HATI YANG KAU SAKITI

  Hari ini, adalah hari yang baru untuk Sofia, dari tadi dia melihat tampilan nya apakah sudah cocok dengan outfit nya atau tidak.

 "Udah cantik, anak nya Buk Tina!"kekeh nya sambil tersenyum manis.

  "Huft, semoga nanti ga ada halangan deh, tapi apa aku sanggup ya, kerja dengan laki laki sombong itu?" batin nya sedikit cemas.

 Kemudian dia turun dari kamarnya, dan menuju ke ruang makan, dan terlihat ibu nya sedang menyusun piring piring disana.

 "Pagi, Ibu ku sayang!" sapa nya dengan riang.

  "Eh, udah bangun, Ibu kira kamu masih tidur, oh ya ibu dengar hari ini kamu ga kerja di kantor ayah ya nduk?"

  "Iya Bu, ayah tuh pake izinin segala, udah tau yang punya dingin nya bukan main." gerutu nya dengan nada kesal

  "Loh, emang yang punya kenapa nduk?" tanya Tina yang penasaran

   "Irit bicara, aku kalau dekat dia, bawahan nya serem banget, mata nya tajam Bu." ucapnya sambil bergidik ngeri.

   "Hahaha, kamu ini ada ada aja, yaudah, Ibu panggil ayah mu dulu, mungkin dia udah selesai berpakaian juga!"

 "Iya Bu!"

 Ibu nya menuju ke atas tangga, sedangkan dia menikmati nasi uduk buatan ibu nya.

 "Loh, udah makan aja kamu Sofi!" ucap ayahnya.

  "Iya Yah, abis nungguin ayah lama!" sindir nya dengan wajah datar.

Dia masih marah dengan keputusan ayah nya itu, bukan nya dia menolak, tapi kerjasama itu tentu nya tak akan sia sia, karena perusahaan nya akan berpengaruh dan terkenal seketika.

  "Oh ya Bu, hari ini ayah lembur" ucap nya sambil memberitahu kan istri nya.

 "Iya Yah."

Sofia yang telah selesai sarapan pun, langsung berpamitan kepada orang tuanya, dia akan Menaiki motor matic nya untuk sampai ke perusahaan milik Aska.

"Bu, Ayah , aku berangkat dulu ya!" ucap nya sambil menyalami kedua tangan ayah dan ibu nya.

 "Iya, hati hati, Nak!" ucap mereka dengan serentak.

 "Assalamualaikum." ucap nya yang terburu buru.

 Bukan apa apa, takut telat dijalan, dan berakhir dimarahin, dia tak ingin dicap sebagai orang yang tak tepat waktu.

 "Walaikumsalam." ucap Ibu nya sambil menggelengkan kepalanya.

****

Akhirnya setelah 30 menit di perjalanan, sampai lah dia disebuah perusahaan besar yang pernah dia temui.

  "Gila, ini perusahaan? keren banget." ucapnya sambil menilai betapa megah nya bangunan itu dibuat.

 Sofia berjalan menuju lobby perusaahan, dan terlihat disana ada satpam yang berdiri menyambut para karyawan dengan begitu ramah.

"Selamat pagi Pak." sapa nya dengan senyum manis

 "Pagi, Nona!" karyawan baru ya Non?" ucap satpam yang tampak asing dengan wajah Sofia.

"Heheh, betul pak, saya karyawan yang ditugaskan di sini, hanya satu bulan!" ucap nya yang menjelaskan.

 "Wah, Nona sangat beruntung, kerja disini gaji nya gede, tapi disini harus mematuhi peraturan perusahaan, alias dijaga ketat!" ucap satpam yang berbicara tentang seluk beluk perusahaan WJ groups.

"Wah, makasih udah ingati saya Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak!"

  "Iya nona cantik, silahkan masuk."

  Beberapa orang yang berkerja disana, memang terlihat ramah, dan sopan, tetapi ada beberapa orang yang terlihat angkuh, dan sombong, karena jabatan mereka yang merasa tinggi.

 Sofia berjalan menuju ke resepsionis yang tersenyum ramah, disana.

  "Pagi, Nona, ada yang bisa saya bantu?"

  "Pagi, mbak, saya karyawan baru disini."

    "Oh ya, atas nama siapa ya Nona kalau boleh tau?"

   "Sofia Melani, Mbak"

    "Sebentar ya Nona, saya hubungi Tuan Fero terlebih dahulu."

    "Iya mbak, silahkan!"

   2 menit menunggu akhirnya resepsionis itu menunjukkan jalan menuju ke ruangan Tuan Alaska, wanita itu meminta maaf telah membuat lama menunggu.

   "Silahkan Nona, itu ruangan Tuan Aska!"

    "Terima kasih Mbak!"

     "Sama sama!" ucap nya dengan ramah.

 Sofia takjub dengan wanita itu, udah cantik ramah, dan sopan lagi, dia begitu memuji resepsionis tadi.

Tak lama Fero keluar dari ruangan Aska, dan kaget melihat Sofia yang sudah berada di sini, padahal tadi dia ingin menjemput nya di bawah, tapi syukurlah kalau Sofia udah disini, karena Tuan nya itu menunggu wanita ini dari tadi.

  "Silahkan masuk Nona, sudah ditunggu oleh Tuan, Aska!"

   "Terimakasih Tuan."

 "Panggil saya Fero saja nona, tidak usah Tuan, sekarang kita akan menjadi partner kerja!"

 "Ah, baiklah kalau begitu saya panggil Mas aja gimana?"

  "Wah, boleh tuh, saya suka panggilan nya."

   "Yaudah saya pamit dulu ya Nona! Permisi ucap Fero yang tersenyum tipis dengan Sofia.

  Setelah itu Sofia mengucapkan bismillah terlebih dahulu, karena merasa gugup menghadapi bos nya itu.

"Tok Tok Tok..."

"Masuk..." teriak Aska dari dalam ruangan

Sofia gugup saat ini, bukan hanya itu dia juga takut, apalagi ruangan nya terasa menyeramkan baginya.

"Selamat pagi, Tuan, saya Sofia Melani!" ucap nya dengan sedikit gugup dan terbata.

 "Hmm, duduk!" perintah Aska dengan wajah tenang nya.

 "Terima kasih!" ucap nya pelan

  Lalu Aska menyodorkan sebuah map coklat ditangan nya, kepada Sofia.

 "Ambil!" ucap nya singkat

 "Apa ini Tuan?"

  "Surat kontrak kerjasama!"

  Sofia pun mengambil surat nya, dan membaca nya dengan teliti. dia bener bener membaca sampai habis, tak ada yang aneh dengan peraturan nya, tapi kenapa dia harus selalu berada di dekat laki laki ini.

 "Maaf menyela Tuan, tapi kenapa saya harus berada di samping Tuan?"

 "Apa kau keberatan?" tanyanya dengan wajah datar.

 "Iya, heh tidak, maksud nya kenapa saya berada di dekat Tuan, bukankah saya hanya menjadi sekertaris saja?" ucap nya dengan nada sedikit gugup

 "Siapa bilang kau akan menjadi sekertaris ku?"

  "Lalu?" tanya nya dengan heran

  "Kau akan menjadi Asisten pribadi Ku! tak ada bantahan, dan itu keputusan Ku!"

Jangan ditanya lagi wajah Sofia, tentu nya melongo dengan penuturan laki laki ini.