Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diharuskan
Dan, seperti biasa dipagi hari, Karin, dia bangun pagi banget untuk menyelesaikan semua kerjaan rumah seperti sapu lantai, cuci pakaian, cuci piring kalau sudah selesai makan langsung dicucinya, Karin mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, perlu kalian ketahui, Karin yang sudah terbiasa mencari uang dari SMP yang sudah diajarkan sama kakek dan nenek nya, dulu benget ygy, Karin membantu kakek dan neneknya berjualan sayuran dan buah-buahan di pasar, mereka menjual sayuran dan buah-buahan punya Pak Hidayat, seorang bapak yang sangat baik yang memberikan pekerjaan yang sedari dulu Kakek masih muda, dan Karin membantu meramaikan maksud nya menolong apapun yang bisa dibantu.
Ya, jadi, sampai sekarang Karin sudah bisa mencari uang paling tidak untuk diri sendiri dan menyimpan separuh uang dari gajinya, Karin membeli mesin cuci bekas yang seharga 600k, masih layak dipakai, selesai menggiling pakaian kotor dan membilas nya, Karin langsung menjemur nya di belakang rumah, belakang rumah Karin, ada sebuah pondok tidak besar tapi cukup untuk menggantung pakaian Karin disaat hujan, pondok itu dibuat sama kakek Kevin, kakek Kevin keren abisss, sampai sekarang pondok nya kuat sekuat baja padahal terbuat dari kayu, setelah selesai dengan pekaian.
Karin memasak, air masak, untuk membuat kopi susu tidak tau kenapa mungkin melihat kakek nya setiap pagi minum kopi Karin pun pengen ikutan, tapi gak setiap hari dan gak secandu kakek nya yak, minum kopi susu kalau kepengen aja, Sambil memasak air masak, Karin membuka WhatsApp nya dan melihat story-story teman-teman di sekolah nya, nomor orang yang di save nya tidak begitu banyak, nomor yang disave Mungkin hanya 77 kontak, Sandra, kak Andira, orang+orang yang sudah dianggap sebagai keluarga, guru dan teman-teman yg diperlukan. Sambil memecahkan telur ayam, Karin melihat sekilas dan hanya mendengarkan.
Disaat dia mendengar kan lagu Kopi Lambada dari sw (story WhatsApp) teman nya, Karin ikut bernyanyi dan bergoyang sesuai ritme, ini lah keseharian Karin setiap pagi wkwk lumayan membahagiakan diri sendiri.
"Dengar musik lambadaaaa"
"Dalam pesta meriahhh dengan gadis yang cantik jelitaaaa"
"Aduh senyum manisnyaaa yang ramah dan ceriaaa dia tawarkan kopi lambadaaaa" Karin ikut bernyanyi juga.
Dan setelah beberapa waktu, telah siap lah sarapan pagi buatan Karin yaitu Nasi goreng + telur ceplok untuk Karin sendiri dan Marsel, dan kopi susu untuk Karin sendiri dan akan membuat susu kaleng untuk Marselino, setelah jam 6 pagi Karin sudah siap dengan pakaian sekolah nya, karena sudah kelas 12 tidak boleh bolong-bolong sekolah, sebenarnya mau bantu kak Andira tapi Sandra sudah menghubungi sebelum nya di WhatsApp untuk fokus belajar saja karena serah kan saja tugas ini pada Sandra yang pastinya Sandra akan menang untuk menyelesaikan permasalah dan membahagiakan orang tersayang yaitu kak Andira. Setelah tugas di rumah siap, dan sekarang Karin bingung, akan menitipkan Marsel dengan siapa?!
Karin pun membangun kan Marsel
"Sayang, Bagun Marsel udah pagi, jangan tidur kek kebo ijo" sambil mengusap pelan rambut Marsel. Mendengar itu percaya lah seseorang disana sedang tersenyum mendengar panggilan untuk anaknya
'kebo ijo'
Setelah beberapa saat Marsel pun bangun
"Mah"
"Iya sayang, bangun yuk, jangan bobok terus" sambil membangun kan tubuh Marsel sampai duduk di ranjang kayunya yang beralas kasur busa yang lumayan empuk, kasur nya itu hasil dari gaji yang selama ini Karin simpan, dulu kasur peninggalan kakek neneknya bukan dari busa tapi dari kapuk dan lumayan tebal mungkin 5cm-an. Demi kenyamanan Karin pun berusaha menabung dan membeli kasur impian nya.
"Mama mau kemana?"
