Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbuhnya rasa
Setibanya di rumah, Naira bergegas turun dari motornya, namun naas ketika dirinya tiba di depan pintu ruang tamu, tiba-tiba Lilis datang dan dengan kesalnya menampar pipi sebelah kiri Naira.
Plak
kejadian ini telah membuat Sehun kesal bukan kepayang.
"Kenapa kau menamparku hah?" bentak Naira, ia pun terus mengusap pipi kirinya yang masih terasa perih.
"Dasar wanita gatal kau, sudah menikah masih saja menggoda pria lain?" hardik Lilis dengan sorot matanya yang nyalang.
Naira pun semakin bingung dengan perkataan dari Lilis.
"Apa maksudmu berkata seperti itu hah? Kenapa kau sembarangan menuduhku?" balas Naira tidak terima atas tuduhan yang tidak-tidak padanya.
"Aku lihat semuanya Nai, Mas Dimas tadi coba deketin kamu kan, pas di kantin?" tanya Lilis dengan nafas terengah sampai dadanya naik turun karena menahan rasa kesal.
Naira malah menyunggingkan bibirnya."Kau tenang saja, aku tidak akan pernah merebut kak Dimas darimu, jika kau memiliki keberanian, dekati dan kejarlah dia, kau kan tahu jika aku sudah menikah berkat fitnah darimu dan juga ibumu!" bentak Naira begitu beraninya, matanya pun sampai melotot.
Sehun yang semula ingin membalas tamparan Lilis, kini di cegah oleh istrinya.
"Jangan kau kotori tanganmu itu Mas, jika kamu melakukan hal itu, lantas apa bedanya kamu dengan kak Lilis, sebaiknya Mas Sehun tidak usah memperdulikan nya, oke!" Naira pun menggenggam tangan suaminya dan membawanya masuk ke dalam.
Tiba-tiba detak jantung Sehun berdebar cukup kencang, wajahnya pun sampai merona saat tangan nya terus saja di genggaman begitu eratnya.
Menjelang malam, setelah selesai makan malam bersama keluarganya. Kini Naira dan Sehun berpamitan untuk tidur lebih cepat, mengingat besok keduanya akan pergi bekerja mencari nafkah, Naira sendiri sudah selesai menyiapkan bahan makanan untuk dagangannya besok di kantin, sedangkan Sehun sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan buruh kasarnya.
Seperti biasa, Sehun tidur di bawah tempat tidur, dengan beralaskan kasur lantai dan juga bedcover serta selimut, saat Naira menatap ke arah bawah, dimana Suaminya tidur memunggungi dirinya, ada rasa kasihan di dalam benaknya, dimana saat ini dirinya tidur beralaskan kasur dengan busa yang tebal, sedangkan Suaminya hanya beralaskan kasur yang tipis, hingga akhirnya Naira memutuskan agar Suaminya tidur di ranjang tempat tidurnya. Sehun sempat terkejut saat Naira menawarkan hal itu, tanpa membuang kesempatan dengan senang hati mengiyakan tawaran dari istrinya
'Sungguh kesempatan yang sangat langka, dan aku tidak akan menyia-nyiakan hal ini!' batinnya sangat berbunga-bunga
Malam pun semakin larut, kini keduanya tidur dalam keadaan gelisah, bagi Naira ini adalah yang pertama satu tempat tidur dengan seorang laki-laki yang kini berstatus sebagai suami, ia sendiri sangat mengerti akan ajaran agama, dimana seorang istri harus patuh dan mampu memberikan hak serta kewajibannya terhadap suaminya, termasuk melayani nya di atas tempat tidur, sejauh ini Sehun tidak pernah meminta haknya sebagai seorang suami, dan Naira sendiri merasa sangat lega.
Ketika Naira berbalik badan, ia cukup terkejut saat mendapati Suaminya belum memejamkan kedua bola matanya dan sedang memandangi dirinya.
"Mas Sehun belum tidur?" tanya Naira dengan dahi mengkerut.
"Aku tidak bisa tidur Nai, di dekatmu seperti ini malah membuatku tidak bisa memejamkan kedua bola mataku!" jawab Sehun begitu jujurnya.
Mendengar hal itu Naira telah di selimuti rasa cemas nya, di dalam benaknya iya takut jika sewaktu-waktu Suaminya meminta hak kepadanya, apalagi Sehun sudah memberikannya nafkah.
"Mas Sehun gak enak badan?" tanya Naira.
Sehun hanya menggeleng sembari mengulum senyumnya.
"Lantas?"
"Jantungku selalu berdebar saat di dekatmu Nai, aku pun tidak menyangka akan merasakan hal ini!" jawab Sehun, kini wajahnya bagaikan kepiting rebus.
