Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Grap.....
Rafael memeluk sang istri dari belakang, istri cantik yang sudah sangat lama dia rindukan, hari ini dia dapat memeluk tubuh sintal sang istri, dari tadi saat di rumah sakit, tangannya sudah gatal untuk memeluk istri nakalnya ini, namun harus dia tahan karena banyaknya orang di rumah sakit dan juga ada dua pasang mata suci yang harus dia jaga, mungkin untuk yang sudah dewasa bisa dia abaikan, tapi bagaimana dengan kedua anaknya.
"Mas...." kaget Alisa terpekik mendapatkan pelukan tiba tiba dari sang suami.
"Apa sayang." lirih Rafael yang sedang membenamkan kepalanya di curug leher sang istri, dia menghirup dalam dalam wangi tubuh istrinya itu, wangi yang selalu Rafael rindukan, bahkan Rafael selalu memborong minyak wangi yang beraroma minyak wangi sang istri.
"Geli ih...." Ujar Alisa menggeliat di dalam pelukan sang suami, sungguh perbuatan suaminya itu membuat gelora yang lama tidak pernah dia dapatkan kembali, kini tumbuh saat tubuhnya di peluk dan Rafael tidak henti hentinya mengendus dan juga mengecup bahas leher Alisa, dan tangan sang suami tidak diam begitu saja, membuat Alisa merinding.
"Diam sayang, jangan sampai mas memakanmu saat ini, dan mas ngak yakin bisa melepasmu sampai besok, dan membuat oma gagal di operasi." Serak Rafael menahan sesuatu yang sudah lama mati suri, selama berpisah dari sang istri, Rafael tidak pernah melakukan menaiki gunung menuruni lembah, bukan tidak sedikit wanita yang rela melempar tubuhnya keranjang Rafael, tanpa di bayar pun mereka mau mau saja, namun Rafael lah yang tidak tertarik kepada wanita wanita itu, bahkan Anita tidak hitung kali datang menggoda Rafael, bahkan pernah hampir telanjang, namun Rafael tidak bergairah melihatnya sama sekali, yang ada dia jijik melihat itu semua.
"Ihhh.....Otaknya mesum banget." omel Alisa dengan pipi memerah.
"Mesum sama istri sendiri apa salahnya, bahkan dia sudah lama mati suri, dan sekarang kamu bisa merasakannya, dia sudah bangun dan ingin mengepakkan sayapnya masuk kedalam sangkarnya." kekeh Rafael membawa tangan sang istri ke area terlarangnya.
"Astaga, mas!" pekik Alisa bersemu merah, benar benar suaminya itu.
"Dia sudah rindu sangkarnya sayang, tapi mas ngak ingin egois, ada yang lebih penting dari ini, setelah oma selesai di operasi dan di nyatakan sembuh, mas tidak akan mau melepaskan kamu sedetik pun, mas ingin menebus waktu 8th si naga mati suri, dan mas ingin membaut kamu kembali hamil sayang, mas ingin merasakan eforia saat kamu hamil, ingin melihat kamu ngidam, ingin mengantar kamu periksa ke dokter, mas melewati itu semua dari si kembar." serak Rafael menahan sesak di dadanya.
"Maaf mas." lirih Alisa.
"Itu bukan salah kamu, ini kesalahan mas, gara gara kebodohan mas, mas kehilangan kamu dan anak anak kita dengan waktu yang sangat lama, apakah klau oma tidak sakit, kamu tidak berniat kembali?" tanya Rafael sendu, menggenggam tangan sang istri, dan matanya menatap dalam mata sang istri dengan sangat dalam.
"Apakah kamu tidak merindukan mas sama sekali." tannya Rafael lagi.
"Ada sih, tapi ego ku terlalu tinggi, dan aku pikir mas sudah menceraikan aku, secara kan tunangan mas kan sudah kembali, jadi aku urung kembali kesini, tapi bapak dan ibu selalu menasehati aku, untuk datang kesini terlepas tentang kita mungkin sudah berpisah, namun anak anak punya hak untuk mengetahui siapa ayahnya." jujur Alisa.
"Semudah itu kamu pikir mas mau menceraikan kamu." kesal Rafael.
"Ya... Mana aku tau, bisa jadikan, mas ngak lupakan, kita menikah karena apa, dan perjanjian yang mas buat bersama mama, dan apa lagi saat mas diam saat aku di usir mama, tentu saja aku pikir mas menceraikan aku." cebik Alisa.
"Mas pikir aku ngak sakit saat di usir itu, sakit mas, cuma aku menahanya sendiri, padahal waktu itu aku ingin memberikan kejutan ulang tahun untuk mas, tapi aku yang terkejut, kedatangan masa lalu mas, mas diam saat mama mengusirku, ya sudah, aku pikir mas memang menikah dengan ku hanya untuk sampai wanita itu kembali, bahkan aku berfikir saat itu, begitu rendahnya hidup ku di beli dengan uang, setelah puas mas membuang ku seperti sam...." mulut Alisa di bungkam oleh Rafael dengan mulutnya, dia tidak tahan lagi mendengar celotehan istri cantiknya itu, sakit sungguh sakit Rafael mendengar ucapan sang istri.
"Maaf, maafkan mas, sayang. Mas sangat sangat bersalah, jangan pernah kamu berkata buruk tentang dirimu, kamu adalah wanita berharga yang mas dapatkan." lirih Rafael memeluk tubuh istrinya itu.
"Salahnya mas, mas tidak lansung mengejar mu saat itu, mas memilih menyelesaikan masalah sama perempuan itu terlebih dahulu, dan saat pagi mas mau menemuimu, mas malah dapat telpon klau proyek mas di kota Y ada masalah, mas lansung berangkat kesana untuk menyelesaikan masalahnya, dan mas lupa menghubungimu, karena sibuk dengan kerjaan, saat sampai di kota ini, mas lansung mencari kamu ke rumah bapak, namun mas tidak menemukan kamu, justru tetangga bilang kamu pergi, dan mas belum berfikir saat itu kamu pergi dan tidak kembali lagi, lalu mas pulang kerumah, saat sampai di rumah opa dan oma menyerahkan semua surat surat penting dan juga surat cerai, di situ mas hancur sehancurnya, mas mencarimu kemana mana, mas sampai lupa makan, mas sakit, tapi ngak ada yang perduli, semua orang kecewa sama mas." tutur Rafael terisak.
"Sekarang kamu sudah kembali, jangan pergi lagi ya sayang, kita mulai dari awal lagi ya, mas ngak sanggup harus kehilangan kamu untuk ke dua kalinya, lebih baik mas mati saja klau kamu dan anak anak memilih pergi lagi." keluh Rafael.
"Aku dan anak anak tidak akan pergi lagi, kami akan menetap di sini bersama mas." jujur Alisa.
"Terimakasih sayang." gumam Rafael memeluk erat tubuh Alisa.
"Tidur yuk.... Sudah malam, besok pagi kamu pagi pagi sudah kerumah sakit." ujar Rafael menuntun sang istri ke ranjang tempat tidur mereka.
Bersambung.....