Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepolosan Edgar
Seorang wanita tengah bersenang-senang dengan beberapa kawannya, dia menenggak minuman sambil berjoget-joget dibawah lampu kerlap-kerlip di sebuah apartemen.
BRAKKK.
Semua orang menatap kearah pintu yang di buka dengan begitu kerasnya, pemilik apartmen yaitu Emilie yang sudah setengah mabuk pun tersentak melihat Leo datang bersama anak buahnya. Bukan hal yang sulit mencari keberadaan seseorang untuk Leo, dalam sekejap ia bisa mengetahui dimana orang yang menjadi targetnya.
"M-mau apa kau datang kesini?" tanya Emilie tergagap.
"Kau pikir kau akan pergi dengan tenang setelah apa yang kau lakukan? Sayang sekali, tidak ada yang bisa lepas dari genggaman seorang Leo." ucap Leo menyeringai.
"Memangnya apa yang aku lakukan? Bukankah kenyataannya memang begitu?" tanya Emilie dengan melipat kedua tangannya.
"Keluar! Tinggalkan wanita ini sendirian, atau aku akan melenyapkan kalian semua." ucap Leo mengusir teman-teman Emilie.
Emilie telah salah memilih lawan, Leo mengeluarkan senjata apinya yang ia tunjukkan pada teman-teman Emilie, mereka keluar berlari ketakutan sedangkan Emilie sudah ketar-ketir begitu temannya semuanya keluar.
"Hei, jangan tinggalkan aku." cegah Emilie.
"Kau pikir, aku mau mati konyol disini." sewot salah satu temannya.
"Urus saja urusanmu, aku masih belum menikah." tambah temannya lagi.
"Sialan! Dasar pengecut kalian semua, brengsek!" amuk Emilie.
Leo tersenyum smirk kearah Emilie, dia berjalan kearah Emilie dengan menodongkan senjata apinya. Emilie berjalan mundur ketakutan, dia akui kalau ia memang salah dan tidak tahu kalau akan seperti ini jadinya.
"Botak, putar semua bukti yang sudah kau dapatkan." titah Leo.
"Baik bos." seru si botak.
Si botak memutar bukti cctv rumah sakit dimana Edgar dan Leo keluar dari ruangan dokter Gilang, disana Emilie tak sengaja melihatnya lalu bersembunyi. Setelah kepergian Edgar dan Leo dari ruangan Gilang, Emilie mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh Edgar, dia masuk ke ruangan Gilang berpura-pura menemuinya, saat itu Gilang berpamitan pada Emilie untuk pergi ke toilet dan saat itu juga Emilie beraksi. Emilie mencari surat keterangan yang di simpan oleh dokter Gilang selaku kerabatnya, dia melihat kanan kiri agar tidak ketahuan, setelah mendapatkan apa yang dia cari Emilie memasukkan laporan medis Edgar kedalam tas.
"Mau mengelak? atau mau jujur?" tanya Leo.
Emilie tidak menjawab pertanyaan Leo, Leo memberikan kode pada si botak untuk mengeluarkan kembali bukti yang ia dapatkan. Saat di tengah perjalanan si botak mendapatkan kabar dari temannya, temannya mengatakan kalau ada orang yang sudah membayar media lambe gabut untuk menyebarkan berita Edgar, si botak meminta temannya mengirimkan sebuah rekaman. Didalam rekaman yang di kirimkan oleh temannya, disana terdengar ringisan seseorang yang diyakini tengah di beri pelajaran agar ia memberitahukan siapa pelakunya.
'Aaarrgghhh, aku mohon lepaskan aku. Jangan sakiti aku lagi, aku hanya menjalankan tugas dari orang yang sudah membayarku'
'Katakan! Siapa yang sudah menyuruhmu atau akan ku patahkan kaki dan tanganmu!
'Jangan tuan! Aku akan mengaku, orang yang menyuruhku nona Emilie anak dari tuan Edwin'
Emilie membulatkan bola matanya sempurna, dia menggeleng tak percaya karena secepat itu kejahatannya bisa terbongkar. Leo semakin mendekat kearah Emilie, namun siapa sangkan Emilie malah mengalungkan tangannya di leher Leo.
"Jangan terlalu serius tuan," ucap Emilie mengusap rahang tegas Leo.
Leo tidak mungkin tergoda oleh wanita seperti Emilie, dia mencekal tangan Emilie dengan kuat, sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk mencengkram dagu Emilie.
"Kau pikir aku akan tergoda dengan tingkahmu yang seperti lo***? Tidak sama sekali!" sentak Leo.
