NovelToon NovelToon
Kesabaran Ku Membawa Cinta

Kesabaran Ku Membawa Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Ulfa Zahra

Kelanjutan dari cinta untuk wisyah.

Buku diary ku, Apakah kamu tahu.

Kini kesabaran ku telah diuji kembali setelah aku tahu tentang rahasia kenapa kedua orang tuaku berpisah. Kini aku harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak aku inginkan berkesan pemaksaan.

Pernikahan yang didasari perjodohan karena sahabat yang baru aku kenal dua bulan terakhir. Menikahkan aku dengan pria yang selalu menatap ku dengan tatapan kebencian, tanpa aku tahu apa sebabnya.

Apa karena masa lalu nya yang pernah di khianati oleh wanita, makanya setiap wanita pasti akan ditatap dengan kebencian termaksud diriku.

Sanggupkah aku bertahan atau aku harus berpisah seperti kedua orang tuaku yang tidak bisa mempertahankan rumah tangga nya.
Apakah aku bisa menghapus masa lalunya dengan kesabaran ku ini yang pada akhirnya akan membawa Cinta untuknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI KE RUMAH ISTRI

Dalam gelapnya malam yang belum terlalu larut, mobil mewah milik Fazar melaju dengan kecepatan sedang melewati kendaraan lain dan berhenti di sebuah restoran terkenal di kota B.

Setelah memarkirkan mobilnya, Fazar bersama dengan sekretaris nya melangkah masuk ke dalam restoran itu. Para pengunjung yang menyadari kehadiran mereka beralih menatap ke arah Fazar dan juga sekretaris nya.

Para pengunjung kagum dengan kedatangan dua pria itu yang terlihat tampan dan berwibawa saat masuk ke dalam restoran. Dilihat dari pakaian keduanya, para pengunjung tentu tau siapa mereka. Apalagi jas mahal yang melekat rapi di tubuh gagah Fazar, menampakkan kesan seorang pemimpin.

Setelah bertanya pada Resepsionis, kedua pria itu kembali mengayun kaki mereka menuju ke ruang VIP sesuai yang disebutkan oleh Resepsionis tadi.

Sementara didalam ruangan VIP terdapat pria muda yang sedang duduk menunggu mereka.

Pemuda itu beralih melihat ke arah pintu saat mendengar pintu terbuka, dan juga suara langkah kaki.

"Selamat malam tuan Zain, tuan Fazar." Ucap pemuda itu dengan sopan saat menyambut kedatangan Fazar.

"Malam Jidan." Jawab Zain tersenyum.

“Mari silahkan duduk, tuan Zain, Fazar.” Ucapnya lagi dengan ramah saat mempersilahkan keduanya untuk duduk.

"Dimana dia? Kenapa dia tidak ada di ruangan ini, padahal dia sendiri yang menyuruh kami datang kesini untuk membahas proyek yang hampir saja kacau?” Tanya Fazar dengan ekspresi datar, tapi terdengar dari nada suaranya yang kesal, hanya saja tidak di perlihatkan. Kedatangan Fazar kesana hanya untuk memenuhi janji, jika saja Fazar tau kalau orang yang membuat janji dengan nya tidak datang mungkin ia tidak perlu repot-repot datang ke sana.

Jidan menundukkan kepalanya tidak berani menatap Fazar, Jidan sangat bingung ingin menjawab apa, karena tuan nya sendiri yang menyuruh nya ke restoran itu, dan membahas proyek kemarin. Jidan hanya mengikuti apa yang Ardian perintahkan dan mengikuti apa yang tertulis kedalam berkas itu.

Untuk pertama kalinya Jidan bertemu langsung dengan rekan bisnis tuannya sendirian tanpa didampingi oleh bos nya langsung. Tidak tanggung-tanggung proyek yang Jidan bahas salah satu proyek yang sedang kacau.

“Aku bertanya, di mana dia?!” Suara tegas Fazar berhasil membuat Jidan takut dan perlahan-lahan mengangkat kepalanya menatap kearah pria itu.

“Maaf tuan Fazar, Tuan Ardian tidak bisa datang kemari secara langsung, karena ada urusan mendadak, dan Tuan Ardian menyuruh saya membahas proyek ini." Jawab Jidan memberitahukan alasan kenapa Tuannya itu tidak datang dan menyuruh Jidan mewakilkan nya.

Fazar berdecak kesal saat mendengar jawaban Jidan."Membuang-buang waktuku saja. Kalau aku tahu dia tidak datang seperti ini, mungkin dari awal aku tidak akan kemari." Gumam Fazar dan masih bisa didengar langsung oleh Jidan dan Zain.

“Cepat bacakan aku ingin mendengarnya!”

