Hans, CEO Muda yang arogan dan terkenal Mesum ini, salah meniduri wanita yang di kira wanita malam yang telah dia pesan, namun ternyata Seorang gadis pekerja di hotel tersebut, yaitu Lianne Lindsey, gadis yang masih berusia 20 tahun...
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat
“Ah, aku ingin menanyakan sesuatu kepada mu.”
“Menanyakan apa?”
“Tapi kau harus menerimanya terlebih dahulu, bagaimana?”
Hans mengernyit sebelum menaikkan alis nya seolah sedang bertanya "apa'' kepada wanita itu.
“Taman kaca yang berada di belakang mansion adalah milik mu?” tanya Lianne memainkan jari jemarinya seraya menggigit bibir bawah.
Hans mengangguk pelan sebagai jawaban.
“A—apa aku boleh merawat taman kaca itu?” Lianne bertanya dengan suara pelan.
“Aku tidak mendengar suara mu,” jawab Hans. Karena memang benar suara Lianne tidak bisa di dengar olehnya.
“A—apa aku ... Bisa merawat taman kaca milik mu?”
“Hah? Aku tidak mendengar suara mu,”
Gigi Lianne saling bertabrakan satu sama lain kesal dengan pria di depan nya ini. “Apa aku bisa merawat taman kaca milikmu?!” suara wanita itu menggema di seisi mansion membuat beberapa maid yang berlalu lalang menatap mereka berdua.
“Tentu saja boleh ”
“Ah, benarkah?”
“Ya, tapi aku mempunyai satu syarat.”
“Apa itu?”
“Habiskan malam bersama ku.”
Senyuman yang menghiasi bibir ranum itu redup seketika mendengar perkataan Hans.
“Bagaimana?” tanya Hans kembali menaikkan alisnya dengan senyuman miring, hal itu tentu saja membuat Lianne berdecih.
“Tidak, aku tidak mau,”
“Aku akan terus memaksa mu.” sahut Hans mendapat tatapan tajam sang istri.
“Sinting!” ujar Lianne berdiri dari sana dan pergi meninggalkan suami nya sendirian di ruang tamu.
...▪️◾◼️◾▪️...
Malam harinya, tepatnya di dapur.
Lianne, Hans, dan Nyonya Sandra tampak sedang memakan makanan yang sudah di hidangkan oleh para maid disana. Suara dentingan sendok terdengar sebelum akhirnya Nyonya Sandra membuka suara.
“Hans .”
Pria itu hanya berdehem singkat menanggapi panggilan dari Nyonya Sandra.
Lianne sejenak menghentikan aktivitas makan nya itu, mulutnya sibuk mengunyah sesendok nasi yang baru saja ia masukkan ke dalam seraya menatap suami nya dan Nyonya Sandra bergantian.
“Renca bilang kepada ku, bahwa kau mengusir nya saat dia menemui di kantor, apa benar?” tanya Nyonya Sandra dengan tatapan dingin.
“Ya, memang nya kenapa?” Hans berbalik bertanya.
“Kenapa kau mengusir nya?”
“Dia mengganggu ku,” jawab Hans terdengar dingin.
“Mengganggu mu? Dia hanya—”
“Kenapa kau tiba-tiba membahas gadis itu? Oh, apa dia mengadu kepada mu kalau aku yang mengusir nya dari kantor?”
“Kau ... Renca adalah pewaris dari keluarga Schaeffer—”
“Apa hubungan nya dengan ku?!” hardik Hans dengan suara meninggi membuat Lianne dan juga Nyonya Sandra sedikit terkejut mendengar suara menggema itu.
“Berani-beraninya kau meninggikan suara mu! Aku adalah Ibumu!” tunjuk Nyonya Sandra yang mulai emosi.
“Ibu? Kau bukan Ibuku, Ibuku hanyalah Kirana” bentak Hans.
“Kurang ajar !”
Plak!
“Ugh .... ” Lianne memegang pipinya yang terasa sakit akibat tamparan dari Nyonya Sandra.
Nyonya Sandra melototkan matanya terkejut. Niat hati ingin menampar Hans, tapi Lianne lah menggantikan pria itu.
“Lian ?!” Hans segera menghampiri istrinya yang terduduk di lantai sembari memegang pipi kanan.
“Apa yang kau lakukan?!” bentak Hans menatap marah Nyonya Sandra. “Beraninya kau menampar istriku!”
Nyonya Sandra segera mengubah ekspresi wajah nya itu menjadi datar seolah tak bersalah sama sekali. “Istrimu itu yang terlalu bodoh!”
“Kau .... ” dengan geram Hans berdiri dari duduk nya hendak mendekati Nyonya Sandra, namun Lianne segera menahan pergelangan tangan nya membuat pria berwajah tampan itu kembali menoleh pada nya.
“Masalah ini tidak usah di perpanjang, sebaiknya kita pergi saja ke kamar, pipiku terasa sangat sakit,” ujar Lianne berdiri dari lantai dingin tersebut.
“Baiklah,”