Seorang Presdir Perusahaan dikota Medan, dia pergi meninggalkan perusahaannya selama beberapa tahun lamanya, dia memilih untuk
mengasingkan diri disebuah Kuil.
Setelah beberapa tahun dia kembali dengan perubahan yang yang sangat besar, dia mampu menjadi Dokter Tradisional dan mampu seni bela diri.
Semoga para pembaca bisa terhibur dengan cerita ini. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Oriman Menerima Balasan
“Nama kakak.. Farel Laia” Jawab Sang Pemuda misterius yang ternyata adalah Farel Laia, Seorang CEO Perusahaan Talzus Group.
“Baik kak, aku pergi dulu untuk mencari pekerjaan, karena masih ada lagi saudara-saudaraku yang mengemis diberbagai persimpangan jalan” Ucap bella dengan santainya.
“Huuft,, ada berapa banyak saudara-saudaramu yang bekerja sebagai pengemis?” tanya Farel dengan penuh selidik.
“Euumm” Gumam bella dengan masih mengingat-ingat dengan jumlah anak-anak yang masih mengemis itu.
Farel hanya mengernyitkan keningnya, ketika dia melihat ekspresi bella jebua yang sangat terlihat lucu.
“Aku kurang tau kak, yang penting jumlah kami banyak deh” Kata Bella dengan antusias.
“kakak boleh ikut denganmu?” Ujar Farel dengan penuh rasa curiga.
Tanpa pikir panjang, Bella langsung menyetujui permintaan Farel.
“Boleh Kak, Ayuuk” Ajak Bella dengan senang hati.
Singkat Cerita mereka sampai disebuah gedung tua, jika diperhatikan gedung itu sudah berumur puluhan tahun, namun tidak dipergunakan sama sekali.
“Kenapa kalian tidak banyak mengumpulkan uang hari ini?” gertak seorang laki laki tua yang berumur paru baya.
“Maafkan kami Tuan, kami hanya mendapatkan seperti ini, karena banyak saingan pengemis akhir-akhir ini” jawa seorang anak yang berkisar umur 9 tahun.
“Alasan saja! Saya tidak mau tau!, harus kalian menyetor uang lebih banyak, biar saya dapat minuman yang lebih mahal” ucapnya dengan membentak.
Farel yang melihat perilaku itu merasa geram, dia mengepalkan tinjunya denga erat, dengan menampakan urat-urat tangannya.
“Pletak” suara tamparan yang sangat memilukan terdengar, ketika salah satu dari anak-anak pengemis itu datang dan memberikan setoran uang yang sangat kecil.
“Dasar anak tidak berguna, kalian tidak becus! Kenapa kalian tidak menghasilkan uang banyak” sarkas sang preman dengan bentakan.
Preman itu bernama Oriman, dia mengumpulkan anak-anak dijalanan untuk mengemis dipersimpangan jalan, dan wajib memberikan setorang yang besar.
Sementara untuk keperluan anak-anak itu, tidaklah dia hiraukan sama sekali.
Farel menggertakan giginya dengan keras, dia langsung melemparkan Oriman dengan balok yang ada didepannya.
“Bruuk” suara dentuman ketika Balok itu mengenai kepalanya.
“B”jingan! Sialan! Siapa yang berani melakukan ini padaku? Apakah dia mau cari mati, Hah!” Bentak Oriman dengan keras, sambil dia memegang kepalanya yang sudah berlumuran darah.
“Bangs’t! Ternyata kelakuanmu lebih daripada binatang liar, kau kerja paksakan anak-anak dibawah umur” Tegas Farel dengan tatapannya yang membunuh.
“Dasar Bocah! Beraninya kau mengguruiku, apaka kau sudah bosan hidup hah!” Teriak Oriman dengan nada arogannya.
Lanjut Oriman berkata “apakah kau tidak pernah mendengar Oriman, pemimpin Gangster Okafu dibawah kepemimpinan bang Edy”.
“Dasar Tua bangka, kau hanya bisa banyak omong doang” Jawab Farel dengan suara ketusnya.
Farel langsung melesat kearah Oriman, dia berlari bagaikan angin “wuus”.
Dalam sekejab dia sudah berada dihadapan Oriman, sehingga Oriman mebelalakan matanya dengan sangat takjub.
Rambutnya yang ikal beterbaran karena hembusan angin dari Farel.
“Ka,Kau ini? Siapa? Kenapa kau seperti Hantu gentayangan” ucap Oriman dengan suara yang bergetar, dia bergidik ngeri menyaksikan kelakuan Farel saat ini.
“Kau tidak pantas mengenal siapa aku, yang jelas hari ini kau harus tobat dan pergi kealam lain” jawab Farel dengan tangganya sudah berada dileher Oriman, yang membuat Oriman sangat gemetar ketakutan, tanpa sadar dia sudah ngompol dicelananya.
