Terlihat seorang gadis yg tengah berlari demi menghindari dari orang yg terus mengejarnya. Dengan sisa tenaganya yg ia punya. Dia syeril agatha dewantara
"Agrrrh sial"
"Berhenti kau disana" teriak salah satu orang yg mengejar gadis itu.
"Cik bodoh"
Dorr
Dorr
Dorr
Tetap saran dengan tiga tembak yg langsung mengenai jantung sang lawan. Menang ya itulah yg sekarang gadis itu alami, karena lawan nya sudah tumbang dia pun bergegas untuk kearah mobil dan pulang ke rumahnya.
Setelah sampai didalam mobilnya ia langsung menjalankan mobilnya itu dan pergi dari tempat kejadian.
Dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yg sepi nan gelap itu. Dengan pakaian kotor banyak sekali bercak darah di pakaian nya itu, tapi ia tak peduli dengan itu yg terpenting adalah ia sampai di rumahnya dengan selamat.
Dari arah depan ada sebuah truk yg berlawanan arah dan terlihat bahwa truk itu yg mulai menghampiri mobil yg syeril kendarai. Melihat itu syeril pun dengan terp
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Typo bertebaran><
Sudah cukup lama Syeril mencari dimana letak kelasnya dan akhirnya ketemu juga, letak kelas Syeril yaitu berada ditengah disebelah kiri gedung IPS, ya Syeril masuk dikelas IPA lebih tepatnya, XI IPA 3 sebuah kelas unggulan diantara kelas lain. Kebanyakan murid dikelas XI IPA 3 pintar-pintar dan berbakat.
Brak!
Suara dobrakan pintu mampu mengagetkan semua murid yg ada dikelas XI IPA 3.
Ya tuhan
Astaga
Astagfirullah
Mamah
Kucing makan manusia
Mangga pak iwan
Mungkin begituhkan celotehan mereka tak kala mendengar suara pintu yg didobrak keras oleh Syeril. Namun apa reaksi yg Syeril keluarkan? Dia hanya menatap datar kearah mereka.
"Ya tuhan lo bikin kaget kita aja." Ucap salah satu mereka. Syeril, dia hanya mengidikan bahunya acuh.
"Tunggu lo murid kah?" Tanya sang ketua kelas. Debiaa Anggara.
"Bukan." Jawab Syeril singat, padat dan jelas. Lalu berjalan menuju tempat duduk yg berada dibelakang paling pojok hanya itu kursi tersisa.
Setelah itu dirinya langsung duduk dan menenggelamkan kepalanya diantar lipatan tangan dan memejamkan matanya untuk tidur sesat saja.
Tak lama setelah Syeril memejamkan mata suara ricuh mulaj terdengar hal itu mengganggu dirinya yg sedang tertidur. Pekikan dan histerisan membuatnya terganggu, sungguh itu sangat mengganggu.
Dan kemudian terlihat 4 orang laki-laki tampan memasukin kelas XI IPA 3, siapa lagi kalau bukan Alvaro dkk kecuali Devan yg memang berbeda kelas dengan Alvaro. Setelah memasukin kelas mereka pun langsung berjalan menuju tempat duduk mereka yaitu dibelakang paling pojok tepat dimana tempat yg Syeril tempati.
Alvaro, laki-laki itu kini duduk disamping Syeril, memang itu tempat duduknya sih. Setelah duduk, Alvaro dia melihat kesamping sebelah kirinya terlihat seorang gadis cantik yg sedang tertidur pulas, lucu pikir Alvaro.
"Kenapa kaj begitu cantik Lily? Kenapa tidak dari dulu saja? Apa sikap mu akan berubah juga sama seperti menampilanmu ini?" Tanya batin Alvark bertubi-tubi.
Memang banyak pertanya dipikiran Alvaro tentang perubahan Lily kali ini. Ingin sekali dia bertanya pada gadis yg ada disampingnya itu tapi ia tak berani untuk bertanya.