“Baik tuan.”

Jidan mulai membahas mengenai proyek yang kemarin di curangi Dana nya oleh rekan bisnis mereka yang lain, hingga membuat proyek itu hampir saja gagal jika Fazar dan Ardian tidak menyelesaikan nya dengan cepat.

Sementara Fazar salut dengan Jidan, karena Jidan dengan teliti membahas proyek mereka tanpa ada kesalahan sama sekali, padahal pemuda itu terbilang baru ketimbang sekretaris Ardian yang pertama.

"Britahu Ardian, kalau saya setuju dengan sarannya." Ucap Fazar, membuat senyuman Jidan terbit setelah tadi terbenam. Ada rasa syukur yang ingin Jidan utarakan karena apa yang ia bahas tadi memiliki hasil yang bagus.

Jidan senang sekali dengan jawaban ini. Ternyata tidak sia-sia dia berbicara.

Setelah membahas masalah proyek nya, kini pertemuan mereka ditutup dengan makan malam bersama.

.

.

Setelah menyelesaikan pertemuan nya, Fazar kembali lagi ke kota S untuk menepati janjinya pada Haidar, bahwa malam ini ia akan menjemput istrinya.

Fazar menatap ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Fazar ragu untuk kembali kerumah Wiyah, karena ia malas jika kejadiannya sama seperti kemarin malam.

Tapi ia sudah berjanji pada Haidar.

"Apakah aku perlu ke sana atau tidak?" Gumam Fazar, mencoba untuk berpikir mencari jawaban dari pertanyaannya. Lama berpikir Fazar memutuskan untuk kembali kerumah Haidar, walaupun sebenarnya Jidan ragu

Zain yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik dari tuannya terlihat bingung, tapi Zain tidak mau bertanya.

" Zain, antarkan aku kerumah Istriku." Perintah Fazar kini mau menyebut nama istrinya tanpa kata ’Dia’ atau ’wanita itu’.

“Baik tuan."

”Sepertinya hubungan Tuan Fazar dan nona Wisyah sudah baik-baik saja. Panggilan tuan Fazar juga berbeda. Tidak ada panggilan dia atau wanita itu saat menyebut istrinya, tidak seperti kemarin. Semoga nona Wisyah bisa menjadi obat luka anda tuan." Batin Zain ikut senang dengan perubahan Fazar.

Zain ikut senyum-senyum sendirian, karena senang melihat perubahan dari tuannya. Sesekali pandangannya melirik ke arah Fazar yang sudah menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan mata yang terpejam.

Dua jam perjalanan dari kota B ke kota S, Zain bersama dengan tuan nya Fazar berada di depan gang menuju ke rumah Wiyah.

Zain menghentikan mobilnya dan kembali melirik kearah Fazar lewat kaca spion. Fazar masih berada pada posisi yang sama.

"Tuan." Panggil Zain membangunkan Fazar yang tertidur.”Tuan kita sudah sampai."

Fazar perlahan-lahan membuka matanya saat tadi mendengar suara Sekretarisnya. Fazar kembali menegakkan tubuhnya yang terasa pegal lantaran terlalu lama tidur dengan posisi duduk. Fazar melihat kearah sekelilingnya yang terlihat berbeda, menandakan kalau ia benar-benar sampai di tempat tujuannya.

“Zain kamu bisa pulang sekarang, tapi besok jangan lupa untuk menjemputku kembali ke rumah Wiyah. Aku akan membawa gadis itu tinggal bersama ku."

“Baik tuan."

Setelah Fazar turun dari mobilnya, dan kembali menyusuri gang kecil itu. Tidak berselang lama, Fazar telah sampai di depan pintu rumah Haidar. Tapi sebelum ia mengetuk pintunya, Fazar menelpon istrinya terlebih dahulu untuk memastikan, kalau ada yang membukakan pintu untuknya dan tidak seperti kemarin malam.

Sementara di dalam rumah. Gadis itu terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya, tapi harus terusik lantaran suara ponsel. Perlahan-lahan mata Wiyah terbuka. Dia menatap sekelilingnya yang terlihat samar-samar, karena masih ada cahaya lampu tidur.

Wiyah meraba ke atas nakas, dan mengambil beda persegi panjang yang sejak tadi berbunyi hingga mengganggu tidurnya. Entah siapa yang menelpon malam-malam begini sampai mengganggu waktu istirahatnya.

Wiyah mengangkat ponselnya tanpa melihat dengan jelas, siapa yang meneleponnya, karena Wiyah belum terlalu sadar saat mengangkat teleponnya itu

"Cepat buka pintunya, aku berada di luar!" Mendengar suara berat itu, kesadarannya langsung kembali begitu saja. Seakan-akan suara Fazar adalah alarm berbahaya untuknya dan perlu diwaspadai.

