Falisya seorang gadis cantik yang berasal dari desa, dia terpaksa harus pindah sekolah ke kota karena orang tuanya.
ternyata tujuan dia pindah ke kota adalah untuk menikah dengan Mahendra, lelaki asing yang tidak ia kenal sama sekali.
mereka melakukan pernikahan karena perjanjian orangtua nya dahulu.
untuk merahasiakan pernikahan itu, mereka melakukan berbagai cara.
Di sekolah falisya adalah adik kelasnya mahendra.
Pertama kali falisya menginjakkan kaki di sekolah itu, ketos tampan tertarik padanya, hingga membuat Mahendra yang terkenal cuek dan dingin merasa tersaingi.
Ketos dan Mahendra adalah dua orang yang berpengaruh di sekolah, hingga membuat mereka saling bersaing. Mahendra tidak menyukai Alif yang selalu berusaha mendekati falisya, hingga berbagai cara ia lakukan untuk menjauhkan mereka berdua.
Bagaimana falisya dan Mahendra menyembunyikan pernikahan mereka?
Dan apa saja tantangan yang mereka dapatkan karena pernikahan itu?
Akankah mereka saling mencintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Falisyaa Cf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anggota OSIS
"Gebby, Lo ngapain disini? tanya falisya gugup.
"Kok Lo yang jadi nanya gue! Kalian udah saling kenal ya? tanya Gebby.
"Hmmm," Dehem Mahendra.
Lelaki itu langsung memasang wajah datar kembali dan pergi meninggalkan mereka berdua, kini hanya ada falisya dan Gebby saja. Falisya berusaha memasang wajah sedatar mungkin agar tidak kelihatan jika sedang gugup.
"Lo salah lihat, tadi kak mahendra cuma tanya gue anak baru itu ya, gitu!"
"Untuk apa dia nanya gitu?"
"Ya mana gue tahu! Tanya aja sendiri sama kak mahendra! Udah ah gue masuk kelas dulu," ujar falisya.
"Falisya, tungguin gue! Oh iya kita hari ini di suruh ngumpul di ruang OSIS!"
"Hah? Untuk apa? Gue ngak mau ah!"
"Falisya, nama Lo itu udah tertera disana jadi Lo harus datang!" ketus Gebby.
"Itukan ide Lo, gue nya ngak mau,"
"Tapi, tetap aja Lo keruang OSIS ikut gue, atau kak Alif sendiri yang jemput Lo nanti!"
Falisya kesal sekali, dia ngak pernah berniat bergabung jadi anggota organisasi. Baginya terlalu ribet, dan juga tidak menyenangkan baginya. Dari sekolah sebelumnya dia juga di tunjuk sebagai ketua OSIS namun dia langsung menolak, entah kenapa falisya benar-benar tidak meminatinya.
"Kenapa sih semua orang rebutan untuk jadi bagia anggota OSIS!" tanya falisya.
"Biar dia punya kuasa dan juga di kenal satu sekolah!"
"Cuma itu aja?" tanya falisya.
"Mungkin, gue sendiri ngak begitu tertarik namun karena ketosnya kak alif jadi gue tertarik banget! Apalagi jika kak Mahendra bagian dari OSIS, pasti bisa-bisa satu sekolah daftar jadi anggota OSIS!" jelas Gebby sambil tertawa.
"Aneh banget!" gerutu falisya.
*** ***
"Kami telah melakukan vote untuk pemilihan wakil ketua OSIS, dan kandidat yang terpilih ada tiga orang yang pertama ada falisya dan yang kedua satria dan yang ketiga, bianca!" jelas Alif.
"Jadi, di kotak ini adalah penentu siapa pemenang dari ketiga kandidat tersebut!"
"Ah, apa gue bilang Lo pasti kepilih jadi kandidatnya! Gue tersingkir, tapi ngak apa-apa karena ada lo," ujar gebby tersenyum lebar.
Falisya hanya memutar bola matanya malas. Dia benar-benar tidak minat dengan semua ini, bahkan dia berdoa agar tidak memenangkan pemilihan ini. Perhitungan telah di mulai, nilai ketiganya bersaing cukup ketat. Karena selisihnya hanya satu dan dua saja, setelah sepuluh menit kemudian, nilai falisya dan satria seimbang sedangkan nilai Bianca telah ketinggalan jauh sekali. Akan tetapi kini kertas pemungutan suara telah habis dan dinyatakan falisya dan satria imbang.
"Karena kertasnya telah habis, jadi poinnya saat ini imbang!" ujar Alif.
"Gue belum ngasih suara!" ujar Mahendra dari balik pintu.
