Boleh dibaca selama puasa ya...
Orang bilang, berhubungan dengan pria atau wanita selain pasangan kita bisa membangkitkan lagi gairah seksual.
Dua tahun terasa hambar bagi hubungan Allasca dan Pingkan. Hingga, ide gila Pingkan membawa mereka ke sebuah villa dan melakukan pertukaran pasangan.
Open marriage, Allasca tak habis pikir dengan usulan ekstrem yang dicetuskan Istrinya. Meski menolak, Allasca dibuat tak berkutik setelah tahu jika partner pasangan terbukanya tidak lain dan tidak bukan adalah Viera; adik angkatnya.
ALLASCA RICK RAIN, pewaris tahta pertama Tuan Sky Rain. Menjadi CEO di usia muda bahkan terbilang sukses sedari masih belasan tahun usianya.
Perfect CEO, gelar yang disematkan padanya selama hampir satu dekade. Sayangnya, tak ada manusia yang sempurna, bukan?
Sebab di balik kesempurnaan yang dilihat orang-orang selama ini, ada cukup banyak permasalahan pelik yang tidak orang tahu.
Selain mengidap automysophobia, Allasca juga memiliki permasalahan less desire.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
APC 029
Sama seperti keluarga yang lain, di tanggal 12 bulan 12 dua tahun lalu, Viera datang ke acara pernikahan Akhkas. Dan pesta megah itu digelar langsung di tepi pantai dengan konsep serba putih.
Sudah tersudut, mau tak mau, malam ini Viera harus menceritakan apa pun yang terjadi di tanggal 12 bulan 12 dua tahun lalu. Dan, Viera memulainya dari saat Viera melihat Pingkan membawa Allasca ngeluyur ke resort yang bisa dibilang cukup jauh dari pestanya.
Lagi pula, bukankah sudah ada hotel khusus yang Akhkas pesan untuk menampung para tamu undangan? Seharusnya, Allasca dibawa pulang ke hotel berbintang di sebelah kanan lokasi, bukan di kiri.
Dalam kondisi sadar, bahkan di perjalanan menuju resort, Pingkan masih sempat bercanda tawa dengan Allasca yang Viera yakin, laki-laki itu sudah mabuk berat.
Viera tak mendengar apa yang Allasca dan Pingkan bicarakan. Yang pasti, Viera memang mengikuti sepasang kekasih itu hingga ke cottage paling ujung.
Saat Pingkan celingukan mencurigakan, Viera menundukkan kepala sesekali. Dan, gestur itu lah yang akhirnya membuat Viera penasaran untuk terus mengikuti hingga akhir.
"Kita akan bermalam di sini."
Sontak, Viera memalingkan wajah saat Pingkan mencium bibir Allasca, sebelum kemudian keduanya masuk ke dalam cottage bernuansa honeymoon tersebut.
Viera sempat berpikir untuk pergi, tapi kemudian ia teringat wejangan-wejangan Daddy Sky dan Mommy Lala. Orang tua yang membesarkannya selalu memproklamirkan kata-kata jaga nama baik keluarga.
Sejatinya, meski hidup di dunia yang sudah cukup maju, keluarga mereka masih menganut budaya di mana mereka tidak akan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.
Tentu saja, Daddy Sky juga pasti akan melakukan hal yang sama saat melihat Allasca masuk ke dalam kamar penginapan bersama seorang wanita.
Yah, malam itu Viera bergegas kembali ke penginapan tersebut. Sebab, Viera yakin, inilah hal yang dia anggap benar, yaitu membawa Allasca kembali pulang.
Sempat Viera menghubungi Alhambra, dan saat itu Alhambra tak sekalipun mengangkat panggilan darinya. Viera juga sempat menelepon Daddy Sky, dan tidak mendapat jawaban pula.
Viera juga maklum, pesta malam tepi pantai masih berjalan hingga kini. Mungkin, semua orang masih asyik menikmati pesta pantai.
Sampai, Viera menemui kesulitan saat ingin memasuki cottage. Kala itu, pihak resort tidak memperbolehkannya mengganggu tamu.
