Menikah Dengan Hot Duda

Di tempat lain, tepatnya di sebuah apartemen di tengah kota, seorang pria terlihat begitu geram, melihat berita yang beredar di media. Siapa lagi jika bukan Frans.

"BRENGSEK! BERANINYA KEYRA MELAKUKAN HAL INI PADAKU. AKU TIDAK TERIMA." Frans meninggikan suaranya, dengan wajah yang memerah dan nafas yang memburu. Tatapannya begitu tajam dengan tangan yang mengepal erat, sampai-sampai buku-buku jarinya memutih.

"Tenanglah, sayang! Buat apa kau marah-marah begini? Lagipula, dia sudah tidak berguna lagi untuk kita, bukan?" ujar Jessica, wanita yang menjadi selingkuhan Frans selama ini.

"Kau salah, Jes, walaupun keluarganya mengatakan tidak peduli lagi pada Keyra, tapi nyatanya, mereka masih menyiapkan pernikahan untuk kami dengan menyewa ballroom hotel berbintang. Tidak hanya itu, mereka juga menyiapkan beberapa hadiah untuk pernikahan kami, yang aku sendiri tidak tahu apa itu karena Keyra belum memperlihatkannya padaku. Aku yakin, jumlah hadiah yang keluarganya berikan tidak hanya puluhan juta, tapi ratusan bahkan mungkin milyaran," ucap Frans.

Frans sangat yakin, jika keluarga Keyra tidak akan setega itu, membiarkan Keyra hidup susah. Dia sangat tahu karena mereka sangat memanjakan Keyra dan selalu memenuhi apapun yang wanita itu inginkan. Padahal, jelas-jelas mereka tahu jika Keyra melakukan hal itu untuk dirinya.

Itu sebabnya, walaupun Keyra mengatakan padanya jika keluarganya lepas tangan ataupun tidak akan ikut campur dengan kehidupan mereka setelah menikah nanti, itu tidak menjadi masalah baginya. Bahkan, ia sudah membuat rencana epik untuk bisa masuk ke keluarga Dirgantara dan menguasai semua harta mereka.

Tapi sekarang semua impiannya hancur berantakan karena perselingkuhannya terbongkar tepat saat pernikahannya berlangsung.

"Siapa sebenarnya yang sudah mengacaukan pernikahan ku?" geram Frans

"Siapapun dia, aku yakin jika dia tidak suka kau menikah dengan Keyra. Sudahlah, sayang, kita lupakan sebentar masalah itu. Lebih baik sekarang, kita bersenang-senang. Lagipula, uang yang kita dapatkan dari Keyra masih banyak," ujar Jessica.

"Yeah, kau benar, sayang. Tapi aku tidak akan tinggal diam, aku pasti akan mencari cara untuk mendapatkan Keyra kembali. Tidak peduli pria itu berasal dari keluarga Wiratama sekalipun, aku tidak akan melepaskan Keyra," seringai Frans.

...****************...

Cahaya matahari perlahan merambat masuk melalui celah-celah tirai, membuat Keyra yang masih terlelap seketika merasa silau dan menggeliat, membelakangi jendela.

Tangannya melingkar erat, memeluk boneka beruang yang ada di sampingnya, seolah-olah mencari kehangatan dan rasa aman. Kepalanya terus bergerak mencari kenyamanan, dengan nafas teratur perlahan, Keyra kembali mengarungi mimpi indahnya.

"Sampai kapan aku akan memeluk ku , hah?"

"Ng?" Keyra mengkerutkan keningnya, heran. Dengan mata terpejam, dia meraba-raba boneka beruang kesayangannya yang mempunyai buku halus di dada. Tidak hanya itu, perut buncit boneka beruang nya kini mempunyai garis-garis berpetak. "Satu, dua, tiga ... Enam? Ah, tidak. Ada delapan. Sejak kapan kau mempunyai perut berpetak seperti ini, hm?" Keyra belum juga sadar, dia justru memeluk erat boneka beruangnya dan sesekali mencium pipinya. Tapi ...

"Aw, kenapa sakit sekali?" Keyra menyentuh bibirnya yang terasa tertusuk dengan menggerutu tidak jelas. Sampai akhirnya, ia membuka matanya perlahan dan ...

"Aaaaa .... "

"Ck, kenapa kau berteriak, hah? Kau mau membuat semua orang datang ke sini?" Alexio membungkam mulut Keyra dengan telapak tangannya, membuat gadis itu hanya bisa menggumam tidak jelas. Keyra mencoba melepaskan tangan Alexio, tapi tanpa sengaja, kedua matanya menatap dada bidang pria itu yang di tumbuhi bulu halus, turun sampai di perut berpetak yang membuatnya menelan ludah kasar.

Alexio mengikuti arah pandang Keyra dan melepas bekapan nya seraya menggerutu kesal. "Dasar mesum." Dia turun dari tempat tidur dan memilih pergi ke kamar mandi, meninggalkan Keyra yang masih mematung di tempat.

