The Identical Girls

Serena berjalan kaki dari rumah Dom. Dia menolak tawaran lelaki itu untuk menemaninya. Serena mengeluarkan ponsel dan melihat map untuk mengarahkannya kembali ke tempat tinggalnya. Dom tinggal di arah sebaliknya dari apartemennya. Kondisi Serena sudah lebih baik setelah beristirahat beberapa jam. Sekitar tiga puluh menit berjalan rinai hujan mulai mengguyurnya. Serena menyukai hujan. Hujan seperti membasuh luka dan masalahnya untuk dibuang ke tanah. Gadis itu berlari sambil menengadahkan kepalanya ke langit dan tersenyum. Serena memilih melewati jalan pintas di belakang toko - toko yang berjajar.

Dia terpaku melihat seorang gadis yang berdiri menunggu hujan. Serena mengusap air hujan yang mengenai wajahnya untuk memastikan pengelihatannya tidak salah. Dia juga mencubit kecil tangannya memastikan dia tidak bermimpi. Ini adalah hal yang  tidak pernah dia bayangkan. Gadis di sana melihat kiri dan kanan sejenak berpikir dia harus menunggu atau menerobos hujan.

Kala pandangan mereka bertemu gadis itu memberi reaksi serupa. Reaksi terkejut dan bingung. Serena berjalan menghampiri gadis itu untuk melihatnya lebih dekat dan memastikan apa yang dilihatnya tidak salah.

“Kau…. siapa kau? Bagaimana bisa?” Tanya Serena saat berada di depan gadis itu. Serena merasa sedang bermimp. Dia mengucek matanya berkali - kali “Kau…”

Gadis itu memiliki wajah yang sama dengannya. Benar - benar persis sama, tidak ada yang membedakannya sama sekali. Mereka seakan adalah kembar identik.

“Bagaimana kau bisa memiliki wajah yang sama denganku” Gadis itu tidak percaya melihat Serena yang sangat mirip dengannya. Dia juga terlihat memastikan kenyataan berkali - kali dengan memukul pipinya.

“Siapa kau?” Tanya Serena

“Siapa kau?” Tanya gadis itu bersamaan dengan Serena

“Serena Loretta” Serena memperkenalkan namanya untuk memastikan mereka mungkin memiliki nama famili yang sama.

“Arianna Arturo” Jawab gadis itu.

Nama mereka tidak sama, mereka bukan keluarga. Tapi, mungkinkah ada orang asing yang bisa berwajah sama dengannya. Bukan hanya mirip tapi sama.

“Apakah kita mungkin bersaudara?” Serena memandangnya tidak percaya

“Aku tidak tahu. Aku tinggal bersama ayah dan ibu tiriku serta kakak tiri. Ibuku meninggal waktu aku kecil. Aku sungguh tidak mengetahui tentang dirimu” Jelas Arianna.

Arianna disuruh ibu tirinya membeli telur di supermarket padahal langit saja sudah menunjukan kemendungannya. Ketika hujan turun dia hanya memikirkan untuk berteduh, karena tidak ingin menggigil. Udara sedang sangat dingin. Dia berteduh ketika hujan turun dan sama sekali tidak menyangka akan bertemu orang asing dengan rupa persis seperti dirinya.

Serena memikirkan berbagai kemungkinan yang terlintas di otaknya. Dia memikirkan kemungkinan mereka anak kembar yang terpisah atau hanya orang asing berwajah sama atau ini bahkan hanya mimpi dan khayalannya “Katakan kalau ini nyata, aku benar - benar berpikir ini hanya mungkin terjadi dalam mimpiku”

“Aku tidak tahu, tapi untuku ini kenyataan. Sekali pun sulit dipercaya” Arianna merasa dia akan sangat bahagia bila dia memiliki saudara. Selama ini dia tidak pernah merasa ada di dalam keluarga, dia lebih seperti seorang pembantu.

“Aku jujur sama sekali tidak mengetahui namamu dan hubungan kita. Tapi aku tidak tahu nama ayahku” Mungkinkah tuan Arturo adalah ayahnya? Atau mungkin tidak?

Serena benar - benar merasa kepalanya berputar. Dia tahu jika hidup adalah misteri, tapi ini sangat diluar dugaannya. Ibunya memberi nama keluarganya di belakang nama Serena dan dia sama sekali tidak ingin bertanya tentang ayahnya. Serena hanya tahu kalau ayahnya tidak pernah ada disampingnya selama 17 tahun hidupnya dan itu berarti ayahnya sama sekali tidak penting. Kemudian dia dihadapkan dengan kenyataan seperti ini - kemungkinan bahwa ayahnya masih hidup dan entah bagaimana membawa saudara kembarnya. Mungkinkah hal itu terjadi?

“Apakah kau mungkin saudaraku?” Tanya Arianna akhirnya setelah diam cukup lama.

Serena menggeleng “Aku tidak tahu”

“Apa yang harus kita lakukan?”