"Mau sekolah"
"Mama gak akan ninggalin Marsel kan mah" suara yang pastinya sedikit sedih dan hampir mau menangis
"Gak sayanggg, mama sekolah doang gak kemana mana kok, ayo bangun, mandi, dan kita sarapan" sambil mengusap lembut pipi tembem Marsel. Marsel pun langsung memeluk erat tubuh Karin.
"Manja banget sihhh, bikin gemesss" sambil mengusap lembut punggung Marsel
"yuk Marsel sayang mandi dulu yaaa biar seger" dan diangguk kan dari Marsel, di depan kamar mandi
"Marsel mandi sendiri mah"
"Baik sayang, mama cari pakaian keren mama yang muat sama kamu yah" Karin pun beranjak pergi dan mencari pakaian olahraga Karin waktu kecil, yang pastinya muat dan pas ditubuh Marsel.
Karin pun menemukan baju olahraga Karin waktu kecil yang masih bagus dan berwarna pink muda, dan ada sedikit drama
"Mah kenapa bajunya warna pink, Marsel malu mahh" dan Karin pun tersenyum manis
"Maaf ya sayang, baju mama semuanya cantik-cantik, untuk sekarang pakai ini yah, nanti kita beli pakaian yang keren buat Marsel" sambil mengusap lembut pipi tembem Marsel, seperti nya pipi Marsel ini bikin gemes wkwk.
"Baik mah" Marsel pun menurut dan hampir lupa, Marsel mandi menggunakan handuk kecil Karin yang biasa nya dipakai untuk mengeringkan rambut Karin, jadi untuk sementara dipakai oleh Marsel.
Setelah memberikan pakaian dan dipakai oleh Marsel, biar pun dari wajahnya sedikit cemberut tapi Karin tak bisa melakukan hal lainnya, Karin pun mengajak Marsel untuk sarapan bareng, mereka sarapan bareng dan susu pun sudah dibikin oleh Karin,
"Habis kan yahhh, udah itu kamu diam di rumah kak Andira dulu yahhh, bentar, ntar udah kakak pulang sekolah, kakak samperin,
"Iya mah" dan diangguk kan dari Marsel yang sedikit cemberut, Marsel yang paham juga dengan situasi Mama nya, gak mau jadi beban, jadi sebelum nya Marsel menyuruh bawahan nya mengambil pakaiannya dari rumah papahnya.
"Sayang" panggil Karin setelah mereka selesai makan, dan setelah Karin mencuci piring dan pasti nya dibantu Marsel saat mencuci piring tersebut.
"Iya mah,
"Ini syarat yang mamah maksud semalam" dan diangguk kan dari Marsel
"Jangan panggil Mama saat kita diluar, Mama bukan tidak ingin tapi, kakak ini pelajar, apa kata orang dengan Marsel memanggil kakak dengan sebutan mamah, Marsel paham bukan?!"
"Iya mah, Marsel paham" menunduk dan merasa kecewa ternyata Karin tidak mau dipanggil mama saat diluar, padahal Marsel berharap semua orang tahu bahwa Marselino mempunyai seorang Mama. Melihat semua itu Karin merasa menyesal tapi ini adalah jalan keluarnya, Karin pun mendekat dan memeluk erat Marsel yang masih duduk di bangku rumah tamu. Setelah memeluk Marsel, Karin pun memandang sendu.
"Maaf yaa" sambil tersenyum dan ternyata disaat itu air mata bocah itu menetes berapa tetes.
"Selama nya mamah adalah mama kamu" mengusap lembut dan mencium pipi imut, gembul Marsel. Dan disaat itu Marsel mengeluarkan jari kelingking nya yang berarti menyuruh Karin untuk berjanji.
"Janji" ucap Karin
Setelah makan dan semua seluk-beluk nya, Karin pun akhirnya ke rumah Sandra, untuk minta tolong sama Sandra untuk menjaga selama Karin disekolah, untungnya kak Andira dan Sandra memutuskan akan mengurus permasalahan ini, setelah Karin pulang sekolah.
