Cinta Tersembunyi Sang CEO
Di sebuah kota kecil yang bernama kota Medan, berdiri sebuah perusahaan yang bernama Perusahaan Talzus Group.
"Pak Juni, saya akan mengasingkan diri untuk waktu yang cukup lama, saya berharap pak Juni bisa mengelolah perusahaan ini selagi saya tidak ada".
"Apakah Pak Juni bersedia dengan apa yang saya minta?" Ucap CEO Perusahaan Talzus group.
"Memangnya Presdir mau kemana? Kenapa tiba tiba mau berpamitan" Jawab Pak Juni Sekretaris CEO.
"Heemm, saya mau mengenal lebih dalam ajaran ajaran keagamaan dan Spiritual, karena saya merasa akan ada sebuah masalah besar, yang akan kita hadapi dimasa depan" Ujar Farel dengan penuh rasa cemas kepada Pak Juni.
Farel kemudian berdiri dan menepuk pundak Pak Juni.
"Bila tiba waktunya, saya akan kembali dan melepaskan beban berat dipundak Pak Juni, untuk sekarang dan seterusnya, saya berharap Pak Juni mampu mengendalikan berbagai situasi yang terjadi diperusahaan ini" Ucap Farel sang CEO.
"Baik Presdir, saya akan melakukan yang terbaik semampuku, saya akan mempertaruhkan nyawaku untuk menjaga perusahaan ini" Janji Pak Juni sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Baik, saya ucapkan terimakasih sebelunya, dan saya tidak akan melupakan budi baik Pak Juni" Kata Farel datar, dan langsung meninggalkan Pak Juni diruangan CEO.
Namanya Farel Laia, dia adalah CEO perusahaan Talzus group, yang memiliki tubuh gagah dan tampan, dia merupakan anak tunggal. Sementara Ayah dan Ibunya sejak dia berumur 8 tahun, menghilang entah kemana, dia hanya diasuh oleh Kakeknya sendiri.
Pagi hari tiba di kota Medan, Farel Laia perlahan meninggalkan kota, dia menuju sebuah desa di lereng Gunung Sinabung.
Disana terdapat sebuah Kuil tua, yang sudah tidak terpakai pada waktu yang cukup lama.
Farel menghembuskan nafasnya pelan, ketika dia sudah sampai di Kuil tersebut, dia memandangi sekitar tempat itu.
Pemandangan yang sangat Indah, dengan berbagai pohon Rindang, dan suara suara alam yang asri, membuat udara sangat sejuk ketika kita menghirup nya.
"Sungguh Alam yang sangat luar biasa, Allah telah memberikan sebuah hadiah yang sangat berharga di dunia ini" Lirih Farel dengan suara kecil, sambil dia duduk diatas batu yang cukup besar didepan Kuil.
Singkat Cerita.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, 4 tahun sudah berlalu, perusahaan Talzus Group mengalami masalah keuangan, entah bagaimana Manager Keuangan melakukan Korupsi dan telah melarikan diri diluar negeri.
"Ini sangat tidak kompeten, kenapa kalian melakukan kecerobohan sebesar ini, bagaimana B"jingan itu bisa lolos, kalau sudah begini nasib perusahaan akan hancur" Marah Pak Juni kepada seluruh Manager.
Pak Juni memukul meja dengan kasar, sampai yang berada di tempat itu sangat terkejut. Baru kali ini mereka melihat amukan Pak Juni yang begitu murka.
"Bagaimana saya memberikan penjelasan kepada Presdir, saya sudah ceroboh dalam mengelola perusahaan, saya rela mati kalau begini" gumam Pak Juni dengan wajah yang sulit dimengerti.
Pak Juni memandang seluruh karyawan dengan tatapan murka, tidak ada satu orang pun yang berani bersuara.
"Sudahlah.. kalian kembali bekerja seperti biasa, ingat! Berita ini jangan sampai semua karyawan tau, kalau ada yang berani membocorkan berita ini, maka jangan harap dia akan tenang dikota Medan ini" Ancam Pak Juni dengan serius.
"Baik Pak Jun, kami akan selalu tutup mulut" Ucap serentak para manager itu.
Pak Juni mengibaskan tangannya, untuk menyuruh seluruh manager itu keluar.
"Huuft, sudah 4 tahun berlalu, namun belum juga ada tanda-tanda keberadaan sang Presdir" Ujar Pak Juni dengan sedih, sambil dia duduk dikursi kerjanya, dengan menatap langit-langit ruangan itu.
“Bagaimana kalau dia kembali, sementara Perusahaan sedang dalam kondisi bermasalah, apakah saya mempu menanggungnya? Akhh... saya harus mencari bantuan” Ucap Pak Juni dengan Yakin, sambil dia menggertakan Giginya.
Dikota Medan, dengan suasana langit bergitu cerah, dan terik matahari pagi menerangi seluruh penjuru Kota.
Dipinggir Taman terlihat seorang anak gadis kecil yang berusia 10 tahun, dengan bibir sebelah tersungging keatas, dan tangan bengkok, dikarenakan dia terkena penyakit struk.
Anak itu duduk ditrotoar pinggir jalan taman, dengan terletak didepannya sebuah mangku kecil, pertanda dia sedang meminta-minta menunggu sedekah.
Dari seberang jalan terlihat langkah kaki, dengan sepatu spot yang terlihat sudah lusuh dan celana jens yang sudah tidak berwarna lagi, seorang Pemuda yang berusia 27 tahun, dengan tangan dilipat kebelakang.
