Alana Safira Mahendra, ialah gadis biasa yang sering di panggil lana. ia berusia 16 tahun tapi dia sangat di benci oleh keluarganya, karna hasutan dari anak angkat yang di temukan oleh orang tuanya.
Awalny keluarga mereka harmonis tapi setelah kedatangan anak yang di temukan oleh orang tuanya semua berubah, ia menghasut dan mefitnah Lana kepada keuarganya mengakibatkan keluarganya membeci Lana.
Karna telah lelah mengemis kasih sayang dan perhatian dri keluarganya Lana pun meyerah, ia akan menunjukan sifat asli yang selalu ia tutupi dari keluarganya.
'Semuanya berubah, akan aku tunjukan siapa Alana safira yang sebenarnya dasar keluarga bangs*t' Ucap Alana Safira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 18
***
Setelah mengetahui identitas Sammy ia pun memejamkan matanya karna ia sudah sangat lelah dan mengantuk.
Mereka pun keluar dari kamar Lana. Leon mengajak Sammy untuk mengobrol sebentar di balkon kamarnya.
Mereka telah sampai di balkon kamar Leon. Sudah sedari awal Sammy ingin mengatakan kata kasar tapi ia menahannya.
"Yon gue mau bilang kalau bokap loe itu gila,brengsek, psikopat,pengecut,biadab dia itu gak pantes menyandang status sebagai manusia" ucap Sammy meluapkan emosinya.
Sammy tak takut Leon akan marah padanya karna ia mengatai ayah dari sahabatnya sendiri.
"Loe bener Sam bokap gue bukan manusia. Mana ada manusia yang perlakuin anaknya kaya gitu" tutur Leon.
"Gue kasian sama adek loe pasti dia tertekan banget" ucap Sammy.
"Gue juga niatnya bawa dia pindah dari neraka ini, gue mau ajak dia buat tinggal di apartemen gue aja" jelas Leon.
"Iya mending loe bawa dia minggat dari rumah yang udah kaya neraka buat dia, loe liat sendiri tdi pas gue obatin dia diem aja kaya gak ngerasain apa apa" ucap Sammy.
Sammy yang sedikit banyak nya tau persoalan dalam keluarga Leon, karna Sammy adalah sahabat Leon sedari masa kuliah. Sammy merasa kasihan terhadap Lana di perlakukan seperti itu.
"Gue nginep ya takut nanti adek lo butuh medis lagi" ucap Sammy.
"Oke" jawab Leon.
Leon mengantar Sammy untuk menempati kamar tamu yang berada di samping kamarnya.
***
Di kamar Lana.
"Dasar uler gara gara dia gue jadi gini. Loe tunggu tanggal maen nya" Lana tersenyum Smirk.
Lana pun memejamkan matanya untuk menuju alam mimpi.
Keesokan harinya semuanya berjalan seperti biasa malah seperti tak terjadi apa apa hanya saja skrng di meja makan hanya ada Papa Alex mamah Ratih dan Hana.
Nino masih setia menunggu di depan kamar adiknya.
Nino Melihat bi Asih berjalan menaiki tangga dengan nampan berisi makanan di tangannya setelah di depan intu kamar Lana bin Asih menatap Nino.
"Den Nino lagi apa di depan kamar non Lana?" Tanya bi Asih.
"Nino nungguin Lana bangun bi" jawab Nino.
Bi Asih yang tahu bahwa Nino sedang menunggu Lana pun segera mengetuk pintu kamar Lana.
Tok ..
Tok ..
"Non udah bangun blum ini bi Asih bawain sarapan" ucap bi Asih.
Dari dalam kamar Lana masi memejamkan mata dan bergelut dengan selimut yang menutupi tubuh mungilnya. Lana terbangun karna suara ketukan di pintu.
"Iya bi bentar" jawab Lana.
Lana langsung bergegas menuju pintu kamarnya dan membuka agar bi Asih dapat meletak kan sarapannya. Saat membuka pintu yang Lana lihat bukan hanya bi Asih melainkan ada juga Nino yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Nino yang mendengar pintu di buka menatap seorang gadis yang muncul dari balik pintu, ia kasihan melihat begitu banyak luka robek di tangan dan kaki sang adik. Mata Nino dan Lana bertatapan sekejap dengan Lana, Nino kembali menunduk kan kepala.
"Ini sarapan nya non" ucap bi Asih
" ia bi makasih " ucap Lana mengambil nampan berisi makanan. Tapi karna tangnya terluka ia kesusahan.
Nino yang melihat adiknya kesusahan langsung menyambar nampan berisi sarapan sang adiknya dari tangan bi Asih.
"Sini biar aku yang bantuin" ucap Nino.
Bi Asih hanya mengangguk dan pamit untuk mengerjakan pekerjaannya fi bawah.
"Ya udah kalau gitu bibi pamit ya non" ucap bi Asih.
"Iya bi makasih" jawa Lana.
