Nona ketiga Xiao Xinyi di paksa menikahi Adipati Ling Yun menggantikan kakak tertuanya yang terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak tahu jika Adipati Ling Yun selalu berselisih dengan Tuan besar Xiao. Dua keluarga besar yang saling bertentangan itu di anugerahi pernikahan Kaisar Jing Hao.
Bersedia ataupun tidak salah satu wanita dari kediaman Xiao harus menikah menjadi Nyonya utama kediaman Adipati Ling Yun. Intrik dalam pernikahan yang berlandaskan politik menjadikan Nona ketiga Xiao Xinyi harus membuat rencana untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian yang samar
~Mereka berempat kembali setelah berhasil mengetahui penyebab penyakit yang saat ini menjalar di kota Huyin yaitu karena racun.~
Di malam itu, ruangan bawah penginapan telah di jadikan tempat pembuatan obat penawar racun. Dengan bantuan dari pemilik penginapan obat-obatan dapat di temukan dengan cukup mudah. Pasukan Adipati Ling Yun bahkan sudah memblokir setiap pintu di setiap kamar. Agar tidak ada orang yang dapat keluar dari ruangan dan berniat jahat. Di luar penginapan prajurit pengawal bayangan juga telah siap di setiap titik tersembunyi. Sekalipun ada orang yang berniat keluar dari penginapan melalui jalan lain. Mereka akan tetap tertangkap.
Xiao Xinyi terus membantu temannya Tuan muda Jiang Xu agar secepatnya menyelesaikan pembuatan obat penawar racun. Dengan begitu mereka bisa segara memberikannya kepada semua orang yang telah terkena racun.
Di halaman belakang penginapan, wadah besar telah di sediakan agar bisa membuat obat penawar untuk ratusan orang. Api berkobar cukup kuat. "Xinyi." Tuan muda Jiang Xu memberikan satu keranjang besar berisi tanaman Bing. Tanaman itu memiliki keunikan pada bagian daunnya. Daun berwarna keunguan dengan bintik merah yang samar. Bau harum seperti bunga kasturi tercium sangat kuat.
Xiao Xinyi mengambilnya, "Em.." dia hampir menumpahkan bunga Bing yang ada di dalam keranjang saking tidak kuatnya menahan beban. Untung saja suaminya menangkapnya dengan sigap. "Terima kasih."
Adipati Ling Yun hanya menatap datar, lalu membantu istrinya menuangkan semua bunga Bing kedalam tempat besar di tengah api. "Hati-hati." Menarik Xiao Xinyi agar lebih menjauh.
"Em." Gadis itu mengangguk mengerti.
Selama enam jam penuh hingga sinar matahari pertama terlihat. Obat baru bisa di pastikan selesai. Tuan muda Jiang Xu menghela nafas lega di dadanya. "Sudah siap. Obat sudah siap."
Adipati Ling Yun yang duduk di kursi berhadapan dengan istrinya langsung bangkit. Begitu juga dengan Xiao Xinyi. Mereka berdua mendekat kearah Tuan muda Jiang Xu.
"Syukurlah. Semua orang bisa di selamatkan." Xiao Xinyi hampir meneteskan air matanya melihat kearah genangan air obat yang masih sangat panas.
Senyuman tipis terlihat di wajah Adipati Ling Yun. "Guo Dong." Pengawal pribadinya datang. "Siapkan pasukan. Kita berangkat."
"Baik," saut pengawal Guo Dong.
Sepuluh ribu pasukan yang sejak awal telah di kirim terlebih dulu di dalam dan luar kota Huyin keluar dari tempat persembunyiannya.
Adipati Ling Yun mengeluarkan petasan tanda darurat militer miliknya.
Cuiii...
Dororr...
Petasan di nyalakan meledak di langit pagi.
Cuii...
Doorr...
Enam puluh petasan tanda bahaya lainnya di berbagai tempat berbeda di nyalakan. Menandakan pasukan telah siap menyerang.
"Berangkat," teriak kuat Adipati Ling Yun memberikan perintah selanjutnya.
Pergerakan di mulai dari dalam kota membuat peringatan berbahaya untuk pengawal kota Huyin. Walikota Guang juga mulai waspada setelah melihat puluhan petasan di nyalakan di langit.
Hari yang sama tempat berbeda,
"Tidak ada waktu lagi. Kita harus segera pergi." Walikota Guang membawa uang kertasnya yang berjumlah ratusan ribu tahil.
"Suamiku ada apa?" Istrinya telihat kebingungan.
Tuan muda kedua Guang Zhou berlari dari arah depan. "Ayah mereka sudah mengarah kesini."
Walikota Guang menatap penuh rasa takut. "Cepat. Tutup pintu masuk. Perketat penjagaan," teriaknya memberikan perintah.
"Tuan besar. Kediaman telah di kepung," teriak Ketua utama pengawal kota Huyin yang juga gelagapan mengatasi serangan dadakan.
Ketua utama pasukan satu prajurit pengawal kekaisaran telah membobol masuk ke dalam kediaman Walikota Guang. "Tangkap semua orang. Jangan sampai ada yang kabur."