“Dasar kau tua bangka keparat! Kau berani mengeluarkan Bensinmu dihadapanku, baunya sangat mengganggu nuansa penciumanku” Farel berkata sambil melemparkan Oriman diudara. Oriman terpental keatas bagaikan kain kusut yang tiada jangkar.
“Boom” suara dentuman terdengar sangat memilukan, ketika tubuh Oriman menghantam dinding gedung. Oriman terbaring diatas lantai dengan keadaan yang sangat acak-acakan, dia telungkup bagaikan bayi yang baru belajar merangkak.
“Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau memiliki kekuatan yang sangat besar, kau bagaikan Dewa pencabut nyawa, uk, uk” ujar Oriman dengan menunjuk Farel, kemudian dia terbatul-batuk dengan mengeluarkan darah segar.
Beberapa saat kemudian Oriman jatuh kembali ketanah dengan sudah tidak sadarkan diri, dengan dalam keadaan yang sudah sangat berantakan.
“ayoo adik-adik, kalian boleh pergi sekarang, kalian boleh mencari keluarga kalian masing-masing, dan Ingat, jangan lagi kalian kembali ke tempat ini, kalian carilah jalan hidup kalian masing-masing, sesuai dengan kemampuan dan kualitas dalam diri kalian masing-masing” Kata Farel dengan memberikan nasihat kepada puluhan anak-anak kecil, yang kerja paksakan oleh Farel Laia.
“Baik kakak Pahlawan, Terimakasih atas pertolonganmu kepada kami” Ucap Anak-Anak tersebut dengan kompak.
Anak-anak tersebut pergi dengan senang hati, dan ada yang kembali kerumah mereka masing-masing, dan ada juga yang pergi untuk menjadi pelayan dikuil dan pesantren.
Farel berjalan menyusuri pinggiran taman kota, dimana hari sudah menjelang malam, Farel merasa lelah hari ini, namun dia memilih untuk tidur dipinggiran kota bersama dengan orang-orang pengemis.
Farel merebahkan tubuhnya dilantai yang beralaskan kardus lusuh, dia mencoba menenangkan pikirannya saat ini.
Tidak lama setelah Farel memasuki alam mimpi, tiba-tiba sebuah suara rem mobil yang sangat mendadak terdengar.
“boom, boom, duaar, duaar” suara Pukulan dan suara Pistol terdengar sangat nyaring.
“Kau tidak bisa lari dari genggamanku Alex, kau harus tandatangan kotrak ini sekarang juga, kalau tidak! Kau tidak bisa melihat matahari besok pagi” Ucap Martin dengan bangga.
“Ciuuih.. jangan pernah berharap kau Martin, sampai matipun saya tidak akan pernah tandatangan surat itu” Jawab Alex dengan Yakin, tidak mau menandatangani surat kontrak itu.
“Baik kalau itu permintaanmu! Saya akan mewujudkannya, tapi setelah saya mendapatkan tandatanganmu itu,, hahaha” Suara Martin terdengar menggelegar ditempat itu.
“Cepat! Paksa dia untuk tandatangan, kalau perlu potong jarinya untuk bisa tandatangan” titah Martin kepada para pengawalnya yang memiliki ukuran badan besar.
“baik Tuan, siap dilaksanakan” Jawab para pengawal dengan langsung memelintir lengan Alex.
“Dasar K’parat kalian semua, saya tidak akan pernah sudi menandatangani surat itu, walaupun saya mati” gertak Alex dengan tatapannya yang penuh amarah.
“hahaahaa, macam ada yang bisa menolongmu dari gerbang kematian Alex, hari ini kau dan seluruh keluargamu akan binasa dari muka bumi ini Alex” Ucap Martin dengan sangat sombongnya.
“Brisik! Kalian ini memang manusia pengganggu, apakah kalian tidak melihat banyak orang-orang diujung sana sedang beristirahat” kata Farel dengan sedikit ketus, sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
“Bocah sialan! Siapa kau berani mengerutu dihadapanku, lebih baik sekarang pergi dari hadapanku, sebelum kau kujadikan makanan anjing dijalanan” Tegur martin dengan bentakan yang sangat keras.
“Heemm,, punya sedikit kemampuan sudah belagak jago, ingat pak tua diatas kepalamu masih ada rambut, diatas langit masih langit, jangan terlalu percaya diri dengan apa yang kau lihat sekarang ini” jawab Farel sedikit meremehkan.
“Bancet! Kau berani berlagak sok dihadapanku Bocah! Ternyata kau belum mengenal yang namanya pahit daun singkong Sibolga” Ketus Martin dengan matanya memerah.