Lama sekali Alvaro memandangi wajah cantik milik gadis itu sampai ia tak menyadri bahwa ada yg menatapnya begitu tajam dari arah belakang. Farel, laki-laki itu menatap jatam ke arah Alvaro yg sedari tadi memandangi wajah cantik milik gadis itu, tidak suka mungkin iya Farel tidak suka jika ada yg menatap wajah Lily begitu lama, apakah Farel cemburu? Mungkin iya mungkin juga tidak. Kita tidak tau bukan?
Lama menatap wajah cantik milik Lily sampai sampai Alvaro tidak menyadri bahwa bel masuk telah berbunyi.
Kring....kring....
Suara lomceng menandakan waktj belajar akan dimulai. Bunyi yg dikeluarkan oleh lonceng itu membuat tidur Syeril terganggu, mau tidak mau Syeril harus bangun dari tidur. Dia menatap ke arah samping sekilas nampak Alvafo yg menatapnya begitu itensi, risih? Iya lah risih siapa sih yg gak risih ketika kita ditatap oleh sesorang begitu itensi?. Namun Syeril dia hanya acuh saja lalu menatap kearah tepat dimana guru masuk kedalam kelas untuk mengajar dan membagi ilmu ke semua murid.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa sang guru.
"Pagi juga bucin." Sapa balik dari para murid. Hahaha Bucin memang itu panggil khusus mereka untuk bu guru mereka yg cantik ini, nama lengkapnya Cinta Sri Rahyu, sangat cantik bukan nama guru itu?.
"Kalau begitu kalian buka bukunya." Ucap Bucin itu. Mereka pun menurut langsung membuka buku pelajaran begitu juga dengan Syeril tapi tidak dengan Alvaro, laki-laki itu tengah sibuk memperhatikan wajah cantik gadis disampingnya itu. Syeril? Ahh dia sama sekali tidak peduli.
Pelajaran pertama pun selesai, setelah menghabiskan waktu 2 jam akhirnya bel istirahat bunyi menandakan waktunya untuk mereka beristirahat menghilangkan rasa jenuh dan bosan saat belajar, ya itung itung menjernihkan otak lah ya. Sama halnya dengan Syeril, tapi dia tak langsung kekantin melain pergi menuju kelas sebelah untuk menjemput ke-3 sahabatnya.
Setelah sampai didepan kelas sahabatnya itu Syeril, dia hanya menunggu didepan kelas sambil mendengarkan musik melalui aerpodnya dengan tatapan begitu dingin dan datar, sedatar tembok. Canda tembok><.
"Lily." Panggil siswi berambut sebahu. Falisa Agioletta Xandreshan.
"Kantin?" Tanya Syeril, mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
Melewati lorong dengan banyak murid yg berlalu lalang yg melihat Syeril dkk dengan tatapan berdebada ada yg memuja kecantik mereka ber4, ada yg sinis, dan mungkin ada iri. Yah mungkin itu lah tatapan dari berberapa murid, namun Syeril dkk hanya acuh dan tidak menanggapi tatapan mereka.
Kantin, tempat dimana para siswa/siswi untuk mengisi perut dan menjernihkan pikiran mereka, dan tempat dimana untuk mencuci mata pagi para kahum hawa.
Setelah sampai Syeril dan dayangnha langsung mencari tempat dudik yg sesuai untuk mereka dudukin, pojok sangat cocok untuk diduduki tenang dan damai. Mereka pun memilih tempat duduk paling pojok karena menurut mereka itu sangat cocok untuk mereka. Tenang dan damai.
"Siapa yg pesan makanan?" Tanya si gadis berambut sepinggang dengan warna ungu didalamnya. Novita Veronica Nagendra.
"Lisa sama Rea aja yg pesan." Hasut sigadis imut. Reanika Cristyani Jeshon.
"Boleh juga." Ucap Novi.
"Ayok Lis kita pesan." Ajak Rea. Lalu mereka pun pergi untuk memesan makanan, tinggal lah Novita dan Syeril saja.