Dia langsung berjalan memasuki ruangan dan memberikan kertas itu kepada Alif dengan tatapan yang datar, "Kenapa Lo baru ngasih? Bukannya dari tadi semuanya sudah mengumpulkan kertas ini?"
"Yang Lo butuhin satu suara lagi kan untuk menentukan pemenangnya? Jadi gue kasih pilihan suara gue!"
"Oke!" Alif menerima kertas tersebut dan langsung membukanya , kini tiba-tiba saja raut wajah Alif menjadi kesal karena yang di pilih Mahendra adalah satria jadi otomatis falisya tersingkir!
"Alhamdulillah, aaaa suami gue pahlawan gue! gumam falisya bersorak dalam hatinya.
"Satria," teriak Alif.
"Yes!" satria langsung bangkit dan menuju ke depan.
"Selamat ya sudah menemukan wakil ketua lagi," ujar Mahendra menyeringai dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Falisya juga ikut berlari dan mengejar Mahendra, dia langsung menarik tangan lelaki itu dan tersenyum lebar membuat Mahendra menaikkan satu alisnya dan menepis tangan falisya.
"Ngapain Lo senyum-senyum gitu?" tanya Mahendra.
"Makasih ya udah loloskan gue dari anggota OSIS, gue senang banget!"
"Argh, sialan. kenapa Lo senang? Seharusnya kan Lo marah sama gue!" protes Mahendra.
"Maksudnya?" tanya falisya tidak mengerti.
Niat Mahendra adalah menggagalkan rencana falisya untuk dekat-dekat dengan alif, akan tetapi malah sebaliknya. Wanita itu terlihat sangat bahagia karena tidak terpilih, membuat Mahendra menggaruk keningnya yang tidak gatal.
"Ah, sudahlah! Minggir lo, jangan dekat-dekat gue kalau ngak mau gue berniat kasar sama lo!" ketus mahendra dengan tatapan tajam.
"Dih kenapa sih curut itu, ah bodo amat yang penting gue ngak jadi anggota OSIS lagi, gue bahagia syalalalalala." falisya langsung berjalan menuju kelasnya dengan langkah yang ia buat menjadi lebar karena bahagia.
"Awww!" falisya terjatuh karena menabrak seorang lelaki.
"Eh, maaf gue ngak sengaja!" lelaki itu membantu falisya untuk berdiri.
"Aw, silau! Bidadari dari mana lagi ini, tuhan. Sungguh nikmat yang luar biasa.", gumam kenzo dengan manik mata yang tidak dapat terlepas dari menatap falisya.
"Kak kenapa ya? Ada yang aneh sama wajah gue?" tanya falisya.
"Ngak kok, kenalin nama gue kenzo!" lelaki itu mengulurkan tangannya dan di balas oleh falisya.
"Falisya," sahut falisya dengan tersenyum manis.
"Jadi gini rasanya?" ujar Kenzo.
"Rasa apa, kak?" tanya falisya polos.
"Rasanya menegang tangan calon istri!" ujar Kenzo dengan tertawa kecil.
"Hahahaha, teman kak mahen pasti ini, soalnya sama anehnya," batin falisya.
"Udah makan belum?" tanya Kenzo.
"Sudah,"
"Kok sudah sih, kan belum gue suapin!" protes Kenzo lagi dengan tertawa.
"Kan gue punya tangan, kak!"
"iya, udah di jaga ya untuk Salim nanti pas selesai kita akad!"
Julian yang melihat temannya yang memulai aksi itu, langsung mendekat dan mengusap kasar wajah kenzo tersebut sehingga lelaki itu terlihat kesal. Julian tersenyum kearah falisya.
"Jangan di dengerin ya, sayang . Eh, siapa namanya?" tanya Julian.
"Dih, ternyata sama saja!" batin falisya.
"Falisya, kak!"
"Oh falisya ya, jangan di dengerin ya si Kenzo! Dia mah ngak jelas orangnya kalau yang jelas cuma babang Julian seorang," ujarnya menaikkan satu alisnya.
"Iya udah kalau gitu falisya pamit ke kelas dulu ya kak, permisi!" falisya langsung berlari dan meninggalkan dua lelaki tersebut.
Dia cukup senang dengan candaan mereka namun falisya takut jika terlalu lama dengan mereka bisa keceplosan dan lebih parahnya si Mahendra datang dan lalu bergabung , makin membuat falisya mati kutu.
Falisya menghela nafasnya dan langsung masuk ke dalam kelas , dia duduk di kursinya dan memainkan ponsel. Tidak berselang lama akhirnya guru masuk ke kelas dan jam pelajaran pun di mulai. Falisya terus memperhatikan pelajarannya dengan baik.
"Falisya, nama Lo cukup unik untuk orang kampung! bisik Ariana.