"Maafin Karin ya kak, jadi ngerepotin"
"Gak Kar, kamu dan anak manis itu tidak merepotkan sama sekali, Kita ini adalah keluarga bukan?!" Ucap kak Andira, Sambil tersenyum tulus
"Makasih ya kak" ucap Karin
"Marsel kamu yang anteng ya sama bi Sandra dan bi Andira yaaa, jangan nakallll, jagain mereka ok" sambil mengusap lembut rambut Marsel
"Baik kak, kakak cepat pulang ya, Marsel sayang kakak"
"Kakak sangat sayangggggggggggg Marsel, kakak berangkat yahhh" mencium kening Marsel
"Byeee sayang, bye kakk"
"Byeee hati-hati kar" ucap Sandra
Setelah kepergian Karin,
"Ayo Marsel kita main sama dedek Sakura" ajak Sandra menuju ke ruang tengah
"Ayo kak" ucap Marsel
"Marsel kalau ingin sesuatu jangan sungkan yahh, nanti panggil saja bibi atau bi Sandra" ucap kak Andira tenang dan tulus, dan diangguk kan dari Marsel
Di sekolah Karina, seperti biasa belajar dan praktek tapi Karina dan Gebby (teman seangkatan beda kelas) dipanggil ke kantor kepala sekolah setelah bel istirahat berbunyi.
"Permisi" ucap keduanya Karin dan Gebby
"Masuk" ucap kepala sekolah tersebut
"Ada apa ibu memanggil kami" ucap Karin penasaran, dan beliau ini terkenal dengan sebutan hati batu pemikiran luas, pasti mereka diharuskan ikut serta sesuatu lomba, karena beliau ini penggila kemenangan anti gagal wkwk itu yang sedang dipikirkan oleh Karin
"Ibu memanggil kalian ingin kalian berdua ikut serta dalam kegiatan lomba kasti antar sekolah, disini ibu tidak mau penolakan antara kalian berdua karena ibu ingin kita menang lagi sebagai juara seperti tahun-tahun sebelumnya" ucap kepala sekolah itu tegas, btw kepala sekolah ini perempuan ya tapi hati nya itu seperti hati cowok kek gak punya hati
"Maaf Bu, saya tidak bisa" ucap Karin dengan memandang lurus kearah kepala sekolah tersebut
"Ibu tidak menerima penolakan Karin, hanya karena kamu disini berprestasi tapi berani sekali membangkang saya guru kamu" ucap kepala sekolah ketus
'ini akan menjadi perseteruan yang panjang sepertinya' ucap Gebby dalam hati, seperti nya Gebby main aman saja ygy, tapi Gebby juga setuju, kenapa kakak kelas harus ikut serta dalam kegiatan lomba sedangkan mereka sibuk belajar dan praktek untuk ujian, apalagi Gebby juga tahu tentang Karin biarpun tidak berteman dekat, dan mereka pernah satu regu kasti setiap tahun, dan Karin dulu aktif juga sebagai wakil ketua OSIS dan selalu ikut serta lomba cerdas cermat antar sekolah dan pernah sekali Karin yang mewakilkan lomba tersebut antar provinsi tapi pupus ada yang lebih pintar cerdas cermat dari Karin dan teman-temannya yang ikut serta, dan mendengar sedikit tentang kehidupan Karin yang sedari dulu sudah tidak mempunyai keluarga yang pastinya sibuk untuk mencari uang, apalagi diharuskan ikut serta lomba ini.
"Hanya karena ibu adalah kepala sekolah apa bisa memaksa kehendak seperti itu" ucap Karin seperti bertanya dan tegas, dia tau resiko dan frekuensinya tapi sekarang dia sedang dalam keadaan sibuk bagaimana dia bisa membagi waktu nya.