Mendengar hal itu Naira pun menjadi salah tingkah, tubuhnya tiba-tiba saja gemetar ketika Sehun terus menatap ke arahnya dan semakin mendekatkan wajahnya.
Entah ada magnet apa pada tubuh Suaminya, sehingga Naira ikut mendekat dengan mata terpejam.
Tanpa mereka sadari untuk pertama kalinya, bibir mereka saling menyatu, kedua jantung mereka seolah ingin loncat dan mau copot, saat melakukan hal yang cukup memabukkan.
Baik Sehun dan juga Naira, keduanya merasa malu ketika menyudahi adegan tersebut, Naira langsung membalikan tubuhnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Begitu pun dengan Sehun yang bergantian membalikan tubuhnya, ia malah terus mengulum senyumnya.
'apa yang telah terjadi barusan? Kau telah mencuri ciuman pertamaku, kenapa rasanya aneh seperti ini?' batin Naira yang terus menggebu.
'Nai, aku tertarik padamu, aku menyukaimu! Semoga kau pun memiliki perasaan yang sama denganku, ku harap kau bisa melupakan Dimas!' batin Sehun penuh harap.
Kini keduanya memutuskan untuk tidur dengan posisi saling membelakangi.
......................
Delima Hotel
Tanpa ada rasa malunya, Monic telah bermain api di belakang Nathan selama ini dengan Marcel, dan memang Marcel sengaja ingin mengambil sesuatu yang di miliki oleh Nathan, termasuk tunangan adiknya sendiri.
Saat ini keduanya telah memadu kasih di atas ranjang tempat tidur, pergulatan yang di banjiri oleh peluh, membuat keduanya tumbang.
"Kak, aku ingin memberi kamu kabar baik, aku yakin kamu pasti suka!" ucap Monic sembari tersenyum senang, ia pun terus memeluk tubuh kekar Marcel.
"kabar baik apa sayang?" tanya Marcel, ia terus merapihkan anak rambut Monic yang basah oleh keringat dan hampir menutupi wajah cantiknya.
"Aku..emhhh..aku hamil anakmu kak!" ucap Monic merasa lega karena pada akhirnya ia bisa memberitahu yang sebenarnya terhadap Marcel.
Namun tidak dengan Marcel, ia malah terlihat syok atas pemberitaan dati Monic.
"Are you sure, Monic? bukankah setiap kita melakukan ini, aku selalu memakai pengaman?" ucap Marcel seolah ingin menghindar.
"Apakah kak Marcel lupa, ketika acara ulang tahunnya Nathan sebulan yang lalu, kita sempat melakukannya tanpa adanya pengaman, dan waktu itu kita dalam keadaan mabuk berat!" sahut Monic mencoba memberikan penjelasan kepada Marcel.
Kemudian Marcel beranjak dari tempat tidurnya."lantas apakah kau dan Nathan juga pernah melakukan hal ini?" tanya Marcel penuh selidik, ia pun menatap tajam ke arah Monic, seolah Marcel ingin menghindar.
Lalu giliran Monic yang beranjak dari tempat tidurnya, terbesit rasa kecewa di dalam benaknya atas tuduhan Marcel padanya.
Kemudian Monic memeluk tubuh Marcel dari arah belakang.
"Kak Marcel, apakah kakak tidak ingat saat pertama kali kita melakukan hubungan ini? Kaulah pria pertama yang telah mengambil kesucianku, dan tidak mungkin kan kak Marcel lupa akan kejadian itu, sedangkan Nathan sendiri jangankan melakukan hal seperti ini, menyentuh bibirku saja dia tidak pernah, dan hanya kak Marcel lah yang telah memiliki tubuhku seutuhnya!" jawab Monic semakin mengeratkan pelukannya.
Lalu Marcel mulai menghela nafasnya secara kasar, tiba-tiba saja terbersit fikiran liciknya lalu ia tersenyum smirk.
"Baiklah Monic, aku akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah pernah aku lakukan padamu, hanya aku minta kau mau melakukan satu hal untukku, dan aku yakin kau pun tidak akan pernah menolaknya, karena kau akan mendapatkan keuntungan yang besar!" ujar Marcel sembari tertawa puas.
"Apapun yang kau perintahkan, pasti akan aku lakukan kak, asalkan aku bisa selalu berada di sisimu dan selalu bersamamu, jangan pernah kau meninggalkan aku!" kata Monic memohon.
'Dasar wanita bodoh dan dungu, mau-mau nya aku kelabui, tapi kau wanita paling bodoh yang dengan mudahnya bisa aku manfaatkan untuk menguras habis seluruh kekayaan keluarga Rahadian, aku berjanji akan membalaskan semua perbuatan kalian terhadap orang-orang yang pernah kalian tindas, camkan itu!' geram Marcelino dalam hati.
Bersambung
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