Bangkitnya Permaisuri Yang Tersakiti

Beberapa hari kemudian

Dari kemarin Yuan sudah mulai menempati rumah barunya ia merasa sangat senang.

 Hari ini ia berniat akan mencari budak untuk ia beli dan melatihnya, karena ia ingin memiliki pasukan dan usahanya sendiri.

"Ning ayo kita pergi, aku ingin mencari budak wanita yang banyak, long apa kau tau dimana pasar gelap itu berada?" tanya Yuan

"Iya nona aku tau, ayo kita pergi kearah timur disanalah tempat pasar gelap" jawab long Wei

"Baiklah terima kasih, ayo Ning kita pergi" ujar Yuan lalu mereka pun kluar dari kediaman mereka.

Tapi baru saja Yuan membuka pintu ia di kagetkan dengan kedatangan putri Yu Hua dan juga putri Yi Mei.

"Kalian kenapa disini?"

"Ibu.. Kami rindu ibu karena itu kami datang, apa ibu akan pergi jika ia Ki ikut tidak ada penolakan, atau kami akan kabur" ujar putri Yi Mei.

Mendengar itu Yuan menghela nafas, " kalian tau tidak aku mau kemana?"

Kedua putri pun menggelengkan kepalanya tanda tidak tau, "Kemari " ujar Yuan lalu membisikkan sesuatu.

mendengar ucapan Yuan kedua putri itupun terbelalak, " ikut ibu, kami mau ikut kami sangat penasaran dengan tempat itu" ujar putri Yu Hua dan putri Yi Mei dengan antusias.

"Kalian tidak takut dan lagian lihat mereka" tunjuk Yuan pada kedua sayang dan dua pengawal pribadi para putri yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Kedua putri pun menoleh ke arah tunjukan Yuan, " Ibu jangan khawatirkan mereka, mereka orang orang terpecaya kami dan akan merahasiakan apapun sampai mati, jadi kami boleh ikut bukan"

Melihat kedua putri itu akhirnya yus setuju, " Baik tapi jika ayah kalian marah jangan salahkan aku dan kalian bawa kuda bukan. Ayo berangkat " ujar Yuan

"Ibu kami tidak bisa naik kuda" seru keduanya.

"Ya ampun, jadi kalian bisanya apa? Kalian itu walau wanita juga harus bisa melakukan segala hal untuk diri kalian sendiri jadi besok mulailah belajar" ujar Yuan mengoceh seperti ibu ibu

Kedua putri itu bukanya marah atau kesal ia justru tersenyum lalu memeluk Yuan.

"Ibu kami sayang ibu, kami suka melihat ibu mengomel karena semakin cantik" ujar keduanya Yuan sampai tidak bisa berkata apa apa.

"Sudah ayo salah satu ada yang ikut dengan Ning dan aku" ujar Yuan

Dan itu membuat kedua putri berebut, " Sedang apa kalian seperti anak kecil saya cepat pulangnya bisa bergantian jadi jangan heboh atau aku tinggal kalian" ujar Yuan

Dan akhirnya putri Yu Hua mengalah dan pulang meminta bergantian dengan sang adik.

"Itu baru benar, ayo cepat jika kalian jadi anak penurut besok aku akan ajari kalian berlatih kuda" ujar Yuan lagi lalu naik ke kudanya dengan cepat.

Kedua putri yang melihat itu sangat kagum, lalu mereka pun di bantu untuk naik.

Setelah itu mereka semua pergi menuju timur.

Di sepanjang jalan mereka sangat menikmatinya.