"Lily, bagaimana dengan keadaan mu?" Tanya Novi.
"Seperti kah lihat nov, aku baik." Jawab Syeril seadanya.
"Lalu apa kau masih ingin mengejar si Alvaro itu?" Tanya Novi lagi.
"Tidak, setelah apa yg dia lakukan pada diri ku." Jawab Syeril dengan santai.
"Bagus lah kalau begitu, kau tidak perlu lagi mempermalukan diri mu didepan umum lagi, itu sungguh membuat ku muak dan aku juga suka dengan perubahan mu kali ini, Ly." Ucap Novi dengan mimik wajah datar.
Tak lama makanan yg mereka pesan akhirnya datang juga. Setelah makanan sampai dihadapan mereka, mereka langsung memakannya dengan tenang tidak lama ketenangan mereka berakhir tak kala sebuah suara yg membuat makan mereka terganggu.
Astaga Alvaro ganteng banget!
Alvaro jangan dingin dingin dong
Huuaa kevan aku pada mu
Kevin gombalin aku dong!
Farel! Rahim ku hangat
Devan ya ampun ganteng banget!
Alvaro jadi pacar aku mau gak?
Ngarep lo
Biarin lah
Pekikan demi pekikan yg mereka keluarkan saat melihat most wanted sekolah memasuki kantin. The lions memasuki kantin dengan mimik wajah datar tak lupa ditengah-tengah mereka ada satu orang perempuan. Devita Camilla anandita.
"Cik, menggangu saja." Tutur Syeril.
"Ah, kau benar Ly, sungguh mengganggu orang yg sedang makan." Sambung Novi.
"Biasa, mereka kurang belaian." Ucap Lisa yg masih fokus dengan makanannya tidak berminat untuk melihat orang orang itu.
"Kaya gak pernah liat cogan aja." Sahut Rea.
Back to Alvaro dkk.
Setelah sampaj Alvaro dkk memutukan untuk mencari tempat duduk namun sepertinya semuanya sudah penuh tak kecuali tempat yg ada dipaling pojok yaitu tempat yg sekarang Syeril dkk duduki.
"Kita mau duduk dimana? Semuanya udah penuh?" Tanya kevin.
"Gimana kalau kita dudk disana ( seraya menunjuk ke arah tempat duduk Syeril dkk) masih muat tuh untuk kita." Jawab kevan.
"Jangan, gimana kalau Devi dibully lagi sama mereka?" Tanya Alvaro dengan sedikit khawatir.
"Ih, ayok lah Devi udah leper nih." Ucap Devi dengan nada imut. Ekh jijik_-.
"Udah lah Al kasian Devi, mending tidak duduk disana saja." Ucap Devan.
"Tapi....." Belum sempat Alvaro melanjutkan ucapannya, tiba-tiba langsung dioleh Farel karena langsung nyelonong pergi dari sana dan berjalan menuju meja Syeril dkk.
"Udah ayok." Ucap Kevan seraya menepuk pelan bahu Alvaro lalu berjalan menyusul Feral dan diikuti oleh yg lainnya.
Back to Syeril dkk.
"Boleh duduk disini?" Tanya seseorang yg meminta izin kepada Syeril, siapa kah orang itu? Yap dia Farel.
Sebelum menjawap Syeril terlebih dahulu melihat siapa yg meminta izin kepadanya, ah ternyata itu Farel dan siapa dibelakang Farel? Alvaro dkk. Sungguh terganggu lah waktu makan dirinya.
"Hm, duduk lah." Jawab Syeril dengan nada dingin. Farel pun yg mendapatkan izin dari Syeril langsung duduk hadapan Syeril dan diikuti oleh Alvaro dkk.
Kevin-Devi-Alvaro-Farel
Kevan◻◻◻◻◻◻◻◻◻ Devan
Rea-Lisa-Novi-Lily
Mungkin begitulah tempat mereka. Setelah duduk mereka langsung memesan makanan.