Wiyah merubah posisinya menjadi terduduk dan dengan kesadaran yang sudah stabil Wiyah menatap ponselnya dengan baik-baik, untuk melihat nomor sang penelepon.

"Bukannya ini nomor yang kemarin ya?” Gumam Wiyah saat menyadari kalau nomor itu ternyata nomor yang kemarin malam menelponnya.

Lantaran terlalu penasaran Wiyah kembali menaruh ponselnya ke dekat telinganya untuk memastikan suara dari sang penelpon. Apakah suami nya atau bukan.

"Apakah kamu tidak bisa mendengar, aku mengatakan apa?!" Geram Fazar saat dia tidak mendengar jawaban dari orang di seberang sana, sementara teleponnya sudah diangkat.

"Tuan Fazar." Bisik Wiyah pada dirinya sendiri setelah mendengar suara suaminya.

"Apakah kamu masih tidur atau sudah bangun sih, kenapa kamu tidak menjawabku b*doh! Aku seperti orang gila yang bicara sendiri disini!" Lanjut Fazar di seberang sana seperti orang gila, karena berbicara dan mengumpat sendirian.

Wiyah menelan Salivanya sendiri, merasa takut dengan suara dari seberang sana, yang terdengar menakutkan karena menahan kekesalannya."Ma_af tuan." Jawab Wiyah terbata bata sangking takutnya.

"Aku kira kamu sudah mati tadi, makanya kamu baru menjawab teleponku." Ketus Fazar setelah mendengar suara penerima telepon.

"Dasar pria aneh, dijawab salah nggak dijawab juga salah. Ya Allah kenapa hamba memiliki suami yang hampir sama seperti ibu-ibu yang lagi ngomelin anaknya, karena tidak pulang satu hari. Padahal aku baru dua hari menikah tapi suamiku suka mengomel." Batin Wiyah ikut merasa kesal karena perkataan Fazar. Jika saja Wiyah berani mungkin Wiyah sudah mengata-ngatai Fazar dengan perkataan kasar. Tapi Wiyah tidak mungkin melakukan itu, karena Wiyah masih berpikir untuk melakukannya. Wiyah selalu mengingat pesan dari kedua kakaknya bawah surga seorang istri berada pada suaminya.

"Apa kamu mendengarku atau tidak. Cepat buka pintunya sebelum aku memberikanmu hukuman!”

“Ya Allah, seperti inikah menikah dengan pria dingin." Batin Wiyah.

"Aku menyuruhmu untuk membukakan ku pintu, bukan terdiam!"

Wiyah turun dari kasur nya dengan tergesa-gesa. Sebelum keluar langkahnya terayun ke arah lemari untuk mengambil jilbab instan nya. Setelah itu Wiyah Keluar dari kamarnya, melangkah ke ruangan tamu untuk membukakan pintu untuk suaminya.

Setelah pintu terbuka dengan lebar, Wiyah bisa melihat Fazar sedang berdiri dengan kedua tangan melipat keatas dada. Wajah kesal tidak bersahabat menandakan kalau pria itu sedang matahs."Sepertinya aku harus memberikan hukuman untuk gadis lambat seperti mu!” Ucap Fazar yang sangat kesal dengan kelambatan istrinya, padahal itu sudah gerakan cepat untuk Wiyah.

Deg.

Jantung nya berdetak tidak karuan saat tatapan bertemu dengan tatapan tajam Fazar, jantung nya juga terasa lebih kencang dari biasanya.

"Jantungku sepertinya bermasalah." Batin Wiyah

"Ma_af tuan, sudah membuat anda meninggalkan lama tadi.” Ucap Wiyah merasa bersalah.

Fazar tidak menjawab permohonan gadis itu. Pria itu malah melangkah masuk tanpa permisi dan saat tubuhnya berdiri di sebelah Wiyah, tangan nya langsung menarik tangan istrinya itu dengan kasar, sementara tangan satunya menutup pintu secara kasar sehingga menimbulkan suara kencang yang akibat pintu dan dinding saling bertabrakan. Kalau orang-orang mendengar suara itu, pasti orang-orang akan terkejut.

Tidak sampai disitu, Fazar langsung mendorong tubuh Wiyah dengan kasar sehingga tubuh kecil dan tinggi itu terbentur ke pintu.

"Hiss." Desis Wiyah saat merasakan punggungnya terasa sakit akibat terbentur oleh pintu. Belum Reda rasa sakitnya, kini jantungnya ikut berdetak kencang seperti ingin terlepas, saat Fazar menghimpit tubuhnya di pintu. Posisi yang terlalu intim untuk Wiyah yang tidak mengerti apa-apa.

