NovelToon NovelToon
Cinta Satu Malam CEO

Cinta Satu Malam CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Beda Usia / Kehidupan di Kantor
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Seorang gadis bernama Arumi terjebak satu malam di kamar hotel bersama pria asing. Tak di sangka pria itu adalah seorang CEO. Orang terkaya di kotanya. Apa yang akan Arya lakukan pada Arumi? apakah Arya akan bertanggung jawab dengan kejadian malam itu, lalu bagaimana dengan calon istri Arya setelah tahu hubungan satu malam Arya dengan Arumi. Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dengan Arya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ancaman untuk perusahaan Pak Rizal

Arya menatap tajam ke arah Salsa dan Nana.

"Apa yang sudah kalian lakukan pada istriku hah!" ucap Arya dengan nada tinggi.

Salsa dan Nana saling menatap. Mereka tampak takut saat melihat Arya. Sejak tadi, Nana dan Salsa hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf Kak Arya. Saya tidak bermaksud untuk mendorong Arumi tadi," ucap Salsa.

"Apakah selama ini kalian sering membully Arumi? kalian itu mahasiswi universitas terkemuka. Begini kelakuan kalian pada mahasiswi yang lain."

Nana mencoba menatap Arya. "Maaf Kak Arya. Kami cuma bercanda saja dengan Arumi," ucap Nana.

"Bercanda kalian bilang? aku lihat sendiri kalian mengintimidasi istriku. Dan kamu Salsa. Tadi kamu juga mendorong Arumi sampai dia terjatuh. Jika hal ini terulang lagi, kalian akan tahu akibatnya. Mengerti!"

Nana dan Salsa mengangguk.

"Maafkan kami Kak Arya. Kami janji, kami tidak akan mengulanginya lagi," ucap Salsa.

"Kalian berdua harus minta maaf sama istri saya."

Nana dan Salsa menatap Arumi.

"Arumi, maafin aku ya. Aku tidak bermaksud mendorongmu," ucap Salsa

"Aku juga minta maaf ya, karena ucapan aku tadi kasar sama kamu," ucap Nana.

"Sekarang kalian pergi. Dan jangan pernah ganggu Arumi lagi."

Nana dan Salsa kemudian pergi meninggalkan Arumi dan Arya. Setelah ke dua teman Fani pergi, Arumi menatap Arya.

"Mas Arya, makasih ya kamu sudah mau menolong aku tadi."

Arya menangkup wajah Arumi.

"Kamu nggak apa-apa kan Arumi? Apa yang sudah mereka lakukan sama kamu?"

"Aku sudah maafin mereka kok. Jangan diperpanjang lagi masalah ini."

"Arumi, apakah mereka sering jahatin kamu seperti ini? apa mereka sering bully kamu?" tanya Arya khawatir.

Arumi diam. Dia tidak mungkin mengatakan kalau orang yang sering membully nya adalah Fani dan ke dua sahabatnya. Arumi takut Arya tidak akan percaya padanya dan lebih membela adiknya.

"Arumi katakan. Jangan takut. Apa mereka sering melakukan bullying sama kamu?"

Arumi hanya mengangguk.

"Arumi, mereka itu teman-teman Fani. Apakah Fani juga sering menjahati kamu?"

"Kalau aku bilang Fani dan teman-temannya sering jahatin aku, apa kamu percaya?"

Arya tersenyum.

"Aku akan selalu percaya sama kamu Arumi. Mulai sekarang, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu."

"Makasih ya Mas. Kamu udah baik banget sama aku."

"Arumi. Aku ini suami kamu. Sudah kewajiban aku untuk melindungi kamu. Ayo sekarang kita pergi."

Arya merangkul bahu Arumi dan membawa Arumi naik ke mobil. Setelah itu mereka meluncur pergi meninggalkan kampus. Siang ini, Arya tidak akan membawa Arumi pulang. Tapi dia akan membawa Arumi ke kantornya.

"Mas, ini kan bukan jalan ke tempat kerja aku?"

"Emang sekarang kita mau ke mana Arumi?"

"Bukankah kamu mau ngantar aku kerja?"

"Mulai sekarang aku pindahin kamu di kantor pusat. Kamu nggak perlu jadi cleaning service lagi."

"Terus?"

"Mulai sekarang, aku akan ajari kamu untuk bekerja menjadi sekretaris pribadiku."

Arumi terkejut saat mendengar ucapan Arya.

"Apa! Sekretaris? kamu kan sudah punya sekretaris."

"Sekretaris pribadi itu beda Arumi sama sekretaris kantor. Kalau kamu, hanya khusus melayani keperluan pribadiku. Bukan keperluan kantor."

"Terus apa yang harus aku kerjakan?"

"Tinggal temani aku bekerja saja. Buatin aku kopi, pakaikan aku dasi, siapin aku handuk, siapin aku baju, dan masih banyak lagi yang lainnya."

Arumi cemberut saat mendengar ucapan Arya.

"Kenapa diam? Nggak senang dengan pekerjaan kamu?"

"Itu sih pekerjaan seorang istri di rumah Mas. Aku nggak mungkin melakukannya saat di kantor kan. Aku kan pengin kerja di kantor seperti staf lain. Tidak mau diistimewakan."

Arya meraih tangan Arumi dan menggenggamnya erat.

"Kamu sekarang istriku. Jadilah baik seperti apa yang aku mau. Kamu tidak usah terlalu bekerja keras, karena mulai sekarang, aku akan memenuhi semua kebutuhan kamu,"ucap Arya.

"Iya Mas."