"Hehh.... Sudah mau lulus jadi banyak tingkah?" Ucap kepala sekolah dingin
"Sekarang kelas tiga sedang masa sibuk Bu, bagaimana kami membagi waktu kami, apa tidak bisa mempercayai semua nya ke mereka, regu kasti juga sudah sangat pengalaman, percaya lah mereka akan melakukan yang terbaik untuk nama baik sekolah"
"Kalau kalah kau akan bertanggung jawab?, kau tahu Karin sekolah kita adalah yang terbaik tidak ada kata kalah dalam rumus ibu, dan tidak ada yang namanya mundur kau ingat waktu kalian lomba kalian dibantu kakak kelas dan lihattttt mereka bisa lulus dengan baik" dan Karin pun hanya bisa diam, yang dikatakan benar
"Lusa adalah lomba kita melawan SMA negeri 54 Poberis, akan ada 3 sesi, besok berlatih.." tapi berhenti karena ponsel Karin sudah dalam mode dering dan ada yang menelpon "Kringggggggggggggg", dengan cepat Karin mengangkat tanpa minta izin, karena yang menelpon adalah Sandra yang bisa saja mereka sedang keadaan yang tidak diinginkan sedang bahaya gitu ygy
"Halo" setelah mendengar apa yang diucapkan Sandra dari sebrang sana, Karin langsung
"Permisi Bu, saya izin pulang dulu" sambil menunduk dan berlari dengan cepat ke kelas, yang didalam kantor terdiam dan dari muka kepala sekolah itu sepertinya sedang marah
"Cepat kejarrr Karina, Gebby, bawa dia kesini segera" teriak kepala sekolah teriak marah
"Ba.. baik Bu" dan Gebby pun segera lari menuju ke kelas Karin
"Gess, lihat Karina ga?" Tanya Gebby ke semua siswa yang didalam kelas
"Iya Gebby, kenapa Karin lari dengan deras" tanya Kenzy teman sekelas Karin
"Ayolah cepat jawab ntar gw dimarahi sama guru batu gaess" ucap cepat Gebby ingin segera mengejar Karin takut diembat kepala sekolah yang asdfghjkl
"Dia lari ke luar gak tau kemana" ucap seorang dari siswa di kelas tersebut
"Gua lihat Karin lari menuju gerbang Gebby, tadi gw tanya tapi dia ga gubr..." Belum selesai Imam bicara Gebby juga lari ke luar
Dengan cepat lari menuju gerbang
"Pakkkkk, sa..tpam... cegat Karin pakkk" teriak Gebby sambil lari, jarak Gebby dan pak satpam lumayan jauh, karena Gebby harus turun tangga yang lumayan melelahkan tapi syukurlah didengar pak Bambang
"Bentar neng, neng Gebby manggil" sambil nunjuk ke arah Gebby dan dilihat Karin, dengan wajah tak sabaran Karin pun mendekat ke Gebby
"by, tolong kasih tau guru batu itu, gw bakalan ikut, semuanya gw ikut tapi gw harus pulang sekarang"
"Tapi kar"
"Kasih tau beliau gw ikut Ok" sambil memberikan jempol dan dengan memikirkan 6 detik Gebby pun menggangguk, dan dikasih jempol dari Karin, Karin pun lari dengan cepat dan tidak lupa izin dengan pak satpam, pak satpam mendekat
"Ada apa neng, kok neng Karin seperti terburu-buru?" Tanya pak Bambang
"Ga tau, tapi setelah Karin mengangkat ponselnya, Karin sepertinya mendengar sesuatu yang kurang bagus, tapi ga tau juga pak" dan diangguk kan dari pak Bambang
"Ya udah neng, neng masuk lagi, sebentar lagi mau masuk kelas" ucap pak Bambang mengingat kan
"Baik, pak"
Dengan berlari Gebby menuju ke kantor ruang kepala sekolah, takut mendapatkan masalah dimasa dia harus lulus, apalagi kepala sekolah ini terkenal suka dendam tapi karena kerja keras nya sekolah tersebut memang menjadi lebih baik dari sebelumnya, mungkin niatnya baik hanya saja penerapan metode yang memaksa ini membuat beberapa orang merasa terpaksa.
Gebby masuk ke kantor
"Dimana Karin?"
"Karin sudah pulang Bu" jawab Gebby yang sedikit takut
"Anak itu apa-apaan, apa kalian sudah kelas 12 menjadi gak tau aturan?"
"Maaf Bu, mungkin Karin sedang keadaan mendesak, bukan kah Karin seorang siswa yang mencari uang dari keringat sendiri" ucap Gebby yang sedikit memandang ke kepala sekolah, yang berusaha, setidaknya paham keadaan siswanya yang tadi menolak, seorang siswa yang sudah biasa ikut lomba yang pasti ada hadiah nya mana mungkin menolak tanpa sebab akibat
"Dulu bukan nya sudah ditawarkan dari pak Juju guru olahraga, untuk menjadi anak angkatnya?"
"Maaf Bu, saya kurang tau"
"Ya sudah keluar lah, besok kamu dan Karin harus latihan bersama grup kasti"
"Baik Bu"
Hanya beberapa siswa yang merasa kan kalau guru olahraga itu mata nya suka gatel, dan Gebby Karin dan beberapa anak ada yang tahu bahwa guru olahraga mata nya suka jelalatan tapi tidak semuanya yah, masih ada yang waras dari seluruh guru di dunia ini.
Tapi guru olahraga ini kalau melihat cewek cantik otaknya itu dan gelagat nya itu seperti gatel-gatel ulat bulu, hanya cewek yang centil, yang suka dekat dengan guru olahraga tersebut.
Karin menolak untuk menjadi anak angkat karena beliau ini aneh.