Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembantaian Sepihak
Tubuh Xu Yiran melesat seperti badai, menghabisi bawahan Yu Meihua satu per satu. Setiap pukulan dan tendangannya adalah seni bela diri sempurna, menciptakan kombinasi gerakan yang tidak bisa dihindari atau ditahan.
Seorang wanita dengan pedang energi melompat ke arahnya, mencoba menusuk punggung Xu Yiran. Namun, tanpa menoleh, Xu Yiran memutar tubuhnya, meraih pergelangan tangan wanita itu, dan membantingnya ke tanah dengan keras. Suara tulang retak terdengar jelas sebelum nyawa wanita itu lenyap dalam sekejap.
“Beraninya kalian mencoba bermain-main dengan nyawa orang lain,” gumamnya, suaranya penuh amarah dingin.
Tiga bawahan lain menyerang bersamaan, mencoba mengepungnya. Salah satu dari mereka memanipulasi energi yin untuk menciptakan rantai yang mengikat, sementara yang lain meluncurkan serangan jarak jauh. Xu Yiran tidak menunjukkan rasa gentar sedikit pun.
Dia melompat ke udara, menghancurkan rantai energi dengan pukulan keras, lalu turun dengan lutut menghantam kepala salah satu musuhnya. Darah muncrat ke tanah, dan tubuh musuhnya terjatuh tanpa nyawa.
Yang lainnya mencoba melarikan diri, tapi Xu Yiran hanya mengulurkan tangan, meluncurkan serangan energi tajam yang menembus dada mereka dengan akurat.
Yu Meihua, yang berdiri beberapa meter dari sana dengan Guan Lian di lengannya, hanya bisa menyaksikan dengan mata membelalak. Semua bawahannya—yang berada di puncak Ahli Spiritual—telah dikalahkan begitu saja, seolah mereka hanyalah lalat tak berarti.
“Tidak mungkin… kau…” Yu Meihua menggigit bibirnya, tubuhnya gemetar.
Xu Yiran perlahan mendekat, wajahnya dingin tanpa emosi. Tubuhnya yang telah ditempa dengan Metode Penempaan Tubuh Surgawi tahap ketujuh membuat aura pembunuhnya terasa semakin menakutkan.
“Aku sudah memperingatkanmu,” kata Xu Yiran, matanya menusuk seperti pedang. “Tidak ada yang boleh bermain-main denganku.”
Xu Yiran berdiri tegap, wajahnya tetap dingin tanpa emosi, meski tubuhnya penuh darah musuh. Di sekelilingnya, tanah berlumuran darah bawahan Yu Meihua yang kini menjadi korban kemarahannya.
Yu Meihua, meski gemetar, tidak menyerah begitu saja. Dia menguatkan cengkeramannya pada Guan Lian, seolah putri penguasa kota itu adalah satu-satunya perlindungan yang tersisa baginya. “Monster… jika kau mendekat, aku tak akan ragu membunuhnya!” ancam Yu Meihua dengan nada getir.
Xu Yiran hanya tersenyum tipis. “Kau tidak dalam posisi untuk mengancamku.”
Seketika, dia melesat seperti kilat. Yu Meihua berusaha melancarkan serangan terakhirnya—ribuan kelopak bunga yang penuh energi yin melesat ke arahnya. Namun, serangan itu bahkan tak mampu menyentuh Xu Yiran. Dengan gerakan gesit, dia menghancurkan kelopak-kelopak itu satu per satu dengan tangan kosong, membuat Yu Meihua mundur beberapa langkah dengan wajah pucat.
“Kau terlalu banyak bicara,” ucap Xu Yiran dingin. Dalam satu gerakan cepat, dia menghantam titik akupuntur di tubuh Yu Meihua, membuat kultivasinya terhenti seketika. Yu Meihua terjatuh ke tanah, matanya terbelalak karena tubuhnya tak lagi mampu merasakan energi spiritual.
“Apa… yang kau lakukan padaku?!” serunya, suaranya penuh kepanikan.
Xu Yiran menatapnya dingin. “Aku melumpuhkan kultivasimu. Kau tidak akan bisa menggunakan kekuatanmu lagi, setidaknya sampai aku mengizinkannya.”
Yu Meihua terengah-engah, wajahnya memerah karena marah dan ketakutan. “Kau… monster…”
Xu Yiran tidak menanggapi. Dia berlutut, mencengkeram bahu Yu Meihua dengan kuat, membuat wanita itu menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit. “Sekarang, beritahu aku segalanya,” ucap Xu Yiran dengan nada rendah tapi mengintimidasi. “Di mana Luo Feiyan?”
Mendengar nama itu, wajah Yu Meihua berubah drastis. Matanya menyipit, tapi dia tetap mencoba melawan. “Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan!”
Xu Yiran mempererat cengkeramannya. “Jangan mencoba membohongiku. Aku tahu Luo Feiyan adalah salah satu tetua sekte kalian. Dan aku tahu dia adalah orang yang membawa kekasihku!”
Yu Meihua terdiam sejenak. Tatapannya penuh kebencian, tapi ada ketakutan yang tidak bisa disembunyikan. “Aku tidak akan pernah mengkhianati sekteku…”
Xu Yiran mendesah pelan, lalu mendekatkan wajahnya. “Kau tidak punya pilihan, aku bisa membuat hidupmu jauh lebih buruk daripada ini. Atau kau ingin aku mulai dengan menghancurkan dantianmu sepenuhnya?”