Falisya langsung melirik kearah wanita yang baru saja membisikkan sesuatu ke telinganya, "Maksud Lo apa?"
"Ingat ya, Lo anak baru disini jadi jangan kecaperan, soalnya gue alergi lihat cewek tipe kayak Lo!"
Ariana memegang rambut indah falisya dan memutarnya, "Selagi gue bisa memakluminya maka Lo aman, jika gue sudah benar-benar muak maka habis Lo gue buat!"
"Emangnya gue salah apa?"
"Ini hari kedua Lo di bonceng sama kak Alif, sekali lagi gue lihat Lo masih di bonceng sama dia, maka Lo sendiri bisa lihat apa yang akan gue lakuin nanti, jauhi Alif dan Mahendra!"
"Gue ngak ada dekat dengan dua orang itu!"
"Itu kata si cewek caper ngak punya muka, makanya selalu mencari muka! Selagi gue masih baik hati ngasih lo peringatan maka jangan menguji kesabaran gue,"
Gebby langsung masuk kedalam kelas dan melihat Ariana duduk di kursinya, ia menatap tajam ke arah Ariana dan wanita itu dengan wajah yang acuh langsung pindah. Setelah itu Gebby langsung duduk di kursinya dan mebatap kearah falisya.
"Dia bicara apa sama Lo? Dia ngancem Lo?" tanya Gebby.
"Engga kok, emang orangnya suka ngancem apa?" tanya falisya.
"Dia paling sok berkuasa di kelas! Tapi gue ngak takut sama tuh anak, dia kaki tangannya kakak kelas si kayla, mangkanya gayanya songong banget!"
"Kayla?"
"Iya, Kayla sekelas sama kak Alif dan kak Mahendra ! Siapa pun cewek yang dekat sama orang itu maka akan berhadapan langsung sama kayla, dan menjadi korban bully selanjutnya, sebab itu gue ngelarang Lo ngedekatin dua lelaki itu,"
"Terus kenapa Lo terobsesi bangett sama mereka berdua? "
"Ngak apa-apa, cuma fans doang ngak akan jadi masalah sih,"
"Perasaan ngak ada istimewanya dua lelaki itu, kenapa harus begitu banget sih!" ujar falisya.
"Loh banyak dong spesialnya cuma gue ngak suka sama cara Kayla aja! Dia itu di nobatkan Queen sekolah global jaya, makanya banyak yang ingin gabung ke circle nya tapi gue ngak minat, karena pasti akan di jadiin babu doang!"
"Sudah pada tau akan jadi babu, tapi semua orang banyak yang mau gabung ke circle itu?"
"Iya, kata mereka sih ngak masalah asalkan terkenal di sekolah! Argh, gue gini aja cukup terkenal kok," ujar Gebby bangga diri.
"Hahaha, iya kan Lo cantik! Gue jadi penesaran sama yang namanya kayla," ujar falisya.
"Kayla? Namanya kaya ngak asing deh. Gue pernah dengar dimana ya?" batin falisya.
"Oh iya, temannya kak Mahendra kemarin kan bawa-bawa nama Kayla dan membandingkannya dengan gue! Apa benar Kayla yang itu yang mereka maksud!" gumam falisya.
Bunyi bel tanda jam pelajaran pelajaran telah selesai membuat seluruh siswa bersorak gembira, mereka langsung bangkit dan keluar kelas satu persatu, falisya dan Gebby hanya menunggu saja hingga benar-benar pintu tidak ada yang menghalanginya lagi.
"Falisya, jalan ke mall yuk, gue bosen banget dirumah mulu!"
"Boleh, kapan?" tanya falisya.
"Nanti, gue jemput kerumah Lo ya!"
"Engga usah, kita ketemu di tempat aja ya," tolak falisya halus.
"Iya udah deh, kalau gitu sampai ketemu nanti ya," Gebby langsung masuk ke mobilnya dan melambaikan tangannya.
Falisya sedang melihat situasi aman atau tidak untuk dia memasuki mobil mahendra , uang sakunya saat ini sudah habis maka dari itu falisya harus nekat pulang bersama mahendra.
"Sepertinya aman," dia mengendap endap dan membuka pintu mobil mahendra.
Matanya masih terus memantau keluar, saat tidak ada yang melihatnya dia langsung masuk dan menutup pintu, lalu dia bernafas dengan lega. Saat manik matanya menoleh kesebelahnya lalu ke belakang dia langsung membulatkan matanya dan terkejut.
"Falisya?" tanya Julian.
Di dalam mobil terlihat mahendra dan kedua temannya, mereka saling menatap dan juga terkejut. Falisya masih mematung di tempat dia bingung harus melakukan apa lagi untuk menghindarinya.