"Jie jie apa ibu sangat hebat?" tanya putri Yu Hua pada Ning

" Iya jie jie Yuan sangat hebat dan luar biasa, jika putri sudah kenal lama padanya akan tau bagaimana jie jie Yuan yang sebenarnya" jawab Ning dengan bangga

"Jadi begitu, lalu apa jie jie adik kandung ibu tapi tidak mirip?" tanya putri Yu Hua lagi

" hehehe.. Tentu tidak mirip putri, sebenarnya aku bukanlah adik jie jie Yuan, aku ini adalah pelayan pribadi dulu saat jie jie masih jadi permaisuri... Ah maaf Putri" ujar Ning keceplosan

"Apa permaisuri maksudnya apa jie jie, tolong ceritakan padaku aku ingin tau bagaimana ibu" ujar putri Yu Hua dengan memohon

"Tapi putri saya tidak pantas menceritakan itu semua" jawab Ning

"Tolong jie jie cerita padaku, aku janji tidak. Akan menceritakan apapun dan pada siapapun hanya aku, atau aku tanya langsung pada ibu ?" ujar putri Yu Hua

"Jangan putri, baik baiklah aku akan ceritakan tapi tolong jangan bilang pada siapapun bukan karena ini aib atau atau tapi aku tidak ingin melihat jie jie terluka"

"Baik jie jie aku putri Yu Hua berjanji tidak akan menceritakan apapun"

"Baiklah putri" Ning pun mulai menceritakan siapa Yuan sebenarnya, ia menceritakan bagaimana Yuan di tipu dan di hina.

Yuan yang di sakiti saat di hari pernikahan hingga satu bulan kemudian, ya g baru bisa lepas dari pernikahan gila itu.

Ning menceritakan Yuan di nikahi karena sang raja hanya ingin tahta, Yuan yang hampir mati dan berubah menjadi seperti sekarang ini.

Putri Yu Hua yang mendengar pun menangis tergugu karena sedih dan ikut merasakan penderitaan Yuan.

"Jie jie bagaimana bisa ada pria yang seperti itu, tega sekali dia menyakiti ibu sampai seperti itu hanya untuk wanita kurang ajar itu" putri Yu Hua sembari menangis

"Itulah sekarang jie jie Yuan tidak mudah dan selalu menjaga jarak dengan pria, dia juga ingin menunjukkan jika ia bisa menjadi yang terbaik. Kami akan membuat usaha yang maju agar jara kiang we menyesal melihat bagaimana jie jie bisa menjadi yang terbaik"

"Menurut putri jie jie Yuan cantik tidak?"

"Tentu cantik bahkan sangat cantik " jawab putri Yu Hua

"Tapi raja kiang we bilang jika jie jie Yuan itu jelek" ujar Ning

"Apa... Hahaha dasar pria buta, jika aku bertemu dengan raja itu aku akan membuka matanya dan mengganjal kelopak matanya dengan taring gajah agar matanya terbuka lebar, dan dapat melihat bagaimana cantiknya ibunda ku" ujar putri Yu Hua dengan menggebu-gebu

"Hahaha putri ada ada saja"

"Aku sangat kesal pada pria itu jie jie, setampan apa pria sok itu?"

"Yang pasti lebih tampan kaisar " jawab Ning

"Lalu apa yang dia sombongkan?, tatahnya? Ya ampun aku jadi takut menikah cepat" ujar putri Yu Hua

"Putri anda masih kecil bagaimana sudah bicara menikah" ujar Ning

"Hahaha" hanya tawa yang di keluarkan oleh putri Yu Hua

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, saat di jalan jauh dari pemukiman dan di tengah hutan mereka di hadang oleh beberapa orang yang terlihat seperti perampok.

"Berhenti.... Serahkan kuda kuda kalian dan juga harta kalian, jika tidak kalian akan mati disini" ujar salah satu pemimpin rampok itu

"Ibu aku takut, bisik putri Yi Mei."

"Diam dan tenanglah" ujar Yuan.

Pengawal pribadi para putri pun ada di depan dan di belakang menjaga mereka.

"Dasar pria pemalas, mau makan dan mau hidup enak itu kerja jangan mengambil hak orang lain, apa kalian tidak malu dengan tubuh besar kalian" ujar Yuan dingin

"Diam kau tau apa kau soal kami, sudah Janan banyak bicara, mereka ini keras kepala serang saja dan habisi mereka" ujar pemimpin rampok itu dengan marah.

Bersambung

"