NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:66.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Lamaran

Alika duduk di tepi tempat tidur, tatapannya menerawang kosong. Pikirannya kembali pada kejadian malam itu, bagaimana Terry dan Widi hampir mencelakainya. Bayangan itu masih menghantui, membuat dadanya sesak.

Perasaan bimbang semakin menyesakkan dadanya, seperti belenggu yang tak terlihat namun erat mencengkeram. "Kak Arlan bilang akan melindungiku... melindungi Adriel, Bapak, dan janin dalam kandunganku. Tapi benarkah aku bisa mempercayai kata-kata pria itu? Bisakah aku benar-benar bersandar padanya tanpa takut dikhianati?"

Alika menghela napas yang terasa berat. "Dan jika pun Kak Arlan mampu melindungi kami, apakah Nyonya Widi akan membiarkan aku masuk ke dalam keluarga mereka? Ataukah aku hanya akan menjadi duri di matanya, seseorang yang tak pernah ia terima, yang akan selalu ia singkirkan?"

Alika menggigit bibirnya, ingatan akan pernikahan masa lalunya berkelebat di benaknya. Dulu, ia menikah tanpa restu orang tua. Ia pikir bisa menghadapi segalanya, tapi nyatanya pernikahan itu berakhir dengan kehancuran.

Apa ia akan mengulangi kesalahan yang sama?

Dan jika ia menikah dengan Arlan, apakah pernikahan mereka akan berakhir bahagia?

Alika sadar, ia hanya wanita biasa. Status sosialnya dan Arlan terlalu jauh berbeda.

"Apa Kak Arlan benar-benar menginginkanku sebagai istri, ataukah pria itu hanya menikahiku karena tanggung jawab pada janin dalam kandunganku?"

Alika mengusap lembut perutnya yang sedikit membuncit. Hatinya semakin kacau. Semua pertanyaan itu berputar di kepalanya, membuat pikirannya lelah. Ia menatap Adriel yang tertidur pulas di sampingnya. Napas bocah itu teratur, wajahnya begitu tenang.

Tak ingin terus larut dalam kegelisahan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatannya, Alika akhirnya membaringkan tubuhnya di sebelah Adriel. Ia menarik bocah itu ke dalam pelukannya, mencari ketenangan dari kehangatan anaknya.

Apa pun yang terjadi… setidaknya, untuk malam ini, ia hanya ingin merasa aman.

Di sisi lain, setelah masuk ke kamarnya, Arlan menutup pintu dan bersandar di sana, mengusap wajahnya dengan kasar. Napasnya masih berat, pikirannya kacau.

"Sial…!"

Ia tak bisa percaya dirinya kehilangan kendali seperti tadi. Setelah sekian lama menahan diri, malam ini ia justru lepas kontrol. Bibirnya masih mengingat rasa ciuman itu, hangat, lembut, dan nyata.

Arlan menggeram pelan, melangkah ke tengah ruangan lalu duduk di tepi tempat tidur. Ia menunduk, menatap tangannya sendiri. "Apa yang kulakukan tadi?"

Perasaannya pada Alika bukan hal baru. Ia telah menyukainya sejak lama, tanpa ia sadari. Perlahan-lahan, kelembutan, perhatian dan kasih sayang Alika pada Adriel telah menggerogoti pertahanannya. Wanita itu begitu tulus, begitu hangat, begitu lembut, sesuatu yang sudah lama hilang dari hidupnya sejak kepergian istrinya.

Namun…

Arlan mengepalkan tangan. "Apa aku terlalu cepat melupakan mendiang istriku?"

Perasaan bersalah menyelimutinya. Ia pikir hatinya tak akan bisa lagi merasakan cinta setelah kepergian ibu Adriel, tapi kenyataannya ia mulai jatuh hati pada Alika. Dan yang menakutkannya adalah... perasaan Alika.

"Dia tidak menyukaiku."

Alika selalu bersikap biasa saja padanya. Ia tak pernah menunjukkan tanda-tanda memiliki perasaan lebih. Hal itu justru membuatnya semakin berusaha menutupi dan menekan perasaannya sendiri.

"Mungkin hanya aku yang merasa seperti ini…"

Arlan membuang napas kasar, akhirnya membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Satu lengannya menutupi matanya, mencoba mengabaikan gejolak yang masih bergemuruh di dadanya.

"Aku tidak boleh lemah. Aku tidak boleh membiarkan perasaan ini menguasai pikiranku."

Namun saat menutup mata, bayangan Alika kembali muncul. Sosoknya, suaranya, bahkan kehangatan yang sempat ia rasakan tadi.

Malam ini, Arlan sadar…

Ia tidak bisa lagi menutupi dan menekan perasaannya, apalagi membohongi hatinya.

***

Pagi itu, suasana di ruang makan terasa berbeda. Arlan, Alika, dan Adriel duduk bersama seperti biasanya, tetapi ada kecanggungan yang tak bisa diabaikan.