Sangking dekatnya Wiyah bisa merasakan hembusan nafas pria itu. Hembusan nafas yang terasa hangat saat mengenai kulit wajahnya, hingga membuatnya merinding.

Iris mata keduanya saling bertemu menjadi satu, antara amarah dan ketakutan, tapi dalam diam keduanya mengagumi satu sama lainnya saat melihat keindahan yang tidak bisa diungkapkan secara langsung karena gengsi

Deg

Deg.

Suara jantung keduanya saat netra mereka saling menatap satu sama lain. Wiyah yang berada dalam himpitan tubuh besar dan tinggi Fazar.

"Tuan…” Cicit Wiyah merasa begitu tidak nyaman, dengan tubuh sedekat ini. Wiyah ingin keluar dari kungkungan Fazar, tapi tidak bisa karena tubuhnya yang kecil tidak bisa memberontak dalam tubuh pria itu, apalagi Fazar mengunci pergerakannya dengan tangan kekarnya.

“Tolong lepaskan aku, tuan.” Cicit Wiyah ketakutan saat wajahnya begitu dekat dengan Fazar.

Entahlah melihat wajah ketakutan Wiyah membuat Fazar tersenyum kecil hampir tidak terlihat sama sekali, Fazar merasa lucu saat melihat wajah ketakutan istrinya karena ulahnya. Padahal Fazar dikenal sebagai pria yang mahal senyumannya setelah pengkhianatan tiga tahun yang lalu.

"Kamu sangat lambat sehingga membuat ku menunggu lama, padahal aku menikah dengan gadis muda, tapi pergerakannya sama seperti seorang nenek-nenek, ketimbang seorang gadis." Sindir Fazar, seakan-akan seperti bisikan untuk nya.

"Tuan tolong maafkan saya, saya tidak tahu kalau yang menelepon saya anda. Itu sebabnya saya tidak berani membukakan pintu." Lirih Wiyah terbata-bata ketakutan, rasanya Wiyah ingin terbebas dari pria yang berstatus suaminya. Tapi bagaimana caranya?

Saat Fazar ingin kembali mengeluarkan perkataan nya, suara dari belakang berhasil menghentikan nya.”

"Astaghfirullah...

"Allahu Akbar."

🌸🌸🌸🌸🌸

Hayu, lagi ngapain tuh. Kenapa sampai di dipergoki.😂

Bersambung.

harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran

Jangan lupa like komen dan vote nya

1
Debby Liem
7wususyf6e7w
Deyby Christina Tameane
Kecewa
Deyby Christina Tameane
Buruk
Anni Rahimah
cocok alurnya bagus.
Ulfa Zahra: Terimakasih 🤗
total 1 replies
Linda Juzhar
bukannya wisyah bukan anak biologis Jambri, kok binti nya Jambri, g boleh kan ?
Ulfa Zahra: Ada part yang menjelaskan kalau Wiyah tetap anaknya Jambri, kak
total 1 replies
Awaliyah Cendana
saya sangat menyukai cerita nya 👍🏻👍🏻
🔵MENTARY
Ry Benci Pakpol Mampir
Defi Danny Firmansyah
akhirnya tamat jga crta ini tpi msh penasaran crta Fazri & Abidzar berjodoh dgn siapa....
Defi Danny Firmansyah
Syukur Alhamdulillah Wiyah hamil lgi....
semoga Anknya cewek.....
Defi Danny Firmansyah
Wiyah kayanya hamil lgi....
Fazar psti bahagia bngt....
Defi Danny Firmansyah
apa Kevin/Zain blm tertangkap....
gmna jga dgn Nadila....
Defi Danny Firmansyah
Pph Ardian ga mau membuat Naila menderita lgi sprti dlu makanya skrg Pph Ardian posesif bngt menjaga Naila.....
Defi Danny Firmansyah
Pph Ardian ga mau Naila celaka lgi sprti dlu....
Defi Danny Firmansyah
Naila kayanya udh tnggl sma Ardian Pphnya.....
Defi Danny Firmansyah
Jidan menikah sma siapa.....
Defi Danny Firmansyah
Jidan bukan Fazar.....
Defi Danny Firmansyah
Fazar....Fazar.....🤭😂😂😂🤣🤣🤣
Defi Danny Firmansyah
Haidar & Windi Is The Best kalau semu itu menyangkut Wiyah....👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Defi Danny Firmansyah
Fazar ga mau gara2 semua itu Wiyah & Adknya Airin jdi ga akur....
AwanMendung26
Sabar, ya, Fadil. Insyaa Allah suatu saat nanti kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang ditakdirkan untuk kamu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!