Leo mendorong tubuh Emilie sampai jatuh tersungkur, dia tahu Emilie memiliki dendam pada Edgar karena dulu Edgar menolak dijodohkan dengannya, kedua orsngtuanya mengusir Emilie yang dianggap sudah mempermalukan keluarganya.
"Beruntung aku tidak jadi di jodohkan dengan Edgar, pantas saja dia menolak beberapa wanita yang pernah ditawarkan oleh ibunya, ternyata terongnya layu heh." cibir Emilie.
"Oh, kau rupanya sangat berani nona Emilie." ucap Leo menyeringai.
"Benar begitu kenyataannya bukan? Percuma kaya raya, tampan, kalau terongnya layu siapa yang mau? Kalau ada yang maupun pasti cuman ingin menikmati hartanya saja." ucap Emilie.
"Botak! Singkirkan perempuan ini sekarang juga!" geram Leo.
Si botak menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia langsung menyeret Emilie keluar dari apartemen. Jika ada kata 'Singkirkan' itu berarti si botak ditugaskan membawa Emilie ke ruang bawah tanah, disana adalah tempat untuk orang-orang yang sudah berani melawan Edgar dan juga singanya. Emilie memberontak begitu si botak membawanya masuk kedalam mobil, dia panik karena tak tahu akan dibawa kemana.
Leo pun keluar dari apartemen milik Emilie, dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir dibawah. Leo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia yakin kalau Edgar saat ini menunggunya.
.
.
Tak lama kemudian mobil Leo sudah sampai di perusahaan Giomani group, dia berjalan dengan tubuh tegapnya serta wajah dinginnya yang ditakuti oleh semua orang yang berada di dalam perusahaan. Leo menaiki lift khusus CEO menuju ruangan Edgar, saat pintu lift terbuka ia masuk kedalam ruangan dimana disana masih ada keluarga Wiguna dan juga keluarga Edgar.
"Bagaimana?" tanya Edgar.
"Semuanya sudah di bereskan." jawab Leo.
"Pelaku?" tanya Edgar lagi.
"Emilie, yang pernah di jodohkan denganmu." jawab Leo.
"Emilie? Anak Edwin?" tanya Rio.
"Betul tuan, dia anaknya tuan Edwin. Dia mengetahui kalau saat itu kami berdua keluar dari dalam ruangan dokter yang mengani tuan Edgar, kebetulan dia adalah kerabat dari dokter tersebut, dia diam-diam mencuri laporan medis untuk di publish ke media lambe gabut, ia juga membayar admin lambe gabut agar mau menyebarkan berita tersebut." jelas Leo.
"Satu masalah telah selesai, sekarang tinggal satu masalah lagi." ucap Albert.
"Untuk itu aku akan segera mengurusnya, tetapi aku harap kalian jangan kaget." ucap Edgar.
"Mau ngapain loe? Awas kalo loe apa-apain adek gue." Tanya Adel.
"Gak di apa-apain kok, cuman mau diajak battle aja." ucap Edgar.
"Jangan aneh-aneh Ed." ucap Rasya.
"Pada kenapa sih loe berdua? Soudzon aja sama gue? Heran deh, emangnya gue mau ngapain?" tanya Edgar beruntun.
"Bukannya loe bilang kalau perkutut loe ada pawangnya? Gue cuman takut loe blaem-blaem si bocil, secara dia yang bisa nyelamatin loe." ucap Adel.
"Gue gak serendah itu madam, lagian kalau ngelakuin blaem-blaem gue gak tahu caranya?" ucap Edgar.
Uhukk..uhukk..
Satria dan juga Albert terbatuk-batuk karena tersedak air, mereka begitu terkejut mendengar penuturan Edgar yang mengatakan tidak tahu caranya blaem-blaem.
"Kakak serius?" tanya Satria.
"Ngapain gue becanda dek, emang gue gak tahu caranya." jawab Edgar polos.
"Orang pas burungnya ngembang aja dia panik, apalagi cara mainin burungnya." ledek Leo.
"Buahahahahaa." tawa semua orang pecah seketika.
"Kenapa pada ketawa?" tanya Edgar cengo.
Leo menepuk keningnya pusing, dia menggelengkan kepalanya karena memang pada kenyataannya Edgar itu tidak tahu tentang s***, yang dia tahu hanyalan c***** dan blaem-blaem sendiri ia hanya tahu kalau kata tersebut di tujukkan untuk membuat adonan, tetapi untuk mempraktekkannya dia sama sekali tidak tahu.