Alika mencoba fokus pada sarapannya, tetapi ia bisa merasakan tatapan Arlan sesekali mengarah padanya. Ia berusaha bersikap biasa, tetapi jantungnya berdetak tak karuan, mengingat kejadian semalam.

Semalam berbeda karena Arlan melakukannya dengan sadar, tak seperti malam itu yang terpengaruh alkohol dan obat.

Adriel, bayi gembul yang biasanya paling cerewet saat makan, kali ini lebih banyak mengobrol dengan dirinya sendiri, mungkin karena merasakan suasana aneh di antara orang dewasa di sekitarnya.

Setelah sarapan selesai, Arlan meletakkan sendok dan garpunya, lalu berkata dengan nada tenang, “Aku akan mengantarkanmu ke rumah makan.”

Alika, yang sedang merapikan piringnya, spontan mengangkat kepala dan menatap Arlan.

"Mengantarku?" batinnya tak percaya.

Selama ini Arlan tak pernah melakukan itu. Biasanya ia hanya pergi ke kantor setelah sarapan, sedangkan Alika pergi sendiri ke rumah makannya bersama Adriel.

Namun, saat mata mereka bertemu, Alika buru-buru menunduk, menyembunyikan keterkejutannya.

Seolah tak terganggu dengan reaksinya, Arlan melanjutkan, “Nanti sore, aku juga yang akan menjemputmu dan Adriel.”

Alika masih merasa canggung, tetapi ia hanya mengangguk pelan. “Baik.”

Arlan tidak menambahkan apa-apa lagi. Ia hanya bangkit dari kursinya, mengambil jasnya, lalu berjalan keluar lebih dulu.

Sementara itu, Alika masih duduk diam, menatap piring kosong di hadapannya.

"Apa ini berarti sesuatu?" batinnya.

Ia menggeleng pelan, mengusir pikirannya sendiri. Yang jelas, hari ini akan terasa lebih panjang dari biasanya.

***

Sore bergulir menjadi malam, tetapi rumah makan Alika masih buka seperti biasa. Biasanya, tempat itu baru akan tutup sekitar pukul sembilan, dengan Arya yang bertugas merapikan segalanya sebelum mengunci pintu.

Di dalam, Alika tengah menggendong Adriel yang tampak mengantuk, sementara Arya menatap putrinya dengan lembut. “Apa kau akan menginap di sini malam ini?” tanyanya.

Alika menggeleng pelan. “Kak Arlan akan menjemput kami, Pak,” jawabnya dengan suara tenang.

Arya hanya mengangguk, tangannya terangkat mengusap kepala Adriel dengan penuh kasih. Tak ada komentar lebih lanjut, tetapi sorot matanya seolah menyiratkan banyak pertanyaan yang tak diucapkan.

Waktu berlalu, satu per satu pelanggan terakhir mulai meninggalkan rumah makan. Namun, hingga jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam, sosok Arlan belum juga terlihat.

Alika duduk di kursi dekat kasir, mencoba menenangkan dirinya. Ia tak berani menghubungi Arlan lebih dulu, takut mengganggu, atau lebih tepatnya, takut akan jawaban yang mungkin ia terima.

Namun, beberapa menit setelah rumah makan tutup, suara mesin mobil mendekat di depan bangunan.

Alika menoleh, melihat mobil Arlan yang akhirnya terparkir. Dari dalam, pria itu tampak menghela napas panjang sebelum akhirnya membuka pintu dan turun.

Langkahnya tegap seperti biasa, tetapi ada ketegangan samar di wajahnya. Ia berjalan mendekati Alika, matanya menatap lurus ke arahnya seolah sudah membuat keputusan besar.

“Ada yang ingin kubicarakan dengan ayahmu,” ucap Arlan, suaranya terdengar lebih serius dari biasanya.

Alika menegang. Ia tak tahu apa yang akan dikatakan pria itu, tetapi firasatnya mengatakan bahwa ini bukan sekadar obrolan biasa.

Sementara itu, di dalam dadanya, Arlan berusaha menata pikirannya. Ia tak ingin menunda lebih lama, ia harus melamar Alika malam ini. Ia tak mau kandungannya semakin besar sebelum mereka menikah.

Dan, lebih dari itu… ia tak mau kehilangan Alika.

Alika membawa Arlan masuk ke ruang tamu, di mana Arya sudah menunggu dengan tatapan penuh selidik. Ruangan itu sederhana, dengan kursi jati yang sudah mulai menua, tetapi tetap terawat.

Alika duduk di samping ayahnya, memangku Adriel yang mulai terlelap dalam gendongannya. Sementara itu, Arlan duduk berhadapan dengan Arya, wajahnya serius tanpa ada keraguan sedikit pun.

Merasa ada sesuatu yang penting, Arya melirik putrinya sebelum menatap Arlan. “Ada apa, Nak?” tanyanya dengan suara tenang, meski ia bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara.

Arlan tak membuang waktu. Dengan nada tegas dan langsung, ia berkata, “Saya datang untuk melamar Alika.”

Hening.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!