Viera seorang diri, kondisinya benar-benar tidak bisa menghubungi siapa pun. Hingga, satu ide terpikir manakala Viera melihat MCB (Miniature Circuit Breaker) pembatas arus listrik di sisi dinding cottage bertulis 208.
"Aku matikan saja lampunya."
Viera mengendap-endap menuju cottage, sampai dia merasa keberadaannya sudah cukup aman dan menggeser saklar MCB berstatus on hingga beralih ke off.
Viera bergegas lari, ia bersembunyi di antara pot-pot bunga ketika Pingkan keluar dari cottage sesuai dengan dugaannya. Dan, saat Pingkan berusaha mendatangi resepsionis, di saat itu pula Viera masuk ke dalam kamar.
Sengaja Viera mematikan listrik, dan itu juga yang membuat telepon pelayanan resort mati hingga Pingkan harus keluar sendiri untuk meminta bantuan pada bagian front office.
Berbekal lampu flash ponselnya, Viera memanfaatkan kesempatan untuk masuk ke dalam. Tadinya, Viera ingin langsung membujuk Allasca pulang.
Namun, pada nyatanya cerita malam itu tidak sesederhana bayangan Viera. Sebab, Allasca yang tengah dikuasai halusinasi langsung menyergapnya di kegelapan kamar itu.
Sebelumnya, Viera sempat membujuk baik-baik laki-laki itu. Dan, usahanya gagal saat kemudian Allasca menutup pintu kamar dan menyerangnya di kegelapan.
Masih terngiang bagaimana Allasca berbisik di telinganya. "Tolong jangan pergi."
Tas yang semula Viera pakai untuk mendorong laki-laki itu, tercampakkan entah ke mana. Awalnya, Viera memang berusaha menolak ajakan Allasca, sampai sentuhan-sentuhan itu membuatnya nyaman.
Viera terpejam menikmati sapuan demi sapuan yang menjelajahi tubuhnya. Bahkan masih terngiang betapa lekatnya ciuman pertama mereka.
Kali pertama untuk Viera, bisa sedekat dan seintim itu dengan Allasca. Walau hatinya sempat meronta ingin menyadarkan Allasca, tapi di lain pihak, Viera tak ingin melepaskan raba dan perlakuan candu Allasca.
"Ahh, Aa!!" Sakit? Tentu saja! Viera bahkan baru pertama kalinya melakukan kegiatan intim dengan pria dan itu Kakak angkatnya.
Permintaan 'tolong pelan-pelan' terus menerus Viera utarakan. Karena memang sesadis itu perlakuan Allasca saat sudah memasukinya.
Tak ada kenikmatan? Jujur, masih bisa Viera rasakan setitik nikmat itu. Walau fakta yang diterima adalah kesakitan yang mendominasi karena Allasca benar-benar seperti dirasuki iblis saat mencabut keperawanannya.
Tak dipungkiri, Allasca terus memuji betapa sempitnya ia, betapa menggairahkannya ia, dan betapa nikmatnya ia. Sampai, Allasca berbisik di tengah-tengah racauan puasnya.
"Kamu candu, tapi, aku harus katakan ini padamu, aku minta maaf karena aku masih mengingatnya bahkan saat bersama mu. Dan aku minta maaf, karena aku masih berpikir aku masih bersamanya di saat aku mencumbui mu. Bahkan sampai di detik aku mengambil kesucian mu, aku masih memikirkan dirinya."
Viera seperti mendengar petir. Seolah-olah, gelegar itu berhasil menyadarkan dirinya dari kenyataan yang ada. Bahwasanya, dirinya tidak akan pernah bisa menggantikan Pingkan meski ia yang ada bersama pria itu.
Berkali-kali ditolak, Viera masih cukup tegar untuk kembali merayu Allasca lagi dan lagi. Tapi untuk kali itu, setelah pengakuan Allasca yang ini, entahlah Viera merasa, dirinya harus secepatnya mundur dari hidup Allasca.
Tak ada kalimat yang lebih menyakitinya dari pada pengakuan Allasca malam itu. Beberapa detik setelah Allasca mencapai puncak, Viera memutuskan untuk pergi dari tempat kelam itu.
jd penassran bayi nya pingkan anak siapa ya ? milik allasca apa milik hudson?