Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 28 – Latihan Fisik
“Putri Xuehua sekarang berada dibawah bimbingan Ketua Sekte, selama
tidak ada masalah yang berarti maka kondisi Tuan Putri akan membaik…”
Fang An menceritakan tentang Yin Xuehua secara rinci karena berpikir
Xiao Chen ingin mengetahuinya. Fang An juga menambahkan Yin Song
memperlakukannya dengan baik, setelah mengetahui dirinya memiliki luka dalam,
Yin Song tidak ragu memberikan berbagai macam obat berharga untuk mengurangi
rasa sakit yang diderita Fang An.
Mendengar ini Xiao Chen turut gembira, jika demikian maka perubahan masa
depan dibandingkan kehidupan sebelumnya berdampak cukup baik. Xiao Chen
bersyukur karena dirinya memutuskan menghentikan percobaan pembunuhan serta
membantu kondisi tubuh Xuehua. Kedekatan Yin Song dan Fang An sepertinya akan
membawa lebih banyak kebaikan daripada masalah jika dilihat dari
perkembangannya saat ini.
Selesai berbincang Fang An menyuruh Xiao Chen untuk istirahat karena menurut
rencana pelatihan yang Fang An buat, Xiao Chen harus bangun jam 4 pagi setiap
harinya.
Beberapa jam kemudian tepat jam 4, Fang An membangun Xiao Chen. Langit
masih gelap tetapi Xiao Chen tidak lesu meskipun harus berlatih di pagi buta
seperti ini.
Xiao Chen pergi membilas tubuhnya agar terasa segar sebelum melakukan
gerakan pemanasan. Latihan pertama di pagi hari adalah berlari menuju Gunung
yang letaknya tidak jauh dari Lembah Seratus Pedang tanpa ilmu meringankan
tubuh. Biarpun jaraknya tidak jauh jika ingin kesana sambil berlari tanpa henti
akan membutuhkan stamina yang besar.
Ini akan menjadi pertama kalinya Xiao Chen berlatih di luar Vila Pedang
Bambu sejak bergabung bersama Lembah Seratus Pedang.
Ketika mencapai kaki gunung, Xiao Chen akan mulai memindahkan batu-batu
besar yang memiliki berat puluhan sampai ratusan kilogram menuju sebuah tebing
yang tinggi. Selesai memindahkan batu tersebut, Xiao Chen akan mulai mendaki
tebing tanpa menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Hari pertama semua berjalan lancar, Xiao Chen mampu menyelesaikan
semuanya pada siang hari tanpa kesulitan. Pencapaiannya ini membuat Fang An
sulit berkata-kata.
Hari-hari berikutnya Fang An meningkatkan kesulitan latihan dengan
menambahkan beban pada tubuh Xiao Chen demi membuatnya berlatih sampai mencapai
batasnya. Masalahnya perkembangan kekuatan Xiao Chen juga meningkat dengan
kecepatan yang sulit di akal Fang An karena bantuan Ginseng Air.
Fang An akhirnya menambah jenis latihan Xiao Chen, berusaha membuat
latihan itu semakin sulit dan dalam beberapa bulan latihan Xiao Chen telah
mencapai kesulitan yang bahkan membuat Fang An mengerutkan dahi jika
melakukannya.
Disebabkan Xiao Chen berlari keluar dari Lembah Seratus Pedang setiap
hari menggunakan beban yang begitu berat serta rutinitas latihannya diketahui
banyak orang, Xiao Chen menjadi sosok yang terkenal sampai Wang Chong berhenti
menantangnya bertanding.
Bakat Xiao Chen akhirnya diakui dan semua orang mengetahui bocah berusia
7 tahun tersebut memiliki kekuatan yang tidak manusiawi. Xiao Chen dijuluki
sebagai paling berbakat dalam generasinya, ditambah Fang An juga merupakan
jenius pada generasinya membuat pasangan Guru dan Murid ini semakin tersohor di
Lembah Seratus Pedang.
Tidak sedikit Tetua Pedang yang iri karena Fang An berhasil menemukan
bibit yang begitu unggul. Salah satu yang paling tidak senang dengan semua ini
tentu saja Wang Ergou namun setelah mengetahui Ketua Sekte mereka, Jiang Kun
tertarik dan memperhatikan perkembangan Xiao Chen, Wang Ergou membatalkan
niatnya untuk melakukan sesuatu yang buruk pada Xiao Chen.