“kalian cepat patahkan kaki bocah sialan ini, biar dia tau bahwa didaerah ini tidak ada yang bisa menyinggun Martin Kalvin Sidabutar” Titah Martin kepada bawahannya.
Para pengawalnya hanya menganggukkan kepala, kemudian mereka langsung melesat kearah Farel untuk melakukan penyerangan.
Namun sebelum mereka sampai dihadapan Farel, terlebih dahulu Farel sudah menendang lutut mereka semua, sehingga mereka sekarang dalam keadaan Posisi berlutut dihadapannya Farel.
“Bum, Bum” suara pukulan yang dilayangkan oleh Farel kepada anak buahnya Martin Kalvin Sidabutar.
Martin membelalakan matanya, ketika dia melihat para bawahanya sudah bersujud dihadapan Farel, dengan tidak berdaya dan hanya menundukkan kepala masing-masing.
Tak terkecuali Martin, Alex juga membelalakan matanya, mulutnya terbuka dengan lebar bisa dimasukan sebutir telur bebek.
“Ternyata Bocah ini memiliki kekuatan diatas Master Taekwondo, melihat dengan kecepatannya dia sudah berada ditingkat Sabuk Master” Gumam Ale dalam hatinya.
“Ka, kau.. siapa kau sebenarnya, kenapa kecepatan begitu cepat, dan memiliki kekuatan energi yang sangat besar” Sontak Martin berkata dengan suara bergetar.
Farel tidak menggubris perkataan Marti, dia berbalik dan langsung melesat kearah Martin, kemudian dia menampar Martin dengan suara nyaring, yang membuat Martin tersungkur ditanah, dan bersujud dihadapan Farel dengan menopang satu tangan ditanah.
“Hem! Aku biasanya dipanggil Farel, Farel Marga Laia, apakah kau sudah mengerti sekarang!” Ungkap Farel dengan sedikit menyunggingkan sudut bibirnya.
Martin menatap Farel dengan bibir yang bergetar “To, Tolong! Maafkan saya, beri saya pengampunan, saya hanya bercanda barusan” Ucap Martin dengan penuh permohonan kepada Farel.
“Sebenarnya saya tidak perduli degan apa yang kau lakukan, tapi kalian sudah mengganggu tidurku, dan kau berkata kasar padaku, apakah hal itu bisa diberi pengampunan, Hah!” Kata Farel dengan menatap martin dengan tatapan sangat tajam bagaikan pisau sembilu.
Farel langsung menginjak Kaki Martin hingga terdengar Suara “Kreek”.
“Sakiitt! Ampun! Ampun Tuan Farel, Tolong! Tolong jangan ambil nyawaku” Teriak Martin dengan menahan rasa sakit yang bagaikan tusukan pisau yang berapa ribu.
“Tolong Tuan Farel, beri Saya kesempatan untuk hidup, saya akan memberikan Kompensasi berapapun yang Tuan Minta” Tawar Martin dengan penuh harap, dan rasa sakit yang tiada tara.
“Apakah aku tertarik dengan tawaranmu itu?” Ucap Farel dengan gamblang.
Martin merogoh saku celananya, kemudian dia mengeluarkan satu Kartu berwarna Hitam Perak.
“Tuan, didalam Kartu ini terdapat 20 Miliar, silahkan Tuan Ambil dan mohon untuk membebaskan nyawaku” Ucap Martin dengan penuh harap.
Farel mengangkat sebelah alisnya ketika dia mendengar besaran uang didalam kartu itu, sebenarnya dia tidak berminat untuk mengambilnya, namun keadaan sekarang dia juga butuh biaya hidup, sehingga dia langsung menyeret kartu itu dengan cepat.
“Baik! Kali ini saya bebaskan hidupmu, tapi lain kali kau jangan berani dihadapanku, kalau tidak kau tau sendiri akibatnya, nyawamu akan menghilang dari tubuhmu” Jawab Farel dengan tegas.
“Ba, Baik Tuan Farel, terimakasih atas kemurahan hatimu, Oh ya Kartu itu tidak memiliki PIN, silahkan Tuan Farel menggunakannya sesuai dengan keinginan Tuan” Ucap Martin dengan memberikan Penjelasan tentang Kartu Hitam Perak itu.
“Emmm,,, sekarang kalian enyahalah dari hadapanku!” bentak Farel dengan menggertak.
“Baik Tuan” Jawab Pengawal Martin serempak, sembari mereka mengangkat Tubuh Martin yang sudah rapuh ditanah.
Rombonga Martin Kalvin langsung berlari terbirit-birit bagaikan nyamuk, setelah mendapatkan kesempatan dari Farel.
Farel langsung membalikan badannya setelah rombongan Martin sudah tidak terlihat lagi, dia berjalan kembali ketempatnya semula, untuk melanjutkan tidur malamnya yang sudah sempat terganggu.