"Sama sama non, den mari" ucap bi Asih meninggalkan kamar Lana.
Setelah bi Asih meninggalkan kamar Lana hanya ada Nino san Lana.
"Sini biar gue aja yang bawa" ucap Lana pada kakaknya Nino kembaran Niko.
"Nggk usah dek biar kakak aja yang bawa masuk" ucap Nino melengos melewati Lana untuk meletak kan sarapan Lana di dalam kamar.
"Dek kak Nino minta maaf ya selama ini kak Nino cuman diem aja gak pernah bela adek"ucap Nino menundukkan kepal nya.
Lana yang mendengar permintaan maaf dari kakaknya senang satu persatu kakaknya mulai sadar. Memang benar selama ini Nino hanya diem saja seperti Leon.
"Iya kak aku kasih kesempatan kakak buat berubah" ucap Lana
"Makasih ya dek. Ya udah sekarang kamu cepetan makan terus istirahat lagi ya kakak juga ke bawah dlu mau sarapan" jelas Nino
Nino pun meninggalkan kamar Lana untuk menuju meja makan karna pasti keluarganya sudah menunggunya.
Saat nino sedang menuruni tangga ternyata benar di meja makan sudah ada kedua orang tuanya dan Hana Nino pun mempercepat langkahnya.
"Dari mana saja kamu baru turun sekarang?" Tanya Alex dengan nada mengintimidasi.
"Dari kamar Lana pah, abis nengok dia" jawab Nino.
Alex,Ratih dan Hana kaget bahwa Nino menjenguk Lana karna selama ini dia hanya diam saja.
"Untuk apa kau menjenguk anak sialan itu?" Tanya Alex.
Nino yang mendengar papahnya memanggil adiknya dengan sebutan anak sialan merasakan sakit dalam hatinya.
"Pah yang kau sebut dengan anak sialan itu anak kandung papah sendiri" jawab Nino.
"Dan asal papah tau selama ini kita sudah keterlaluan pada Lana, papah dan mamah hanya memperhatikan Hana" jelas Nino.
"Tapi memang dia anak sialan, dia sampai tega membuat kakaknya sendiri terbaring tak berdaya di rumah sakit" ucap Alex dengan suara tinggi.
"Tapi kak Niko juga bersalah dalam hal ini dia mengatai adik kandungnya sendiri dengan sebutan jalang" jawab Nino.
Saat Lana akan mengisi air minum di lantai bawah ia terhenti oleh suara pertengkaran keluarganya, lebih tepatnya pertengkaran papah dan kakaknya.
Lana hanya menyaksikan dari lantai atas tanpa berniat untuk melerai.
Leon pun yang sudah bangun mendengar suara keributan pun mulai mencari sumber suara tersebut. Saat ia membuka pintu kamar ia berjalan ke arah tangga dan melihat adiknya yang sedang tertawa melihat ke arah lantai bawah, leon pun menghampirinya.
"Kamu kenapa ketawa gitu?" Tanya Leon.
"Itu papah sama Kak Nino lagi berantem karna aku kak" jawab Lana
Leon pun melihat ke arah yang sedang Lana lihat ternyata suara keributan yang ia dengar berasal dari papah dan adiknya.
"Kamu gak mau lerai gitu?" tanya Leon.
"Nggk kak biarin aja aku mau liat bagaimana kak Nino belain aku soalnya dia tadi dateng minta maaf karna dulu cuman bisa diem aja kalau aku di marahin gak bantuin meski dia tau aku gak salah kaya kakak dulu" jelas Lana.
Leon yang mendengar ucapan Lana seperti tersindir karena pasalnya memang dulu dia acuh terhadap Lana.
"Maafin kakak ya dek, kan sekarang kakak udah sadar" rajuk Leon memegang tangan adiknya.
"Iya kak udah aku maafin, udah ah aku mau ke kamar lagi mau istirahat bye kak" ucap Lana.
Leon hanya melihat punggung adiknya memasuki kamarnya iya pun berbalik menuju kamar tamu.
Sebenarnya Lana masuk ke dalam kamar bukan karna akan istirahat tapi karna ada panggilan telpon, handphone Lana bergetar terus menerus di dalam saku celananya.
Sampai di dalam kamar Lana merogoh sakunya dan mengambil telpon yang sedari tadi terus bergetar.
"Ya ada apa Kak?" Tanya Lana pada zahira.
Ya yang menelpon adalah zahira asisten pribadinya.
"Ini nona ada beberapa berkas kerjasama yang harus segera nona tanda tangani" ucap zahira.
"Oke aku akan ke kantor, pukul 10 nanti jemput aku kak" ucap Lana.
"Baik nona" jawab zahira.
Setelah mendengar jawaban zahira Lana langsung memutuskan panggilan telponnya.
Semoga kedepanya Matew dan Lana menjadi kuat setelah mereka menikah... gmn keluarga lama Lana y Thor ?