Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacaran dengan Artur.
Lea kini sudah pulang dari konter, dan dia sedang bersantai memainkan hpnya, setelah tadi dia bersih bersih, saat ini dia sedang berkirim pesan dengan Artur.
^Udah pulang Lea?.
^Udah ka, baru aja.
^Makan jangan lupa.
^Udah ko, sebelum pulang.
^Yaudah bagus kalau gitu.
^Iya ka.
^Lea.
^Iya kenapa ka.
^Aku merasa, kita tuh punya perasaan yang sama gitu.
^Maksudnya gimana?.
^Apa ga sebaiknya kita pacaran aja, kamu mau ga jadi pacar aku?.
^Hah, maaf aku kaget.
^Gimana perasaan kamu ke aku, kalau aku sii merasa, lebih punya perasaan lebih, dari kedekatan ini.
^Jujur ya ka, aku juga nyaman, nyaman banget dengan kakak, kakak itu, baik, super duper baik sama aku, selalu nemenin aku dan menyemangati aku sampai sekarang.
^Jadi, kamu mau jadi pacar aku kan, kita udah sama sama nyaman.
^Iya aku mau ka.
^Berarti, kita resmi pacaran kan.
^Ya kak.
^Makasih ya, kamu mau menerima aku.
^Iya ka, sama sama.
^Yaudah, sekarang kamu istirahat ya.
^Iya kak.
Lea lalu menyimpan hpnya dengan perasaan senang, tak menyangka, Artur akan mengajak nya berpacaran, dia sangat senang, karena selama ini, dia memang ada rasa pada Artur, namun ya dia sadar diri dengan dirinya bagaimana mungkin Artur bisa suka padanya.
Lea lalu merebahkan dirinya di kasur teplak yang ada disitu, dengan persaan senangnya, dia akan mimpi indah pagi ini.
...****************...
Keesokan harinya.
Pagi pagi sekali, sudah ada sering hpnya menyala, ini sudah waktunya subuh, dan dia mengecek ternyata itu adalah pesan dari Artur.
^Sudah waktunya subuh bangun.
^Iya ka, ini sudah bangun.
^Solat subuh ya.
^Iya kak.
Tidak ada balasan lagi dari Artur, Lea lalu bangun dan ke kamar mandi, lalu dia melaksanakan solat, disebelahnya ada ibunya yang juga selesai solat, usah solat Lea bersama sama dengan ibunya.
"Berseri seri sekali pagi pagi tumben," ucap bu Romlah, menatap Lea, dengan heran.
"Heheh iya dong mah, abis mimpi indah," ucap Lea, dengan senyumnya.
"Wah bagus dong kalau mimpi indah, pantas saja, sangat senang," ucap bu Romlah, sambil menyapu halaman rumah.
"Iya dong mah," ucap Lea, sambil selesai mengepel.
"Yaudah, kamu mau beli sarapan apa?, sekalian beli ni kedepan," ucap bu Romlah, memerintah.
"Apa ya mah, Lea pengen bubur ayam aja deh, bosen kalau beli nasi uduk terus mah," ucap Lea.
"Yaudah nii uangnya, mama sama bapak nasi kuning aja," ucap bu Romlah, memberikan selembar uang berwarna biru.
"Okay mah, Lea mau ambil kerudung sama HP dulu," ucap Lea, berlalu ke kontrakan.
Lea kerumah, mengambil HP dan memakai kerudung nya lalu dia berjalan menuju tukang bubur, karena tukang bubur dan tukang nasi kuning bersebelahan, dia akhirnya duduk disitu, sambil duduk, dia sambil memainkan hpnya, dan melihat story, ternyata Artur, membuat story disana, potonya dan Artur, saat pengibaran bendera, dengan caption "Semua berawal dari sini, semangat bekerjanya sayang".
^Aduh ka, di post lagi, malu bangett.
^Ga perlu malu, kamu kan pacar aku.
^Ih, tetep aja dong malu.
^Jangn kaya gitu mikirnya, sekarang sarapan sana.
^Iya kak, ini juga mau lanjut sarapan ko, lagi beli dulu.
^Yaudah hati hati di jalannya, inget pake kerudung terus, kalau keluar ya.
^Iya kak, pake kerudung ko.
^Nah bagus.
^Yaudah kak, aku mau pulang, sudah selesai membeli makannya.
^Yasudah, hati hati ya.
^Iya ka dah.
Lea lalu pulang kerumahnya, setelah membayar bubur dan juga nasi kuningnya.