“Chen’er, aku tidak bisa membayangkan akan jadi pendekar seperti apa
dirimu di masa depan…” Fang An tidak pernah berhenti dikejutkan oleh aksi Xiao
Chen, dia sampai terbiasa berdecak kagum melihat perkembangan murid
satu-satunya tersebut.
Waktu berjalan cepat, tidak terasa Xiao Chen telah berlatih seperti itu
selama setahun penuh. Sekarang Xiao Chen telah berusia 8 tahun, tidak hanya itu
beberapa hari sebelum usianya genap 8 tahun, dirinya telah berhasil mencapai
Tulang Harimau Buas karena latihan keras yang dilakukan dikombinasikan dengan
Ginseng Air dan Kitab Dewa Naga Surgawi.
Meningkatkan kualitas tulang dari Tulang Serigala Kuning menjadi Tulang
Harimau Buas dalam waktu tiga tahun tidak pernah ada dalam catatan sejarah
manapun. Xiao Chen adalah orang pertama yang berhasil melakukannya.
Pada waktu luangnya, Xiao Chen pergi ke Sungai Rumput Giok. Xiao Chen
ingin mencoba menyelam dengan Tulang Harimau Buasnya. Dulu dalam kondisi Tulang
Harimau Muda, Xiao Chen tidak kesulitan lagi menghadapi dinginnya air Sungai
Rumput Giok dan mampu memanen belasan Ginseng Air dalam sekali menyelam.
Kali ini dengan kekuatan tubuh barunya, Xiao Chen mampu menyelam lebih
lama dan tanpa kesulitan memanen lebih dari tiga puluh Ginseng Air. Xiao Chen
juga sekarang dapat menyelam lagi setelah beristirahat sejenak, akhirnya dalam
sekali kunjungan dia memanen lebih dari seratus Ginseng Air.
“Jika tidak ada masalah yang berarti, seharusnya aku bisa mencapai
Tulang Harimau Besi paling lambat pada usia 10 tahun…” Xiao Chen merasa begitu
antusias dengan kecepatan perkembangannya.
Xiao Chen memang tidak terburu-buru untuk mengumpulkan tenaga dalam,
sebab ketika seorang pendekar mulai berlatih tenaga dalam akan menyita hampir
seluruh waktunya. Daripada menghabiskan waktu satu atau dua tahun demi
membentuk tenaga dalam satu lingkaran, Xiao Chen memilih memperkuat pondasinya
terlebih dahulu.
Selama dirinya bisa mencapai Tulang Dewa Naga, maka hasil latihan tenaga
dalamnya selama setahun menggunakan Kitab Dewa Naga Surgawi setara dengan
pendekar biasa yang berlatih 60 tahun atau pendekar jenius yang berlatih selama
10 tahun.
Lagipula meskipun Xiao Chen tidak memiliki tenaga dalam saat ini
dikarenakan mengkonsumsi Ginseng Air secara terus menerus, dia memiliki
kekuatan fisik yang bahkan sulit didapatkan oleh orang yang memiliki tenaga
dalam sekalipun.
Xiao Chen cukup yakin dengan Tulang Harimau Buasnya ini, jika dia
memukul sekuat tenaganya maka kekuatan serangannya mengimbangi seseorang yang
memiliki tenaga dalam tiga puluh lingkaran. Satu pukulan Xiao Chen bahkan bisa
membelah sebuah batu besar menjadi pecahan-pecahan kecil.
Ketika Xiao Chen kembali dari memanen Ginseng Air, Fang An terlihat
sedang berada di halaman dan mengukir sebuah batang kayu menjadi berbentuk
pedang. Xiao Chen bisa menebak maksud dari tindakan Fang An tersebut.
Benar saja, tidak lama setelah sebuah pedang kayu dibuat oleh Fang An,
Xiao Chen dipanggil Gurunya tersebut, “Chen’er kini kau sudah berusia 8 tahun
dan selama setahun terakhir kau sudah melatih fisikmu dengan sangat baik. Sudah
saatnya kau berlatih ilmu bela diri dan kita bisa mulai dengan ilmu pedang.”
Xiao Chen tersenyum canggung ketika menyadari Fang An lebih antusias
daripada dirinya. Xiao Chen bisa melihat Fang An menaruh harapan besar pada
dirinya, sebagai bagian dari masa depan Lembah Seratus Pedang.