Setelah sampai Arya di depan kantornya, Arya memarkirkan mobilnya. Sementara Arumi sejak tadi masih menatap bangunan besar itu. Bangunan itu, tampak lebih megah dari perusahaan Arya yang lain. Karena perusahaan itu adalah perusahaan lama Pak Rangga. Sementara perusahaan yang lain, adalah perusahaan cabang milik Arya.

"Ini yang kamu sebut kantor pusat?" tanya Arumi.

"Iya."

"Lebih luas ya dari tempat aku kerja?"

"Ini perusahaan ayahku Arumi. Kalau yang lain, itu perusahaan milik aku. Dan aku bekerja di sini karena aku sedang menggantikan Papa aku menjadi pemimpin perusahaan. Dan itu juga hanya sementara. Kalau Papa sudah sembuh, Papa mungkin akan kembali lagi ke kantor ini."

"Jadi papa kamu menyerahkan semua sama kamu."

"Iya. Aku kan anak laki-laki satu-satunya mereka. Masa mereka akan menyerahkan sama Fani. Dia belum lulus kuliah dan dia juga belum dewasa.*

Arumi manggut-manggut mengerti saat Arya menjelaskan semuanya.

"Ayo kita turun!" ajak Arya.

Arumi mengangguk. Setelah itu mereka berdua turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam kantor.

****

Pak Rizal dan istrinya saat ini masih berada di ruang makan. Mereka sejak tadi masih tampak menikmati makanannya.

"Pa, kemarin Olivia nelpon Mama," ucap Bu Rani ibu Olivia.

Pak Rizal terkejut saat mendengar ucapan Bu Rani. Pak Rizal langsung menatap istrinya di sela-sela kunyahannya.

"Apa! Olivia nelpon Mama? Terus apa yang dia katakan?" tanya Pak Rizal.

"Dia saat ini tinggal di rumah temannya. Kemarin dia bilang kalau dia pengin pulang, tapi Mama nggak mengizinkan dia pulang. Karena Mama masih kesal saja sama anak itu. Dia sudah membuat kita malu di depan orang banyak."

"Kita harus sabar menghadapi Olivia. Dulu Olivia itu anak yang penurut, tapi entah kenapa dia sekarang menjadi anak yang pembangkang," ucap Pak Rizal.

Di sela-sela Pak Rizal dan Bu Rani ngobrol, tiba-tiba ponsel Pak Rizal berdering. Pak Rizal mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

"Siapa Pa yang nelpon?"

"Asisten Papa di kantor. Kenapa malam-malam gini nelpon ya."

"Oh. Angkat aja Pa. Siapa tahu penting."

Pak Rizal kemudian mengangkat panggilan dari asistennya.

"Halo..."

"Halo Pak Rizal. Gawat Pak. Saya mendengar kabar, kalau Pak Arya akan memutuskan kerja sama dengan perusahaan kita."

"Apa!"

"Bagaimana ini Pak. Perusahaan Pak Arya kan, perusahaan terbesar yang menjadi penyokong perusahaan kita. Kalau dia akan membatalkan kerja sama dengan perusahaan kita, bagaimana dengan perusahaan kita. Apakah perusahaan kita akan kembali seperti dulu."

"Apa yang sebenarnya terjadi sih?"

"Pak Rizal, Pak Arya juga menarik kembali sahamnya yang sudah di berikan ke Olivia. Itu benar-benar akan membuat kita bangkrut Pak."

Pak Rizal tidak habis fikir, baru seminggu Olivia pergi, Arya sudah menarik kembali semua yang sudah dia berikan ke Olivia termasuk saham yang dia berikan pada Olivia.

Setelah bertunangan dengan Olivia, Arya memang memberikan beberapa persen saham perusahaan untuk Olivia. Itu hadiah Arya untuk calon istrinya. Namun ternyata, Olivia sudah mengecewakannya. Terpaksa Arya harus mengambil kembali apa yang sudah dia berikan ke Olivia. Dan Arya akan memberikan itu untuk Arumi istri sahnya.

Pak Rizal terduduk lemas setelah menerima telpon dari asistennya. Pak Rizal memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Pa, Papa kenapa?"

"Ma tolong ambilkan Papa obat. Sakit banget dada Papa Ma."

"Iya Pa iya. Papa tunggu di sini."

Bu Rani buru-buru pergi mengambil obat untuk suaminya. Setelah itu dia kembali dengan membawa obat untuk Pak Rizal.

"Ayo minum Pa, obatnya. Setelah itu kita istirahat di kamar."

Pak Rizal minum obat, setelah itu Bu Rani menuntunnya sampai ke kamar.

Pak Rizal duduk di sisi ranjang begitu juga dengan Bu Rani.

"Pa, bagaimana kalau mama telpon Olivia?"

"Tidak perlu Ma. Biarkan saja dia dengan keinginannya untuk pergi. Papa akan ke kantor Arya besok, Papa akan bicara sama Arya."

1
muna aprilia
lanjutkan
Dinda Putri
karya yang bahus
Nana Susanty
bagus
Adinda
pergi aja arumi kehadiranmu tidak diharapkan mereka terutama Arya, pergi tinggalin arya biar nyesal dia.
Adinda
mungkin Arumi anak orang kaya ayah dan ibunya mungkin cerai karena orang ketiga
millie ❣
Si Arya jadi laki yg tegas disamping itu karma loe jg harus menyadari semua diatur takdir jg semesta kannnn loe bs nikah ama Arumi perlakukan Arumi dgn baiklah jadilah suami yg tegas bisa melindungi arumi kelak dr keluarga loe org lain yg akan membully dia 😏😏
millie ❣
Gw kok kasian ama Arumi siiiiii kalau cinta satu mlm terjadi bukankah itu takdir harusnya bs bersatu apalg nanti kalau Arumi hamidun gmn donk pertanggung jawaban'y g kasian apa ??????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!