“Apakah penyakitmu ini sudah lama dik?” tanya pemuda itu dengan suara lembut, layaknya suara Pemuda yang sedang bertanya kepada adiknya.
Anak itu tentu saja tidak bisa menjawab, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak bisa menjawab.
“Heem,, sangat kasihan!” Ucap Pemuda itu dengan penuh belas kasih.
“Apa saya bisa mencoba mengobati npenyakitmu itu?” Tanya lebih lanjut lagi.
“Bo,bo,boleh ka,kak” jawab Anak Gadis itu, sambil menganggukkan kepalanya.
“Heem, bagus! Anak Pinter, kakak akan mencoba menyembuhkanmu, kamu tenang ya” Jawab sang Pemuda dengan sangat antusias.
Ini adalah hal pertama baginya, untuk melakukan pengobatan secara tradisional.
“Semoga saja aku tidak membuat kesalahan, ini kan yang pertama bagiku” Gumam Pemuda itu dalam hati.
Pemuda itu menandai kening gadis itu, dia tersenyum kecil ketika dia melihat ada tanda-tanda akan bisa melawan penyakit gadis itu.
“Sebaiknya kita akan pindah kearah sana dik, disini terlalu terik dan ramai sekali” Pinta Pemuda itu dengan santai.
Gadis itu hanya menganggukan kepalanya, dia sangat antusias kali ini, karena ada Pemuda yang rela mengobatinya secara Cuma-Cuma.
Setelah mereka sampai ditempat yang telah ditunjuk, Pemuda itu langsung duduk bersilang ditanah, dengan menghadapa Gadis Kecil itu.
Sebelumnya sang Pemuda mengambil Air Mineral, kemudian dia mengalirkan engegi Qi yang dia miliki.
Dengan menggunakan energi Qi spiritualnya, dia mengarahkan tenaga dalamnya, dia menyentuh kepala gadis itu, dia mengoleskan Air Mineral yang sudah disuntikan dengan energi Qinya, kemudian berjalan kearah tangan sampai dengan ujung kaki.
Awalnya gadis itu merasa heran, dia sedikit menyunggingkan sudut bibirnya, dia tidak menyangka didunia ini, masih ada orang bodoh yang menggunakan trik sulap.
“Ka,kak, tidak ap,ap,apa kan?” Ujar sang gadis sedikit meremehkan.
Pemuda itu sedikit kelelahan, dengan keringat keluar dari dahinya dia tertunduk sejenak, kepalanya seperti nge flying dan kekuatannya sedikit melemah.
Kemudian dia melihat Gadis itu dengan tersenyum manis, namun sedetik berikutnya senyuman meremehkan dibibis sang Gadis Kecil memudar, senyuman berubah menjadi masam.
“Ka,Kak, kenapa, kenapa!” Ucap Sang Gadis kecil terbata-bata.
“Oh Tidak. Tidak, Ya Allah, Aku, Aku bisa. bisa bicara lagi! Ya Allah Terimakasih ya Allah” Ujarnya lanjut.
“Kenapa seluruh tubuhku terasa dingin ya kak?” Tanyanya dengan penuh kekhawatiran.
“Tenangkan saja dirimu, sebentar lagi kamu akan sembuh” jawab sang Pemuda dengan santai.
Sang Gadis meringis kesakitan, ketika rasa dingin berubah menjadi hawa yang sangat panas, rasa panas yang dia rasakan bagaikan kobaran Api, bersamaan dengan tangisannya dia bisa menggerakan tangannya untuk menyentuh tubuhnya yang terasa panas.
Kakinya ikutan bergetar, sehingga dia tanpa sadar berdiri dengan kedua tangannya mengepal dengan kuat, kakinya juga bisa bergerak seperti orang biasa.
“Ya Allah Ya Robi, Engkau telah mengirimkan Pahlawan untuk menyembuhkan hamba, Hamba tidak bisa membalasnya ya Allah” Ucap Sang Gadis dengan penuh rasa syukurnya.
Kemudan dia bersujud dihadapan sang Pemuda itu sambil berkata “terimakasih pahlawan, engkau malaikat yang dikirim Tuhan untuk menolong setiap manusia yang mebutuhkan pertolonganmu”.
“Aku tidak tau dengan cara apa aku bisa membalaskan kebaikan kakak ini kepadaku, aku masih kecil, masih belum bisa mendapatkan uang banyak, untuk menebus kakak sebagai penyelamat hidupku” Ujar sang gadis penuh syukur.
“Tidak perlu kau membalaskannya, tapi kamu harus berjanji, kedepannya kau harus murah hati, suka membatu, dan tetap menjalankan Akidah Agamamu, kau tidak boleh iri kepada kehidupan orang lain, jalani hidupmu tanpa harus mengusik kehidupan orang lain, syukurilah apa pekerjaanmu saat ini dan berapa upah yang kau dapat” jawab sang Pemuda dengan penuh bimbingan dan petuah untuk masa depan sang Gadis.
“Baik kak! Saya Janji! Saya selalu ingat apa kata-kata kakak padaku” Ucap Sang Gadis dengan memberi hormat kepada sang Pemuda.
“Heem Bagus, sekarang kau boleh pergi, karena kaka juga harus pergi” Kata Sang Pemuda dengan Penuh seyuman.
“Baik kak, oh ya kak, nama kakak siapa? Kalau namaku Bella Jebua” Katas Sang Gadis, yang ternyata namanya adalah Bella Jebua.
Dengan senyuman yang begitu merekah, membuat siapa saja para kaum hawa yang melihatnya pasti meleleh.
“Nama Kakak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments