aku juga cemburu melihat kedekatan Jungkook dengan Aira." Yoongi tersenyum miring.
"Kenapa aku harus cemburu pada adikku sendiri? Astaghfirullah." Yoongi kembali menghela nafas.
Langkahnya membawa dia ke kamar mandi, mengambil air wudhu. Kemudian berganti pakaian, menghamparkan sajadahnya dan mulai sholat. Dia selalu mendapat nasihat dari ustadz Yusuf untuk melakukan sholat istikharah, ketika dilanda kegundahan diantara beberapa pilihan. Baik dari hal pekerjaan ataupun masalah jodoh.
Kembali ke kamar Zeera.
Gadis cantik itu juga tengah melakukan sholat istikharah. Dengan khusyuk berdoa kepada Sanga Maha Pemilik Hati, untuk diberikan kemantapan hati, apakah dia harus tetap bertahan dengan perasaanya terhadap Yoongi, atau malah melupakan salah satu rapper BTS itu.