"Gue heran, gunanya lu punya burung apa?" tanya Adel.
"Ya buat pipis." jawab Edgar polos.
"Buahahahaha." semuanya kembali tertawa, kecuali Rio yang menyembunyikan wajahnya.
Indah dan yang lainnya tertawa lepas, apalagi Adel sampai mengeluarkan air mata saking lucunya mendengar jawaban polos Edgar.
"Bentar dulu, disini yang gue bingung adalah kenapa loe periksa burung loe? Dan loe juga berasumsi kalau loe itu impoten sebelum emang dinyatakan begitu oleh dokter?" tanya Rasya.
"Iya juga ya." ucap Albert.
"Leo jelasin." titah Edgar.
Flashback
Seperti biasanya Edgar dan Leo seringkali bermain game sampai larut malam, keduanya menginap diapartemen milik Edgar karena memang Edgar tidak mau pulang ke mansion meskipun Clarissa ibu tiri Edgar memintanya pulang.
"Bos lu gak pulang?" tanya Leo.
"Enggak sudi, mending disini adem ayem." jawab Edgar.
"Yaudah main game aja, lagian besok kita libur." ucap Leo.
"Ide bagus." ucap Edgar.
Keduanya pun bermain game sambil ketawa-ketiwi, mereka seringkali lupa waktu jika sudah memasuki waktu libur. Mereka berdua sampai ketiduran diatas ranjang yang sama, saat siang menjelang Edgar terlebih dahulu membuka matanya, dia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan juga Leo.
Hooaaamm..
Edgar menguap sambil menggeliatkan tubuhnya, dia menepuk wajah Leo agar terbangun dari tidurnya.
"Le, bangun Le." ucap Edgsr dengan suara serak.
Pukk..Pukk..Puk..
"Apaan sih bos? Masih ngantuk ini." ucap Leo masih dengan mata yang tertutup.
"Masakin gue Le, laper." ucap Edgar.
"Issshh, ganggu aja." kesal Leo.
Mau tak mau Leo pun membuka matanya, dia menggeliatkan tubuhnya sampai perkututnya mengembang, Edgar tak sengaja melihat kearah perkutut Leo yang mengembang pun menjadi heran.
"Le, kok perkutut lu ngembang sih?" tanya Edgar.
"Ya iyalah, kan normal kalau bangun tidur terus menggeliat perkututnya ikut menggeliat juga, kalau bangun tidur perkututnya masih imut itu baru abnormal." ucap Leo.
"Berarti gue gak normal dong?" tanya Edgar.
"Hah? gimana-gimana?" tanya Leo takut salah dengar.
"Gue tiap bangun gak pernah kek gitu, perkutut gue imut-imut aja tuh gak ngembang kek gitu." ucap Edgar.
Leo sedikit tersentak mendengarnya, dia buru-buru mengambil handphonenya memperlihatkan tontonan blaem-blaem pada Edgar, dia ingin melihat reaksi perkutut Edgar akan ngembang atau diam saja di tempatnya.
"Ihh, menjijikkan." ucap Edgar jijik melihat tontonan yang di perlihatkan oleh Leo.
"An**** bos, jangan bilang kalau loe impoten?" tebak Leo.
"Impoten tuh apa?" tanya Edgar.
"Impoten tuh dimana burung loe gak bisa tegak, kalau berlanjut suatu saat loe gak bisa punya anak." jawab Leo.
"Eh, gak bisa gitu dong. Loe kan tahu sendiri gue mau punya istri sama anak, wah parah lu doain gue gak punya anak." ucap Edgar tidak terima.
"Ya Allah bos, kenapa loe itu polos tapi bego sih? Kalau burung loe gak berdiri gimana cara bikin adonannya bos? Istri loe juga bakalan bingung nantinya, loe mau punya anak tapi burung loe aja gak bisa masuk sarangnya." ucap Leo frustasi.
"Emang gitu ya?" tanya Edgar polos.
"Aaaarggggghh, serah lu deh ahh. Mending gue masak, ngeladenin lu sama aja mancing gue jadi gila." ucap Leo mengacak-acak rambutnya.
Leo pun melompat dari kasur meninggalkan Edgar, Edgar sendiri bertanya-tanya sampai ia menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.
Flasback off
"Gila loe Le, sabar banget ngadepin Edgar." ucap Rasya.
"Sabar pala lu! Gue sampe dateng ke psikolog, takutnya gue gila beneran." ucap Leo.