Yu Meihua tersentak. Dia tahu bahwa pria ini tidak sekadar mengancam. Xu Yiran bukanlah seseorang yang bisa dia kalahkan, bahkan di puncak kekuatannya sekalipun.
Sebelum Yu Meihua bisa menjawab, Xu Yiran mendengar suara lemah dari belakangnya. “Tolong… tolong aku…”
Xu Yiran menoleh dan melihat Guan Lian, yang tergeletak di tanah dengan napas tersengal. Gadis itu terlihat ketakutan, wajahnya penuh debu dan luka kecil.
Tanpa ragu, Xu Yiran berdiri dan berjalan ke arah Guan Lian. Dia mengabaikan Yu Meihua yang masih terbaring tak berdaya di tanah. Dengan lembut, dia mengangkat tubuh Guan Lian, memastikan tidak ada luka serius pada gadis itu.
“Tenanglah,” kata Xu Yiran dengan nada lebih lembut. “Kau aman sekarang.”
Guan Lian memandangnya dengan mata penuh rasa syukur, tapi tubuhnya terlalu lemah untuk berbicara.
Xu Yiran menoleh kembali ke arah Yu Meihua, yang masih terbaring dengan ekspresi penuh kebencian. “Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk bicara. Jika kau memilih tetap bungkam, aku akan memastikan penderitaanmu lebih dari yang bisa kau bayangkan.”
Yu Meihua tidak menjawab. Namun, ketakutan di matanya semakin jelas. Xu Yiran hanya mendengus, mengangkat Guan Lian ke pelukannya, lalu melangkah menjauh.
“Jangan khawatir,” gumam Xu Yiran dingin. “Aku punya banyak cara untuk membuatmu bicara.”
Dengan langkah mantap, dia meninggalkan medan pertempuran, membawa Guan Lian menuju tempat aman, sementara Yu Meihua hanya bisa menggigit bibirnya, menyadari bahwa pertempuran ini telah berakhir dengan kekalahan telak.
Xu Yiran perlahan melangkah keluar dari hutan, membawa Guan Lian yang tak sadarkan diri di pelukannya. Di belakangnya, Yu Meihua terseret tanpa daya, wajahnya penuh luka dan debu, sementara tatapan matanya masih menyiratkan kebencian mendalam. Tubuhnya yang dulu memancarkan aura Raja Langit bintang dua kini tak lebih dari cangkang kosong tanpa kekuatan.
Tepat saat Xu Yiran mencapai jalan utama menuju kota, sekelompok pasukan muncul dari kegelapan, dipimpin oleh Guan Wei, penguasa kota. Dengan jubahnya yang terkoyak dari pertempuran sebelumnya dan wajah penuh kemarahan, Guan Wei langsung menghentikan kudanya.
Tatapannya membeku ketika ia melihat pemandangan itu—putrinya yang dipeluk seorang pemuda asing, dan Yu Meihua, musuh yang baru saja mengalahkannya, kini terkapar tak berdaya. Para prajurit di belakangnya menatap pemandangan itu dengan keterkejutan yang sama.
Guan Wei turun dari kudanya, melangkah maju dengan penuh kewaspadaan. “Siapa kau, pemuda? Dan apa yang telah kau lakukan?” tanyanya dengan suara berat, meski ada nada ketertarikan dalam nadanya.
Xu Yiran menatapnya tanpa ekspresi. Dengan tenang, dia menurunkan Guan Lian dari pelukannya dan menyerahkan tubuh gadis itu kepada salah satu prajurit. “Aku hanya lewat,” jawabnya singkat, namun suaranya terdengar dingin dan tegas. “Putrimu aman. Dia hanya pingsan.”
Mata Guan Wei menyipit, lalu berpindah ke arah Yu Meihua. Wanita itu yang sebelumnya tak terkalahkan kini hanya bisa menatap dengan kebencian, tubuhnya lumpuh total. “Bagaimana kau bisa melakukan ini?” tanyanya, tak bisa menyembunyikan rasa tak percaya. “Dia adalah seorang Raja Langit.”
Xu Yiran hanya mengangkat bahu. “Kau tidak perlu tahu bagaimana. Yang jelas, dia tidak lagi menjadi ancaman bagimu.”
Guan Wei terdiam, matanya menatap pemuda di hadapannya dengan penuh rasa ingin tahu. Dia tahu, orang seperti ini jarang muncul—pemuda dengan kemampuan luar biasa, yang bahkan bisa membalikkan situasi yang mustahil.
“Kau telah menyelamatkan putriku dan mengalahkan musuhku,” kata Guan Wei akhirnya, suaranya lebih tenang. “Namaku Guan Wei, penguasa kota ini. Aku berutang banyak padamu.”
Xu Yiran tetap tenang, tapi sedikit senyuman tipis muncul di wajahnya. “Tidak perlu utang. Aku punya urusan pribadi dengan wanita itu.” Dia menunjuk Yu Meihua. “Setelah aku mendapatkan informasi yang aku cari, aku akan menyerahkannya padamu.”
Guan Wei terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah, tetapi izinkan aku menawarkan keramahtamahan kota ini. Kau adalah tamu terhormat.”
Xu Yiran mengangguk tanpa berkata-kata lagi. Para prajurit segera mengamankan Yu Meihua, yang hanya mendengus dingin meski tidak bisa melawan.