Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13.
Leticia membersihkan kamarnya yang telah berantakan, mengganti nya dengan kain sprei baru dan selimut baru.
Dan juga sarung bantalnya, dia ganti semua.
Kemudian membawanya untuk dicuci.
Dia tidak ingin ada bau Damian menempel di kain sprei nya.
"Nona, Tuan Damian memanggil anda!" seru Janet masuk kedalam paviliun.
"Aduh!" Leticia terkejut mendengar suara teriakan Janet memanggilnya.
"Mau apa dia, apakah sudah mau sarapan? cepat sekali dia mau pergi kekantor!" sahut Leticia tidak semangat.
"Tidak tahu Nona, Tuan Damian hanya menyuruh saya memanggil anda!"
"Baiklah"
Leticia harus bisa menahan diri jangan membantah perintah Tuan rumah yang arogan tersebut, dia sadar diri kalau dirinya hanya seorang pembantu, yang bahkan tidak ada hak untuk bicara.
Dengan berat hati Leticia memasuki Mansion Damian, dia sangat malas sering-sering berhadapan dengan Damian.
Damian telah duduk di kursi meja makan, tidak ada Kekasihnya di sana, hanya Damian sendiri.
"Apakah sudah waktunya saya membuat sarapan anda Tuan?" tanya Leticia berdiri jauh dari Damian.
"Duduk disini!" kata Damian bangkit dari duduknya, lalu manarik satu kursi yang ada di depan meja berhadapan dengannya.
Leticia bingung tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Damian.
"Duduk!" kata Damian sembari memberi isyarat dengan dagunya agar Leticia datang duduk ke kursi yang ditariknya.
Leticia tidak bergerak ditempat dia berdiri, dia tidak mengerti apa maksud Damian untuk menyuruhnya duduk di kursi yang ditarik Damian tersebut.
"Duduk!" ketiga kalinya Damian bicara, kali ini tekanan nadanya sedikit membentak.
Leticia terkejut mendengar nada suara Damian tersebut, ada apa sih dengan dia? pikir Leticia merasa kesal.
Mau tak mau Leticia akhirnya duduk juga di kursi yang ditarik Damian tersebut.
"Bagus!" kata Damian.
Dia kemudian memerintahkan Bibi Lina untuk menyediakan sarapan mereka.
Begitu Bibi Lina datang membawa sarapan keatas meja makan, Leticia cepat-cepat bangkit untuk membantu Bibi Lina.
"Duduk!" bentak Damian lagi memandang Leticia.
Leticia kembali terkejut mendengar bentakan Damian tersebut, dia pun kembali duduk.
Damian kemudian mulai memakan sarapan yang telah disediakan Bibi Lina di hadapannya.
Sementara Leticia bengong sendiri di kursinya, dia tidak menyangka ternyata Damian memanggilnya untuk sarapan pagi.
"Kenapa tidak dimakan sarapannya?" tanya Damian, dipandangnya Leticia yang tengah memandangi sarapan yang ada didepannya.
"Saya sarapan dibelakang saja bersama Bibi Lina dan Janet saja Tuan!" kata Leticia, lalu bangkit dari duduknya, meraih sarapannya untuk dibawa kebelakang.
Dukkk!!
Damian memukulkan tinjunya keatas meja makan.
Leticia terlonjak kaget, sarapan yang dipegangnya hampir terjatuh dari tangannya.
"Duduk! dan cepat sarapan!" bentak Damian marah pada Leticia.
Leticia begitu kesal dibentak Damian, dia terpaksa duduk kembali, lalu mulai memakan sarapannya dengan keadaan terpaksa, dan tidak berselera.
Perasaannya begitu canggung, karena dia tidak pernah sekalipun makan bersama Damian semenjak mereka menikah.
Damian melirik Leticia memakan sarapannya, melihat Leticia apakah memakan sarapannya sampai habis.
"Mulai besok dan seterusnya temani aku sarapan pagi!" kata Damian.
"A..apa?!" Leticia hampir tersedak.
Damian memberikan gelas air minumnya pada Leticia, tapi gadis itu tidak menerima gelas yang diberikan Damian.
Leticia mengambil gelas miliknya, dan meminumnya sampai habis.
Damian menatap gelas yang berada di dalam genggaman tangannya.
Sebegitu bencinya kah dia padaku? pikir Damian merasa sakit hati karena Leticia tidak menerima gelas yang diberikannya.
Damian meletakkan kembali gelas yang tidak diterima Leticia tersebut ke atas meja.
"Kenapa harus saya menemani anda sarapan Tuan? bukankah biasanya kekasih anda yang selalu datang setiap pagi menemani anda untuk sarapan pagi?" tanya Leticia dengan berani.
Wajah Damian spontan menggelap mendengar perkataan Leticia tersebut.
"Jangan membantah, dan nanti malam siap-siap menemaniku pergi ke undangan rekan bisnisku!"
Leticia tidak percaya dengan apa yang didengar nya, dia merasa sepertinya Damian salah minum obat.
"Maaf Tuan, saya tidak bisa! saya tidak ingin pergi, anda pergilah dengan salah satu kekasih anda!" kata Leticia seraya bangkit, dia tidak berminat untuk lebih dekat dengan Damian.
Leticia tidak mau dipermalukan didepan umum oleh Damian, dan dia adalah gadis yang belum pernah beradaptasi dengan kalangan orang kaya.
Wajah Damian sontak terlihat tidak senang dengan perkataan Leticia tersebut.
Bersambung.....