Serena ingin bertanya kepada ibunya tapi bagaimana jika ini adalah hal yang dipendam ibunya selama ini. Rahasia yang tidak boleh dia ketahui. Bagaimana jika Arianna adalah bagian dari ibunya yang ingin dilupakan? Serena menjadi bimbang tentang apa yang harus dilakukannya.

“Bagaimana kalau kita melakukan tes dna untuk diri kita?” Usulnya dia harus memastikan jika Arianna adalah saudaranya atau bukan.

“Sekali pun kita memang bersaudara mengapa Mamma meninggalkanku dengan Papa dan Ibu tiri yang membenciku. Apa kau hidup dengan penuh kasih sayang?” Pertanyaan Arianna dijawab Serena dengan anggukan. Arianna merasa hatinya kecewa. Jika mereka memang bersaudara kenapa dirinya yang ditinggalkan?

Serena merasa dia lebih beruntung. Dia hidup dengan ibu yang sangat menyayanginya dan bekerja mati - matian untuk membiayainya. Melihat  Arianna yang memakai pakaian lusuh membuat hatinya gamang. Untuk sementara Serena ingin menganggap dia memiliki saudara. Dia merasa Arianna juga berhak merasakan apa yang dia rasakan. Serena merampingkan berbagai teori yang ada di kepalanya dan memilih yang paling mungkin untuk kenyataan ini.

“Untuk saat ini sampai kita mendapat jawaban anggaplah kita bersaudara” Ucap Serena menghindari penyeselan lainnya di kemudian hari.

Arianna menghamburkan dirinya ke pelukan Serena. Untuk pertama kali dalam hidupnya .Dia merasa memiliki keluarga sekali pun kebenarannya belum dapat dipastikan. Untuk kali pertama Serena merasa ada yang akan peduli terhadapnya.

“Ceritakan tentang Mamma?” Kata Arianna.

Serena melemparkan senyum tipis ke arahnya “Mamma adalah orang yang keras kepala dan suka memaksa makanya aku pindah dari Milan ke Roma, Mamma juga sibuk bekerja, dia memiliki bakat di bidang fashion. Kami memiliki butik di Milan. Sekali pun sibuk jika memiliki waktu Mamma akan mengantarku ke sekolah dan memasak makanan yang aku suka” Serena menceritakan hal yang paling dia ingat tentang Lena Loretta.

Arianna menitikan air mata, seumur hidupnya dia tidak pernah memiliki kenangan manis akan ibunya seperti Serena “Aku tidak tahu apa salahku, tapi papa menghabiskan banyak waktu hanya menonton perlakuan tidak menyenangkan dari ibu tiri dan kakak tiri. Jika kau tidak ke Roma kita mungkin tidak akan pernah bertemu”

“Aku tidak memiliki figur ayah selama hidupku” Serena memandang hujan yang terus turun mengguyur dedaunan di atas tanah dan cerita mereka yang ditukar disaksikan oleh hujan dan sialnya dia merasa iba kalau Ariana harus kembali ke rumah keluarga yang membencinya sekali pun. Serena tentu bisa membaca kebohongan seseorang dan dia bisa merasakan kejujuran dan luka di mata Arianna.

“Jika kau ingin. Kembalilah ke tempat Mamma dan aku akan menggantikanmu di rumah ibu tirimu sambil aku menyelidiki siapa kita sebenarnya”

Mata Arianna membulat tidak percaya dengan apa yang didengarnya “Kau mau menukar hidupmu yang lebih baik denganku?”

“Hidupku tidak lebih baik dari pada dirimu. Aku hanya menceritakan yang baik”

“Selama hidupku aku hanya ingin merasakan kasih sayang seorang ibu. Jika kau bersedia bertukar tempat. Grazie, kau membuat mimpiku menjadi nyata”

“Hidupku tidak sesempurna yang kau lihat. Apa kau tahu hari ulang tahunmu?” Serena baru teringat mungkin mereka bisa mencocokan golongan darah atau pun tanggal lahir

“Aku lupa hari ulang tahunku, karena aku sudah lama tidak merayakannya atau pun mengingatnya”

“Bagaimana dengan golongan darah?” tanya Serena

“Aku tidak pernah memeriksanya”

Serena menghembuskan nafasnya lagi. Sulit sekali mencari satu pembuktian tentang mereka kecuali wajah sama.

“Aku akan mengantarmu ke tempatmu dan beri tahu aku di mana rumahmu. Ingatlah mulai saat ini kau adalah Serena. Aku akan menemuimu lagi ketika mendapatkan kebenarannya” Kata Serena yakin. Serena akan kembali ke rumah Arianna dan menyelidiki kebenaran tentang mereka.

“Dimana kau akan menemuiku lagi?”

“Apartemen Mamma. Setelah aku mendapatkan buktinya. Aku akan ke sana”

Serena memeluk Arianna. Loyalitasnya akan ketidakadilan memang sangat besar. Dia mengajak Arianna berlari di tengah hujan untuk melepas beban mereka.