"Assalamu'alaikum, ma, udah selesai ni mah," ucap Lea, memasuki kontrakan.
"Yaudah langsung sarapan dan berangkat," ucap bu Romlah.
"Iya mah," ucap Lea.
Merekapun sarapan terlebih dahulu, setelah sarapan satu persatu orang tuanya pergi bekerja, sedang Lea belum berangkat, karena dia masih menunggu jam 7, dan dia juga sambil berkirim pesan dengan Artur.
^Aku mau berangkat sekolah ya, kamu semangat kerjanya.
^Iya ka, makasih ya, kaka juga semangat.
^Iya dah, nanti telpon ya, kalau udah pulang kerja.
^Iya ka pasti, dah.
^Dah.
Lea menutup kembali hpnya dengan perasaan senang, lalu dia menatap adiknya yang masih tertidur dan mulai membangunkan adiknya.
"Dek, Muni, bangun yu," ucap Lea, menepuk pelan pipi adiknya.
"Hum, iya ka," ucap Muni, mengeluarkan tubuhnya.
"Yu bangun, cuci muka, kaka mau berangkat kerja, kamu biar kaka suapin dulu," ucap Lea.
"Cuci muka aja ka, Muni belum laper, nanti kalau laper, muni makan sendiri aja," ucap Muni,dengan suara khas bangun tidur, dia terduduk, dan mengucek matanya.
"Bisa emang makan sendiri," ucap Lea, dengan ragu ragu.
"Bisa ka," ucap Muni.
"Nanti belepotan ga," ucap Lea, menatap adiknya tak yakin.
"Ga ka, Muni kan udah gede, muni suka makan sendiri ko, kalau kakak dan mamah kerja," ucap muni dengan polosnya.
"Yaudah ayo cuci muka," ucap Lea.
"Iya ayo," ucap Muni, dia langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi duluan.
Setelah selesai mencuci muka adiknya, Lea langsung memberikan adiknya air.
"Dede, kalau ditinggal ngapain aja, kakak penasaran," ucap Lea, pada adiknya.
"Ya main mainan, sama tidur, terus kan nanti mamah pulang," ucap Muni, dengan polosnya.
Lea sedih mendengar itu, adik kecilnya ini, sering ditinggalkan, olehnya dan kedua orang tuanya, tapi adiknya ini seakan mengerti dan patuh, bila sendirian, walau kadang dibawa ayahnya ikut, kalau dia sudah bangun, kadang juga oleh ibunya, Lea sebenernya ingin membawa adiknya ikut ke konter, tapi dia sadar diri, masih pegawai baru, dan baru satu bulan, tapi sudha banyak tingkah membawa adiknya, walau dia tau, adiknya adalah anak yang cenderung diam, dan tidk akan menggangu pekerjaannya.
"Dede hebat ya, berani sendiri," ucap Lea, dengan haru.
"Harus dong, kan dede juga nanti, ikut bapak kadang, tapi hari ini bapak udah berangkat ya," ucap Muni, menatap sekeliling.
"Iya de, udah berangkat, lagian dede emang ga panas apa kalau ikut bapak," ucap Lea, menatap heran adiknya.
"Ga dong, seru, walau kadang Muni pengen beli mainan, tapi kasian bapak," ucap Muni, dengan mata berkaca kaca.
"Nanti, kita beli sama kaka ya, mau kan," ucap Lea.
"Iya ka, boleh," ucap Muni, dengan binar bahagia.
"Nah, kaka mau berangkat kerja ya Muni, Muni sendirian, harus berani ya," ucap Lea, dia mulai mengambil tas yang biasa dia bawa kerja.
"Berani dong, nanti Muni kunci dari dalam kontrakannya," ucap Muni.
"Iya, langsung kunci ya, kalau kaka udah keluar, nanti kalau ada yang ketok, jangan dibuka kalau bukan mama ya, kamu jangan lupa makan juga," ucap Lea, memberi nasehat adiknya.
"Siap ka," ucap Muni, dengan hormat.
"Yaudah kaka berangkat, assalamu'alaikum" ucap Lea, dia lalu berdiri dan muali keluar rumah menatap adiknya.
"Wa'alaikumsalam," ucap Muni, dia menutup pintu, dan mengikuti, langkah Lea dari belakang.
Lea berangkat menuju, konter, walau dengan perasaan cemas, begitu keseharian Lea, setiap hari, ketika meningalkan adiknya.