Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Alexa terlihat sangat kesal sekali ketika Boy memaksanya masuk ke dalam lemari.
"Ishh... dia sangat menyebalkan sekali. Kenapa aku harus disuruh bersembunyi disini." gerutu Alexa dengan suara pelan.
Gadis itu pun terdiam ketika dia mendengar suara percakapan Boy, Maxime, dan Rachel.
Alexa sengaja menempelkan telinga ke daun pintu lemari, dia sangat penasaran sekali dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Boy dengan sepasang suami istri yang sedang bucin itu.
Alexa nampak terkejut ketika tangannya tidak sengaja menyentuh sesuatu di dalam lemari tersebut.
"Apa ini?" ucapnya sambil memperhatikan sebuah kain yang berbentuk segitiga berwarna biru dongker.
Alexa pun meneguk saliva ketika dia menyadari bahwa yang sedang dia pegang adalah celana dalam milik Boy, membuat pikiran gadis itu tiba-tiba menjadi melanglang buana.
Tiba-tiba wajahnya memerah ketika dia membayangkan bagaimana bentuk isinya. Dia pun segera menyimpan kembali celana dalam tersebut pada tempatnya.
"Ke-kenapa dia harus menyembunyikan aku di lemari khusus pakaian dalam?" Alexa berkata di dalam hatinya. Gadis itu terlihat salah tingkah.
Namun, Alexa tiba-tiba merasakan hidungnya sangat gatal sekali, dia berusaha sekeras mungkin untuk menahannya. Tapi hidungnya yang mancung itu tidak bisa diajak kompromi, membuat Alexa menjadi bersin.
"Hachiiih..."
Suara bersin Alexa rupanya terdengar oleh Maxime dan Rachel yang hendak keluar dari kamar Boy, membuat mereka seketika menghentikan langkahnya.
"Aishhh... mampus aku!" Alexa berkata dengan suara pelan sambil menepuk jidatnya sendiri.
Begitu pula dengan Boy, pria itu terlihat salah tingkah. Dia tidak tahu harus menjelaskannya di mulai darimana kepada Maxime dan Rachel.
"Suara bersin siapa itu? Kok kayak suara Alexa?" gumam Maxime sambil menatap Boy dengan penuh rasa curiga.
"Ya iyalah itu memang suara Alexa, masa suara kecoa, sayang." Rachel menimpali perkataan suaminya.
"Emm... Tuan, biar... biar saya jelaskan..." Baru kali ini Boy berbicara dengan terbata-bata seperti itu. Biasanya pria itu selalu bersikap tegas, datar, dan dingin. Ini semua gara-gara Alexa. Dia selalu bernasib sial jika berurusan dengan gadis itu.
Maxime tidak memberikan kesempatan kepada Boy untuk berbicara, pria itu segera berjalan mendekati lemari.
Disetiap langkah kaki Maxime membuat jantung Boy dan Alexa berdebar-debar tak karuan. Mereka seakan-akan seperti sepasang kekasih yang sedang digrebek karena sudah berbuat mesum. Jangankan untuk berbuat mesum, Boy menatap kedua mata Alexa saja tidak pernah mau.
Ceklek!
Begitu pintu lemari terbuka. Maxime melihat di dalam lemari sana ada Alexa dengan posisi terduduk sambil nyengir kuda.
"Peace!" ucap Alexa dengan wajah memerah sambil menunjukan kedua jarinya berbentuk huruf V kepada Maxime.
Maxime pun nampak melongo. Begitu pula dengan Rachel. Kedua pasutri segera memandangi Alexa dan Boy secara bergiliran.
Apakah semalam mereka sudah melakukan adu mekanik? Itulah yang ada di dalam pikiran Maxime dan Rachel, mengingat Alexa berada di kamar Boy, apalagi kondisi kemeja yang dikenakan oleh Boy berantakan.
Boy pun menghela nafas dengan panjang. Selama ini dia belum pernah melakukan kesalahan apapun di dalam pekerjaannya. Tapi gara-gara dia menolong Alexa yang sedang mabuk membuat dia harus bernasib sial.
Entah apa yang terjadi pada nasibnya setelah ini. Dia sangat berharap setelah ini dia tidak berurusan dengan Alexa lagi, karena Alexa selalu membuat dia mendadak menjadi pria bodoh setiap kali berurusan dengan gadis itu.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