"Maafin daddy son, daddy tidak memperhatikan apa yang kamu alami selama ini, tapi sekarang daddy juga ingin meminta maaf padamu karena daddy ngakak mendengar cerita Leo 🤧" ucap Rio.
"Issh, daddy nyebelin." kesal Edgar.
"Maaf nak." ucap Rio.
Adel mengibas-ibaskan tangannya ke wajahnya yang sudah memerah karena terus tertawa, dia meraup oksigen sebanyak-banyaknya, lama tertawa membuat ia hampir sesak nafas.
"Lu wajib berguru sama gue Ed." ucap Adel.
"Enggak ah, gue mau berguru sama Al aja, takutnya loe sesat." ucap Edgar.
"Pilihan yang bagus, aku akan membantumu menghafalkan semua gerakan dan tindakan yang harus kamu lakukan jika sudah punya istri." ucap Albert mengacungkan jempolnya.
"Aku juga akan memberikan buku panduan, biar semakin memudahkan kakak belajar." ucap Satria.
"Kok gue takut ya." ucap Leo.
"Takut napa sih Le?" tanya Edgar.
"Ini sebuah peringatan aja sih buat bos ku tersayang! Suatu saat jika engkau sudah memiliki seorang istri, tiba di malam pertama saya mohon! Saya mohon dengan sangat, jangan menghubungi siapapun untuk menanyakan bagaimana caranya mencetak gol, terutama saya!" ucap Leo dengan mimik wajah yang serius, dia juga menekan kata-katanya pada Edgar.
"Ya kalau darurat sih gapapa kan, emang kapan gue mau nikah Le? Pacar aja gak punya." heran Edgar.
"Ck, jodoh gak ada yang tahu Ed. Mas Al aja dulu pacaran bertahun-tahun sama si Sonia gak nyampe pelaminan, eh taunya malah gue jadi istrinya meskipun ya di jodohin." ucap Adel.
"Iya sih, dad gak ada niatan cariin aku cewek gitu? Biar kayak Al sama Adel." ucap Edgar pada Rio.
"Gak ada son, daddy ingin kamu memilih pasanganmu sendiri seperti adikmu." ucap Rio.
Semua orang berbincang-bincang kembali sesekali tertawa, situasi yang tadinya tegang dan diliputi emosi pun kini berubah mencair seketika.
Si botak sudah sampai di ruang bawah tanah, dia menyeret Emilie kedalam ruangan gelap serta bau. Emilie mulai ketakutan melihat beberapa anak buah Leo yang datang menghampirinya, si botak memberikan kode pada temannya untuk melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan jika ada tahanan yang datang.
"Lepaskan aku!" teriak Emilie.
"Kau salah memilih lawan nona!" tekan si botak.
"Heh, botak lepaskan aku! Aku akan membayarmu dengan mahal, asal kau mau melepaskan aku." sentak Emilie, ia memberikan tawaran pada si botak.
"Wah aku sangat tergiur sekali. Kau pikir aku akan tergiur dengan ucapanmu? Tidak sama sekali, bahkan kau saja tidak memiliki uang sepeser pun nona. Perusahaan orang tuamu juga sudah bangkrut, kejahatannya dalam pencucian uang sudah terbongkar oleh pihak kepolisian, lantas kau mau membayarku menggunakan apa? Tubuhmu? Maaf sekali, aku sama sekali tidak tertarik." ucap si botak menatap remeh pada Emilie.
Si botak adalah orang kepercayaan Leo, dia yang paling pandai diantara anak buahnya yang lain. Emilie tidak bisa berkutik mendengar ucapan si botak, dia terdiam seribu bahasa dan pasrah begitu saja karena memang tidak ada jalan lain lagi untuk melepaskan diri dari masalah yang sudah ia ciptakan.
"Aku mohon lepaskan aku." ucap Emilie memohon pada si botak.
"Sudah terlambat nona, kau sudah menyebarkan berita yang bisa menghancurkan tuan Edgar." ucap si botak.
Si botak pun berlalu begitu saja dari Emilie, teman-temannya yang lain pun melakukan tugasnya. Si botak memberikan laporan pada Leo kalau dirinya sudah menyelesaikan tugasnya, setelah selesai mengirim pesan singkat pada bosnya si botak pun pergi dari ruang bawah tanah.
'Bos, tugas sudah selesai'
^^^Kerja bagus, aku akan kirimkan bonus untukmu.^^^
Oke bos, ditunggu hehe 😁
^^^Urusan duit aja nyengir lu^^^