"Vin, pesan makanan sana." Suruh Alvaro.
"Dih ko gw sih, noh sifarel aja yg pesan." Bantah kevin.
"Buru gak ada bantahan." Ucapa Alvara seperti tidak menerima bantahan apapun dari Kevin. Uuh sungguh pemakasa_-.
"Cik, iya iya, ayok van anter." Ucap Kevin sambil menarik tangan Kevan. Kevan? Dirinya hanha bisa pasrah ketika ditarik oleh adik kembarnya itu.
Setelah menunggu akhirnya makanan yg mereka pesan pun datang, lalu mereka memakannya dengan lahap. Jika tidak ada drama maka tidak seru dong sama halnya dengan sekarang. Dengan manjanya Devi ingin disuapi oleh Alvaro (seperti tidak punya tangan saja segala ingin disuapi_-). Alvaro? Dengan senang hati Alvaro menyuapi Devi.
Ya sebenarnya Devi melalukan itu semua agar Lily cemburu lalu melabraknya nama itu semua tidak sesuai dengan kenyataan, nyatanya sekarang Syeril hanya diam dan memfokuskan dirinya kepada makanan, tidak ada rawut cemburu atau marah sedikit pun, itu membuat Devi menjadi kesal. Namun bukan Devi namanya jika tidak ada rencana untuk membuat Lily dibentak oleh abangnya.
"Lily, tadi malam aku melihat mu sedang bersama seorang laki-laki yg sepertinya lebih tua dari kamu." Ucap Devi hingga membuat semua mata tertuju pada Syeril dan juga Devi.
"Devi, kami liat Lily jalan sama om-om?" Tanya Alvaro.
"Iya, Al tadi malam aku lihat sendiri dia jalan sama om-om itu terus gandengan juga." Jawab Devi polos.
"Cik gw pikir lo berubah ly, ternyata masih sama." Sinis Alvaro. Sontak hal itu membuar seluruh warga kantin menghujami Syeril dengan kata kata yg tak mengenakan.
"Sumpah gila"
"Gw pikir dia benar benar berubah, eh ternyata masih"
"Gak tau malu"
"Gw sih lebih baik milih Devi dari pada si Lily. Jal*ng"
"Iya benar, kalau gw jadi dia malu banget"
Itu lah hujaran dari mereka untuk Syeril, namun Syeril haya diam tak ada untuk membalas setiapa kata yg dilontarkan oleh mereka kepadanya.
"Jika aku jalan dengan om-om memangnya kenapa? Urusan kalian?." Tanya Syeril dengan nada dingin.n
"Lo.." Ucapan Devan terpotong kala Syeril kembali berucap.
"Bagaimana caranya aku keluar rumah? Mana mungkin aku keluar sedangkan kaki ku saja tidak berfungsi sebelah, jadi bagaimana caranya? Dengan terbang? Tidak mungkin kan? Aku saja tidak memiliki sayap." Ucap Syeril dengan santai. Memang benar sih apa yg dikatakan oleh Syeril
Ucapan yg dilontarkan oleh Syeril mampu membuat mereka membungkam tidak bisa menjawab perkataan Syeril.
"Eh iya benar ya"
"Dia aja pake tonkat"
"Wah berarti Devi bohong dong"
"Nyesel gw percaya sama Devi"
"Sama gw"
"Huuu dasar ppb"
"Apa itu ppb?"
"Polos-polos banget"
Hahahahahaha
Yg tadinya hujatan untuk Syeril kini terahil kepada Devi. Devi? Dia hanya menunduk dan memilin rok yg dia kenakan. Alvaro dkk? Mereka tidak bisa membalas ucapan Syeril hanya diam dan terdiam seribu kata.
"Lain kali jika ingin menyampaikan sesuatu pikir dulu, malu kan jadinya?" Tanya Syeril yg lalu pergi dari kantin tak lupa dengan tongkat yg ia pegang disebelah tangan kirinya dan diikut oleh teman temannya.
Thanks