"Baik."
Pasukan berdatangan mengamankan semua orang yang ada di dalam kediaman.
Sedangkan di tempat karantina pasukan yang di pimpin langsung Adipati Ling Yun membobol masuk pintu utama. Semua pengawal kota Huyin tidak dapat bergerak kembali, setelah ratusan ribu pasukan prajurit pengawal kekaisaran datang.
Xiao Xinyi bersama dengan Tuan muda Jiang Xu mulai membagikan semua obat penawar kepada semua orang yang terkena racun. Para tabib dari luar kota yang telah di siapkan sedari awal juga mulai ikut memberikan penanganan. Pengobatan terus di lakukan selama empat hari penuh tanpa adanya kata berhenti.
Malam itu angin terasa lebih segar dari biasanya. Senyuman semua orang juga perlahan memperlihatkan kebahagiaan. Xiao Xinyi duduk di salah satu pohon menatap kearah para tabib yang tengah melakukan pengobatan. Setiap hari dalam tiga waktu berbeda para tabib berganti melakukan pengobatan. Gadis itu memejamkan kedua matanya berusaha menghirup lebih dalam udara segar yang ia rasakan. "Sangat nyaman."
Langkah kaki terdengar mendekat. Saat Xiao Xinyi membuka kedua matanya dia melihat suaminya telah berada tepat di hadapannya. Dia sedikit menggeser tubuhnya membuat ruang untuk Adipati Ling Yun agar bisa duduk di sampingnya. Tepukan pelan ia lakukan sebagai isyarat tempat telah di berikan.
Senyuman tipis terlihat di wajah Adipati Ling Yun. Dia duduk seperti yang di harapkan gadis di depannya. "Kamu." Melirik kearah istrinya. "Sudah bekerja keras."
Xiao Xinyi tersenyum menatap kearah suaminya. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya mendekat, "Adipati, apa kamu mulai menyukaiku?" Tatapan penuh niat cukup terlihat jelas. Namun pria di sampingnya menjauhkan tubuhnya. Tawa kecil terdengar. "Suamiku. Wajahmu memerah." Dia terdengar cukup puas menggoda pria yang selalu berwajah tegas dan tajam. "Aku hanya merasa sikapmu menjadi jauh lebih bersahabat akhir-akhir ini."
"Setelah kembali jangan lupa memeriksakan penglihatanmu terlebih dulu." Adipati Ling Yun menatap kearah istrinya yang masih tertawa puas.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada pohon. "Lihat, cuaca semakin cerah. Sangat indah." Menatap kearah milliaran bintang berhamburan di langit malam.
Tatapan kehangatan yang pernah tersembunyi dalam perlahan di perlihatkan. "Kamu telah berusaha menyelamatkan orang lain tanpa henti. Xiao Xinyi, saat ini kamu juga pasien. Apa kamu lupa dengan racun yang ada di dalam tubuhmu? Atau memang kamu tidak pernah berniat menyembuhkan dirimu sendiri?"
"Aku hanya tidak ingin terlalu berharap berlebihan," ujar Xiao Xinyi menanggapi.
"Setelah kembali mulailah memikirkan dirimu sendiri. Aku tidak ingin di salahkan karena tidak berusaha membantu." Adipati Ling Yun bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan pergi. Namun langkahnya terhenti di saat dia menyadari gadis di belakangnya tidak ada niatan mengikuti. "Apa yang kamu lakukan? Ikuti aku."
Xiao Xinyi bangkit mengikuti setiap langkah suaminya menuju kearah tenda yang ada di luar tempat karantina. Tenda cukup besar khusus untuk Adipati dan istrinya tinggal bersama. Setelah masuk kedalam gadis itu melihat beberapa lauk sudah di sediakan. Rasa lapar yang pada awalnya di lupakan kini kembali terasa.
Mereka duduk saling berhadapan dan menikmati makan malam bersama.
Setelah selesai Xiao Xinyi langsung bangkit berniat untuk mandi. Namun kamar mandi hanya ada di dalam tempat karantina. Dan dirinya tentu tidak bisa menggunakannya karena masih banyak orang yang berjejer menunggu giliran.
Dua pelayan pribadi gadis itu masuk kedalam ruangan membereskan meja.
"Daxia, Daiyu antar aku ke sungai terdekat. Aku ingin mandi," ujar Xiao Xinyi yang sudah merasa tidak nyaman karena keringat terus membasahi tubuhnya.
"Baik."
Adipati Ling Yun bangkit dari tempat duduknya. "Tidak perlu mengajak mereka berdua. Aku akan mengantarmu."
Xiao Xinyi menatap tidak percaya. Dia berusaha mengorek telinganya takut salah dengar. Saat tatapan tajam terlihat menusuk kearah penglihatannya. Dia akhirnya tahu jika dia tidak salah dengar. "Apa roh jahat merasuki tubuhmu?"
Alis Adipati Ling Yun menyatu. "Keadaan di kota masih belum sepenuhnya setabil. Bisa saja masih ada pasukan pertahanan dari Walikota yang berkeliaran."
"Oh."