Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Keyra terlihat berjalan kesana kemari, memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Alex. Semua ini memang salahnya karena ia langsung menarik pria itu ke altar dan menikah dengannya.
Tapi, saat itu yang ada di pikiran dia hanyalah membalas Frans. Awalnya, ia hanya ingin membatalkan pernikahan mereka, tapi ucapan Frans seolah memprovokasinya. Di tambah lagi, bagaimana dengan keluarganya?
Jika dari awal, ia mau mendengarkan keluarganya, tentu hal ini tidak terjadi. Berulang kali ayah dan kakaknya terus memperingatkannya jika Frans bukanlah pria baik-baik. Bahkan kakak iparnya yang baru sekali bertemu dengan Frans, juga memintanya untuk memutuskan hubungan dengan pria itu.
Tapi, ia justru mengabaikan semua peringatan dari keluarganya. Hingga mereka semua memutuskan untuk tidak hadir saat pernikahannya berlangsung. Namun, walaupun begitu, mereka masih mau membuatkan pesta pernikahan untuknya, bahkan menyiapkan semuanya dari hal yang kecil sekalipun.
Itu sebabnya, saat Frans menyinggung nama keluarganya, tanpa berfikir panjang, ia memutuskan untuk tetap menikah dengan mengganti mempelai pria agar keluarganya tidak malu atas perbuatannya.
Tapi siapa sangka, dia justru menikah dengan tuan muda Wiratama yang sudah lama tidak muncul karena tinggal di luar negeri.
"Aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin terus mengikatnya dalam pernikahan ini karena aku tahu, dia mempunyai kehidupannya sendiri," gumam Keyra. Dia terdiam sejenak, memikirkan cara yang baik untuk kelanjutan hubungan mereka berdua tanpa ada yang di rugikan. Sampai ia menemukan ide yang cukup cemerlang.
Dia mencari kertas dan pena di kamar tersebut dan mulai menulis surat kontrak pernikahan sebagai kesepakatan bersama.
"Akhirnya selesai juga. Dengan begini, baik aku maupun dia tidak akan rugi sedikitpun." Keyra membawa kertas tersebut, keluar dari kamar dan menghentikan pelayan yang kebetulan berpapasan dengannya, untuk bertanya letak ruang kerja Alex berada.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Keyra bergegas ke ruang kerja Alex tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
BRAKH
"APA KAU TIDAK BISA MENGETUK PINTU TERLEBIH DAHULU, HAH?" bentak Alex.
Glek
Keyra menelan ludahnya kasar, melihat raut wajah Alex yang marah padanya. "Maaf, tapi kita harus melakukan ini," ujar Keyra.
"Apa maksudmu?" tanya Alex.
Keyra memperhatikan raut wajah Alex dan berharap pria itu akan menyetujui permintaannya. Tapi tiba-tiba, Alex meninggikan suaranya.
"APA? SURAT KONTRAK PERNIKAHAN?" Teriak Alex.
"Ssstt!! Jangan keras-keras, nanti ada yang dengar," ucap Keyra. "Aku melakukan ini juga demi dirimu. Aku tahu, jika disini, aku yang bersalah. Tapi saat itu, aku tidak bisa berfikir jernih karena Frans terus memprovokasi ku," gerutu Keyra.
"Apa kau pikir aku peduli, hah? Kau pikir dengan surat ini, bisa mengembalikan keadaan? Tidak semudah itu, nona Keyra."
"Itu sebabnya, aku membuat surat kontrak pernikahan ini agar kita sama-sama tidak terikat. Maksud ku, kau berhak menikah dengan wanita yang kau cintai. Jadi ... "
Alex mendengus kasar. Dia meraih remote yang tergeletak di meja dan menekan tombol yang membuat layar televisi menyala . "Lihat baik-baik!" perintah Alex dengan nada menekan.
"Di beritakan, telah terjadi pernikahan antara dua keluarga besar, yaitu keluarga Dirgantara dan keluarga Wiratama."
"Berita tersebut kami dapatkan dari sebuah akun yang memposting foto pernikahan yang sangat mirip dengan putri dari keluarga Dirgantara dan tuan muda Wiratama, yang berlangsung kemarin. Apalagi, di ketahui jika dua hari yang lalu, tuan muda Wiratama dikabarkan kembali ke tanah air."
"Hal itu membuat semua orang mulai berspekulasi jika memang benar, mereka telah menikah. Dan sejak tadi pagi, awak media terus berusaha menemui kedua belah pihak untuk dimintai keterangan. Namun sampai saat ini belum ada yang angkat bicara."
BIP
"Kau lihat itu?"
Keyra melebarkan kedua matanya, terkejut dengan berita yang beredar. Padahal, keluarganya sudah mengatur agar pernikahannya tidak terendus media. Tapi sepertinya, ada orang yang dengan sengaja menyebarkan berita tersebut.
"Bagaimana semua itu bisa terjadi?" gumam Keyra.
"Kau sudah lihat, bukan? Jadi, percuma kau membuat surat ini," ujar Alex.
"A-aku akan mengubahnya. Maksud ku, kita cukup menjalani rumah tangga ini selama satu tahun dan setelahnya, kita akan bercerai, bagaimana?"
Alex menyilangkan tangannya di depan dada, tatapannya setengah melirik dengan sudut bibir yang terangkat. "Apa kau belum paham juga?" katanya dengan nada bicara yang datar.
"Kau sudah tahu siapa aku, bukan? Aku, seorang duda. Aku pernah menikah dan dalam satu malam, aku bercerai. Aku yakin, kau tahu berita itu. Lalu menurut mu, apa yang akan terjadi pada keluarga ku, jika pernikahan ku kembali gagal dalam satu tahun? Apa kau berani bertanggung jawab, hm?"
Keyra terdiam mematung, tatapannya kosong dengan kemungkinan-kemungkinan yang muncul setelah mendengar penjelasan Alex.
"Tidak, pasti ada jalan keluar." itulah yang saat ini Keyra pikirkan. Dia yang memulai semua sandiwara ini, tapi dia juga yang terjebak di dalamnya. Semakin ia mencoba berfikir jernih, semua semakin terasa percuma. Lalu, haruskah dia harus menerima apa yang terjadi padanya saat ini?
Dia yang menarik Alex sampai di altar untuk mengucapkan janji suci bersamanya. Dan semua itu nyata, semua itu adalah pilihannya. Dia tidak mau karena keegoisannya membuat semua menjadi lebih buruk dan harus melukai orang lain, yaitu kedua orang tua Alex.
"Lalu, kita harus bagaimana?" gumam Keyra frustasi.
"Pikirkan saja sendiri. Tapi yang jelas, aku tidak mau menandatangani surat kontrak ini." Alex merobek kertas yang ada di tangannya dan membuangnya tepat di depan mata Keyra. Baru kemudian, ia melewati wanita itu begitu saja dan keluar dari ruangan tersebut.
"Kenapa dia menolaknya? Dia tidak mungkin mau menjalani rumah tangga denganku selamanya, bukan?" gumam Keyra
..ᴄᴘ" ᴢ