"Ta-tadi itu, aku ... " Keyra menatap tangannya dan beralih pada pintu kamar mandi yang tertutup. "Astaga, apa yang sudah aku lakukan?"

...****************...

Seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya, Pagi ini Keyra dan Alexio akan pindah ke apartemen. Mereka berpamitan pada ayah dan ibu Alexio setelah sarapan bersama.

"Kalian yakin ingin tinggal di apartemen?" tanya Clarissa.

"Sangat yakin mom," sahut Alexio.

"Tapi ... "

"Sudahlah, sayang. Biarkan saja mereka hidup mandiri setelah menikah. Jika kau merindukan mereka, kita bisa berkunjung ke apartemen Alexio kapanpun," ujar Alex.

Alexio hanya memutar kedua bola matanya dan menarik tangan Keyra begitu saja, tanpa mau memberi kesempatan pada istrinya itu untuk berpamitan.

"He-hei, apa yang kau lakukan? Aku belum ... "

"Masuk!" perintah Alexio setelah membukakan pintu mobil untuk Keyra.

Keyra mendengus pelan. Dia menoleh kearah mertuanya dan melambaikan tangan, sebagai salam perpisahan.

"Hati-hati, sayang," seru Clarissa.

Keyra mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Kemudian, Alexio mengitari mobil dan masuk di belakang kemudi. Tanpa mengatakan apapun, Alexio menjalankan mobilnya, keluar dari pekarangan rumah mewah milik keluarganya.

Selama di perjalanan, keduanya tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Keyra terdiam dengan kepala menunduk, wajahnya memerah seketika saat teringat apa yang ia lakukan tadi pagi.

"Astaga, apa yang aku pikirkan?" batin Keyra. Ia mencoba menyembunyikan ekspresinya, tapi semburat merah di pipinya begitu terlihat. Ia terlihat gugup dan memainkan ujung bajunya.

Keyra menggigit bibir bawahnya, mencoba mengatur nafas. Namun suasana yang hening, membuat perasaannya semakin sulit untuk di atasi.

"A-aku, minta maaf," lirih Keyra, hampir tak terdengar..

"Untuk?"

"I-itu, ta-tadi pagi ... " Keyra mencuri pandang ke arah Alexio yang tengah fokus menyetir, tapi kemudian, ia kembali menunduk.

"Maaf? Cih, sepertinya tadi kau sangat menikmatinya. Dasar mesum."

Keyra melebarkan kedua matanya sempurna, tidak terima dengan tuduhan Alexio. "Si-siapa yang menikmatinya, hah? Justru kau yang sudah membuat kedua mataku ini ternoda. Dan tanganku? Aku bahkan harus mencucinya berkali-kali," sungut Keyra.

Alexio tidak menggubrisnya. Ia terlalu malas berdebat dengan wanita yang selalu merasa paling benar.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya mereka sampai di apartemen yang cukup mewah di tengah pusat kota. Keyra sampai berdecak kagum melihat isi dari apartemen milik suaminya.

"Ck, ck, ck, kau benar-benar kaya, ya," gumam Keyra

"Terserah kau mau bilang apa, tapi yang jelas, di sini aku yang berkuasa. Jadi, kau harus menuruti semua peraturan yang aku buat," ujar Alexio.

"A-apa? Kenapa begitu? Kau mau memperbudak ku, ya?" pekik Keyra.

"Memperbudak mu?" Alexio mendekat, yang membuat Keyra, mau tidak mau melangkah mundur. Tapi sayang, tubuhnya terhalang pinggiran sofa, yang membuat langkahnya terhenti. Dia memundurkan kepalanya, saat pria itu mencondongkan tubuhnya.

"Ma-mau apa, kau?" tanya Keyra gugup.

Alexio tidak menjawab. Dia justru melirik kearah dada Keyra dan menaikkan sudut bibirnya. "Kecil, Aku tidak tertarik dengan milikmu yang kecil," ucap Alexio yang kembali menegakkan tubuhnya.

Tentu ucapan pria itu berhasil membuat Keyra naik pitam. Dia mengepalkan tangannya erat, sampai-sampai buku-buku jarinya memutih. "Apa kau bilang? Kecil? Asalkan kau tahu, milikku tidak kecil, tapi dia belum membesar karena masih suci," sentak Keyra.

"Benarkah? Bukankah kekasih mu mengatakan jika kau ini wanita ... Ah, sudahlah. Aku malas membahasnya," ucap Alexio.

"Kau boleh melakukan apapun, tapi jangan membuat kekacauan. Jika mau pergi, kau harus meminta ijin dulu padaku." Alexio memainkan ponselnya dan kemudian terdengar nada dering di ponsel Keyra. "Itu nomor ponselku." Setelah mengatakan hal itu, Alexio keluar dari sana karena ia harus pergi ke perusahaan.

"kecil?" gumam Keyra. "PUNYAKU TIDAK KECIL, DASAR MESUM!" teriak Keyra.