Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Bibir mereka saling menempel. Dinar merasa hangatnya rasa sapuan pada bibirnya. Tangan yang semula hanyalah melingkar pada pinggangnya, kini kian bergerak sedikit meremas.
Wanita itu terkejut, membuat bibirnya terbuka melenguh. Pak Arga tidak menyia-nyiakan kesempatan, Yang Dinar rasakan Pak Arga membelai hangat setiap inci rongga mulutnya.
Entah kapan, mata Dinar sudah terpejam. Juga pegangan pada pundak Pak Arga, semakin mengerat saja.
Lidah mereka saling membelai satu sama lain, naluriah alami Dinar muncul membalasnya, membalas ciuman Pak Arga. Dinar melenguh ketika lidahnya dicecap oleh Pak Arga, lenguhannya semakin membuat lelaki itu terpancing.
Tangan kekar Pak Arga tidak tinggal diam, mulai berani bergerak meraba perut cantik Dinar. Memberikan remasan kecil, membuat Dinar geli.
Dinar memiringkan kepala, membiarkan ciuman mereka semakin dalam. Dadanya semakin membusung ketika dia merasa sentuhan lembut dari balik baju yang dia kenakan.
Ini sungguh gila! Gila! Entah setan apa yang merasukinya, dia menyukai sentuhan mertuanya. Dinar tidak tau, kenapa dambaan sentuhan meletup ketika Pak Arga menyentuhnya.
Tangannya semakin gencar meremas milik Dinar yang masih terbungkus pakaian dalam. Wanita itu dapat merasakan tangan Pak Arga akan mengangkat bra yang dia kenakan, namun, tiba-tiba sebuah ketukan menyadarkan mereka berdua.
Tok! Tok! Tok!
Dinar membuka mata dan lebih dahulu mendorong tubuh Pak Arga segera menjauh.
"A-ada tamu," Cicitnya. Dinar langsung bangkit dari pangkuan Pak Arga, kemudian merapikan bajunya secepatnya.
Jantungnya benar-benar berasa berdebar. Dinar sungguh gila. Bagaimana bisa dia terbawa suasana dan mencium mertuanya sendiri?
Dengan gugup, Dinar kemudian membuka pintu. Berusaha bertingkah normal, seolah tidak terjadi apa-apa.
Saat membuka pintu, matanya terbelalak melihat siapa yang datang bertamu di jam segini. Dia hampir menangis melihat siapa yang berdiri dihadapan-nya.
"Mas Vano?" Suaminya berdiri dengan tas ransel besar di punggungnya. Tangannya melebar kedua sisi sambil tersenyum hangat, seperti biasanya.
"Mas pulang. Kamu gak mau meluk suamimu?"
Dinar terisak mendengar suaranya yang lembut, namun tegas. Dia menghamburkan pelukan kepada sang suami dan membiarkan dia jatuh pada dekapannya. Dinar, sangat merindukan suaminya.
"Nara sangat merindu, Mas." Vano membalas pelukannya dengan mengusap punggung Dinar. Dia menghirup aroma dalam rambut istrinya sambil membelainya.
"Mas juga merindu kamu, Ra. Sangat merindukan kamu."
"Jangan pergi-pergi lagi. Berat rasanya rindu ini, Mas. Nunggu di waktu yang lama."
Mereka melerai pelukan satu sama lain. Vano masih setia menatap sang istri, jemarinya mengelus lembut pipi istrinya.
"Mas juga gak ingin sering ninggalkan kamu, namun, apa daya? Tuntutan kerja'an, Ra. Mas gak bisa nolaknya."
Dinar menganggukan kepala, "Aku tau Mas."
Vano menyadari sekitar padam. Dia mengerjapkan mata kemudian membuka suara.
"Kenapa rumahnya gelap? Apa listrik mati, sayang?" Tanya Vano.
"Iya Mas. Listrik kayaknya padam atau mati karna hujan deras, mungkin itu salah satu alasannya. Ayo Mas masuk dulu. Mas pasti capek kan?"
Vano mengangguk. Mereka masuk, Pak Arga masih duduk pada posisi semula, membuat Dinar meneguk Saliva bila teringat hal yang sebelumnya terjadi.
Pak Arga yang menyadari kedatangan mereka-pun mendekat. "Van, kamu udah pulang?"
Vano mengangguk dan tersenyum, "Vano udah pulang, Pak."
Vano mendekati dan memeluk Pak Arga. Dinar bisa melihat kerinduan di mata suaminya. Vano orang yang dekat dengan keluarga, bagaimana bisa dia tidak merindukan rumahnya?
"Jujur Bapak senang kamu pulang selamat, Vano. Dengar informasi ngenai kapalmu, buat Bapak khawatir. Takut kejadi sesuatu sama putra Bapak,"
Vano menarik dirinya, dan tersenyum tipis, "Vano udah janji bakal pulang, terlebih sama Nara. Kalau Vano bakal pulang sampai selamat. Alhamdulillah, mungkin berkat do'a istri Vano, Vano pulang sama nepati janji sebelumnya."
...BERSAMBUNG,...
Akhirnya aja hubungan dgn vano dinar dan menikah aja dgn dokter tommy kayaknya tipe laki2 yg setia dan bertanggungjawab....
Kasian bingit nasibmu dinar sabar dinar pasti akan ada hikmahnya dan suatu saat nanti akan menemukan kebahagiaanmu....
aku berharap vano nyesel udh ninggalin dinar
wlpn dinar jgprnh salah tp tindakan vanopun sangat kurang ajar,,
knp ga diceraiin baik2 kalo emg udh ga menginginkan dinar lg
Akhirnya dinar sampai dihotel suaminya menginap dan kebetulan bertemu amber memberikan pelajaran kpd amber...
Dinar saking emosi dan marah besar langsung ngamuuuk kayak macan betina mau membunuh mangsanya......
Sangat seru dan menarik lanjut tor......
Smg lg vano dan dea terbongkar lg bercinta dah ketahuan sm dinar.....
Vano emang tidak mencintai dinar ceraikan dan lepaskan dinar agar dibiar mendapatkan laki2 yg tulus mencintainya.....
Kasian dinar Vano hanya pura2 cintai dinar dan hati dinar sangat hancur dan kecewa suaminya berselingkuh dgn dea...
buang lah sampah pada tempat'y 🤣
Gas keun Dinar jangan kasih kendor..
Lanjut Ka author semangat 💪
klo dinar gk mau jodohkan sma aku aja ka thor... lumayan buat serep klo suamiku lgi telat pulang kantor 🤣🤣
up lagi dong ☺️☺️☺️
pisah aja, trus kembali kerumah mi Dinar, Uda capek capek berbakti sama suami dan keluarga suami, ehh ujung ujungnya di khianati juga.